Plak!
Suara tamparan begitu keras sekali, tentu saja itu dilakukan oleh Gerry. Dia sangat cemburu melihat Davira sedang berbicara kepada teman laki-lakinya.
" Sudah keberapa kalinya aku melihat kau berbicara dengan laki-laki lain didepanku Davira"
Davira hanya memegangi wajahnya karena begitu terkejutnya, dimana semua orang menatap kearah Gerry dan Davira. Sebenarnya itu bukan kesekian kalinya tetapi udah sangat sering Gerry melakukan kekerasan kepada Davira.
Kini Elena sahabatnya Davira menghampirinya dan mencoba untuk memarahi Gerry.
" Kamu apa-apaan coba ha? Gak bisa kah jangan pakai kekerasan mulu" teriak Elena
Tatapan Gerry begitu tajam sekali, Elena mencoba untuk melindungi Davira yang masih menundukkan wajahnya sambil memegangi wajahnya.
" Minggir, ini bukan urusan kau Elena" bentak Gerry
" Tentu saja ini urusanku juga karena Davira adalah sahabatku" teriak Elena
" Minggir, ku bilang minggur" teriak Gerry sambil menarik Elena
Namun dengan keras hatinya Elena masih melindungi Davira, kini tibalah kedua temannya Gerry menghampiri mereka.
" Ger, stop jangan membuat keributan lagi" ucap Andra
" Ingat, sekali lagi kamu membuat keributan maka kamu akan di DO ger" sahut Mikko
Gerry terdiam, kini tatapannya begitu tajam sekali kepada Davira tanpa berbicara apapun lagi kini dia menarik Davira dengan sangat karas sekali.
Sehingga membuat Elena kembali berteriak karena dia sangat khawatir dengan keadaannya Davira.
" Gerry, Gerry" teriak Elena yang ingin menyusul
" Elena, biarkan mereka menyelesaikannya" ucap Andra menahan lengannya Elena
" Kalian gila membiarkan Davira dengan Gerry ha?"
" Sudahlah, percayakan saja semuanya kepada Gerry mungkin dia akan reda jika berdua dengan Davira"
Elena benar-benar sangat khawatir sekali, dimana Andra menggenggam tangannya Elena untuk pergi. Pandangan Elena masih tertuju kepada Davira yang ditarik Gerry dia berharap Gerry tidak begitu menyakiti Davira.
Sementara mereka berdua.
" Kamu tidak mau menjelaskannya?" tanya Gerry kepada Davira
" Dia hanya untuk menawarkan ikut kelompok dia Ger, hari ini Ibu Farida memberikan tugas untuk berkelompok tetapi aku memilih sendiri makanya dia menawarkan siapa tau aku mau ikut dengan kelompoknya" jelas Davira
" Jadi kamu ikut kelompok dia?"
Davira dengan cepatnya dia menggelengkan kepalanya.
" Tidak, aku sudah menolaknya"
" Jangan berbohong Davira" bentak Gerry sambil mencengkram dagunya Davira
" Aku tidak berbohong Ger"
Tiba-tiba!
Kringggg!
Suara bel berbunyi menandakan bahwa kelas selanjutnya akan dimulai,
" Aku masuk kelas dulu, kita bahas nanti"
Gerry melepaskan cengkramannya, lalu pergi meninggalkan Davira dia hanya bisa pasrah dengan sikap perilakunya Gerry. Rasanya ingin lepas tetapi dia tidak bisa.
Davira berjalan mengarah perpustakaan karena saat ini jam kosong, dia hanya ada satu kelas saja dari pada pulang mending dia mengerjakan tugas dari Ibu Farida sambil menunggu Gerry.
****
Davira yang sudah tiba di perpustakaan dia mencoba untuk mencari bahan tugas dari Ibu Farida, namun dia merasa bahwa ponselnya sedang bergetar dengan cepat Davira mengambilnya serta membaca pesan yang masuk tersebut.
= Kamu baik-baik saja Vi? =
Tentunya itu adalah pesan dari Elena, dia begitu sangat khawatir sekali dimana Davira mencoba untuk membalasnya.
