Pembunuhan di Kastil Tua
Prolog
Hujan turun dengan deras, menambah kesan suram pada Kastil Voltaire yang berdiri megah di atas bukit. Pagar besi yang menjulang tinggi mengelilingi area, seolah menjadi penghalang antara dunia luar dan rahasia yang tersembunyi di dalamnya. Lampu-lampu kuning yang berkelip memantulkan bayang-bayang, sementara langit gelap penuh awan menyelimuti malam.
Delapan penulis terkenal telah diundang untuk merayakan ulang tahun ke-50 dari tuan rumah mereka, seorang miliuner eksentrik bernama Rainer Voltaire. Meski undangan itu datang dengan janji hiburan dan kejutan, sedikit yang tahu bahwa di balik dinding kastil ini, setiap langkah mereka akan membawa mereka lebih dekat pada rahasia yang mematikan.
Para penulis ini bukanlah orang biasa—mereka adalah orang-orang dengan reputasi besar dalam dunia sastra. Beberapa dikenal karena karya-karya fiksi psikologisnya yang mencekam, yang lain dengan novel-novel kriminal yang tajam dan penuh liku. Namun, malam itu, tidak ada satu pun dari mereka yang bisa menulis jalan keluar dari situasi yang akan datang.
Bab 1: Kehidupan yang Terkunci
Nina, seorang penulis thriller terkenal, berdiri di depan perapian besar, matanya menerawang ke api yang membara. Ia mengenakan gaun hitam panjang yang elegan, rambutnya yang cokelat gelap tergerai rapi, meski ekspresinya penuh dengan kecemasan. Tidak ada yang tahu apa yang membuatnya gelisah, tetapi satu hal yang pasti—ia merasa ada yang salah.
Di sebelahnya, David, seorang penulis misteri klasik, meremas gelas wiski di tangan kirinya. "Ini terasa seperti setup untuk salah satu novelnya, bukan?" ujar David, dengan suara rendah dan serak. "Semua elemen ada di sini—sebuah kastil, hujan, dan para penulis terkenal. Hanya kurang satu: pembunuhan."
Mereka berdua tertawa, tetapi tawanya terhenti ketika pintu besar ruang perjamuan terbuka. Rainer Voltaire, sang tuan rumah, masuk dengan langkah penuh percaya diri, mengenakan jas biru gelap yang menyatu dengan suasana malam. Senyumnya tipis, misterius. Ia terlihat lebih muda dari usia sebenarnya, dengan rambut perak yang mulai menyentuh pelipisnya.
"Kalian pasti sudah menikmati tempat ini," katanya sambil melangkah ke arah meja makan besar yang penuh dengan hidangan mewah. "Semoga kalian merasa terinspirasi di sini. Kastil ini memiliki cerita tersendiri. Dan malam ini, kita akan menciptakan cerita baru."
Semua penulis mengangguk, meski dengan tatapan yang beragam—beberapa di antaranya tampak ragu, lainnya hanya tersenyum diplomatis. Tetapi mereka semua merasakan sesuatu yang janggal, seolah-olah mereka hanyalah pemain dalam sebuah cerita yang ditulis oleh seseorang yang lebih besar dari mereka. Namun, siapa yang bisa menebak bahwa cerita itu akan berubah menjadi kisah yang mengerikan?
Tak lama setelah Rainer memimpin mereka menuju ruang makan, suasana berubah begitu intens. Pesta semakin meriah, namun ketegangan yang tak terlihat terus mengintai. Tidak ada yang tahu bahwa beberapa jam kemudian, Rainer Voltaire akan ditemukan tewas di ruang pribadinya, tubuhnya tergeletak di lantai dengan darah yang membanjirinya, seolah-olah ia adalah korban dari kisah yang telah ditulis sebelumnya.
Bab 2: Satu Malam yang Berubah Segalanya
Ketika Nina dan David berlari menuju kamar Rainer, mereka tidak bisa mempercayai apa yang mereka lihat. Tubuh tuan rumah tergeletak tak bernyawa di atas karpet merah tua. Di sekelilingnya, darah mengalir membentuk pola yang aneh, seperti sebuah pesan.
"Ini bukan kecelakaan," kata Nina dengan suara parau. "Ini pembunuhan."
David menatap tubuh Rainer dengan wajah tanpa ekspresi, tetapi matanya penuh kekhawatiran. "Siapa yang bisa melakukan ini? Kita semua di sini…"
Satu per satu, penulis yang lain masuk, dan semuanya terdiam. Mereka terjebak—di kastil yang terkunci, di tengah hujan deras yang tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti.
20.34
Saturday 12-07-2025