Setelah setahun pacaran, Luna dan Rafa sudah sangat dekat. Mereka memiliki hubungan yang harmonis dan saling mencintai. Namun, suatu hari Rafa mengalami kecelakaan motor saat tanding balap, dan dia kehilangan ingatan tentang semua yang terjadi sebelum kecelakaan itu, termasuk hubungan dengan Luna.
Luna sangat terpukul ketika mengetahui bahwa Rafa tidak mengingatnya lagi. Dia merasa seperti kehilangan bagian dari dirinya sendiri. Luna mencoba untuk mengingatkan Rafa tentang hubungan mereka, tapi Rafa tidak percaya.
"Aku tidak tahu siapa kamu," kata Rafa, dengan mata yang kosong.
Luna merasa sakit hati, tapi dia tidak menyerah. Dia memutuskan untuk mencoba mengembalikan ingatan Rafa, dengan menunjukkan foto-foto mereka bersama, mengingatkan Rafa tentang momen-momen spesial yang mereka alami bersama.
Tapi, Rafa masih tidak ingat. Dia bahkan mulai merasa tidak nyaman dengan kehadiran Luna, seperti ada sesuatu yang tidak beres.
Luna merasa seperti berada di persimpangan jalan. Apakah dia harus terus mencoba mengembalikan ingatan Rafa, atau apakah dia harus melepaskan Rafa dan melanjutkan hidupnya sendiri?
Setelah Rafa kehilangan ingatan tentang Luna, dia tidak bisa menerima kenyataan bahwa ada seseorang yang mengklaim sebagai pacarnya. Luna merasa sakit hati dan tidak bisa menahan diri untuk terus mencoba mengembalikan ingatan Rafa. Dia memutuskan untuk meninggalkan Rafa dan memberikan ruang bagi Rafa untuk menemukan dirinya sendiri.
Tujuh tahun berlalu, dan Luna telah membangun hidup baru. Dia telah melanjutkan pendidikannya dan memiliki karir yang sukses. Namun, dia tidak pernah melupakan Rafa dan masih memiliki perasaan yang kuat terhadapnya.
Rafa, di sisi lain, telah membangun hidup baru juga. Dia telah menjadi pebalap yang sukses dan memiliki reputasi yang baik di komunitas balap. Namun, dia masih memiliki perasaan kosong di dalam hatinya, seperti ada sesuatu yang hilang.
Suatu hari, Rafa menghadiri sebuah acara amal di kota tempat dia tinggal. Ketika dia sedang berjalan di sekitar area acara, dia melihat seorang wanita yang sangat familiar. Wanita itu memiliki mata yang sama, senyum yang sama, dan rambut yang sama dengan...
"Luna?" Rafa memanggil, dengan suara yang tidak percaya.
Luna menoleh ke arah Rafa, dan mata mereka bertemu. Rafa merasa seperti terkejut, seperti ada sesuatu yang tidak beres. Luna juga merasa seperti terkejut, tapi dia mencoba untuk tetap tenang.
"Rafa?" Luna menjawab, dengan suara yang lembut.
Mereka berdua berdiri di sana, saling menatap, tanpa mengatakan apa-apa. Ada banyak pertanyaan yang belum terjawab, dan banyak perasaan yang belum terungkap. Bagaimana?
Rafa dan Luna berdiri di sana, saling menatap, tanpa mengatakan apa-apa. Rafa merasa seperti terkejut, seperti ada sesuatu yang tidak beres. Luna juga merasa seperti terkejut, tapi dia mencoba untuk tetap tenang.
Tiba-tiba, Alina, tunangan Rafa, muncul di samping Rafa. "Rafa, apa yang terjadi?" Alina bertanya, dengan mata yang curiga.
Rafa tidak menjawab, dia masih terfokus pada Luna. "Luna, apa yang kamu lakukan di sini?" Rafa bertanya, dengan suara yang tidak percaya.
Luna tersenyum lembut. "Saya hanya kebetulan datang ke acara ini," Luna menjawab.
Alina memperhatikan interaksi antara Rafa dan Luna, dan dia merasa seperti ada sesuatu yang tidak beres. "Rafa, kamu kenal dengan wanita ini?" Alina bertanya, dengan mata yang semakin curiga.
Rafa tidak menjawab, dia masih terfokus pada Luna. "Luna, kita perlu bicara," Rafa mengatakan, dengan suara yang tegas.
Luna mengangguk, dan mereka berdua berjalan menjauh dari Alina. Alina memperhatikan mereka dengan mata yang penuh dengan kecurigaan.