= Aku baik-baik saja Elena, jangan khawatirkan aku mungkin Gerry tidak sengaja begitu =
= Tidak sengaja bagaimana Vir? Itu sudah kesekian kalinya, apa kamu benar-benar tidak ada berpikir untuk mengakhiri hubunganmu dengan Gerry? =
Davira terdiam sejenak, dia begitu bimbang sekali saat membaca pertanyaannya Elena. Tetapi hatinya tidak bisa berbohong karena dia masih menyayangi Gerry.
Davira menarik nafasnya dengan panjang, lalu dia membalas pesannya Elena dengan percaya dirinya bahwa dirinya tidak bisa melepaskan Gerry.
Setelah sudah membalasnya, Davira menaruh ponselnya diatas meja disamping buku tersebut. Tetapi baru saja hitungan beberapa detik ponsel itu diatas meja dimana Gerry datang secara tiba-tiba langsung mengambil ponselnya Davira.
Davira sangat terkejut saat kedatangannya Gerry, bukannya dia tadi berkata ada kelas? Namun kenapa dia ada disini sekarang.
" Mengirim pesan kesiapa?" tanya Gerry dengan nada yang mulai ingin marah
" Elena" jawab Davira dengan singkat
Merasa tidak percaya, akhirnya Gerry mengecek ponselnya Davira. Ternyata benar bahwa Davira sedang membalas pesannya Elena.
Namun tetapi, yang membuat Gerry terdiam merasa bersalah saat membaca balasannya Davira kepada Elena.
= Dia adalah cinta pertamaku, aku hanya memilikinya seorang walaupun dia begitu kasar kepadaku tetapi dia memberikan aku kasih sayang yang tidak pernah aku rasakan selama ini, aku tidak mempunyai siapapun Elena hanya Gerry yang aku punya itulah mengapa aku masih bertahan karena aku sangat menyayanginya Elena sampai kapanpun itu =
Balasan Davira benar-benar membuat Gerry tersentuh, dia tidak menyangka bahwa Davira akan bertahan dengan pria seperti dirinya padahal dia selalu bersikap kasar kepadanya namun rasa sayangnya masih begitu besar kepadanya.
Gerry menghelankan nafasnya, begitu sesak yang dia rasakan didadanya ada sebuah kesalahan yang telah dia lakukan selama ini kepada Davira.
Yang tidak bisa menahan emosinya jika rasa cemburunya menghantui dirinya. Itulah mengapa dia selalu bersikap kasar dengan Davira walaupun sebenarnya dia juga begitu menyayangi Davira dan takut kehilangannya.
" Setelah ini apa kamu ingin pergi jalan-jalan?" tanya Gerry membuat Davira terkejut
Sebuah keajaiban jika Gerry mengajaknya terlebih dahulu, karena Gerry orangnya tidak suka diajak kemana pun selaij pergi kuliah atau bertemu dengan Davira.
Gerry mengangkat satu alisnya saat melihat Davira begitu terkejut sekali, kini dia pun kembali membuka suaranya.
" Mengapa menatapku seperti itu?"
" Apa kamu tidak salah mengajakku untuk pergi jalan-jalan?"
" Ada yang salah?"
" Tentu saja, karena kamu biasanya tidak suka diajak pergi. Namun sekarang terasa aneh jika kamu mengajak"
Seketika Gerry merasa kesal dengan jawabannya Davira dia pun berdiri hal itu membuat Davira sangat kebingungan.
" Sudahlah tidak jadi" ucap Gerry dengan ketusnya dan pergi
" Kamu mau kemana Ger?"
Namun Gerry tidak menjawabnya, Davira hanya menggelengkan kepalanya saja melihat tingkahnya Gerry yang cepat merajuk itu.
Padahal apa susahnya menjawab tanpa merajuk, kini Davira kembali menyelesaikan tugasnya dari Ibu Farida. Karena dia berniat untuk mengumpulkannya lebih awal dari pada harus menunggu minggu depan.