Kucel atau nama aslinya adalah Randi faris adalah seorang remaja berusia 19 tahun. Ia tinggal disatu rumah kecil di dalam gang sempit. Ia hanya tinggal sendiri karena ayah dan ibunya dia sudah meninggal dunia. Ia dipanggil kucel karena memang tampilan Randi agak sedikit berantakan. Rambutnya yang gondrong tidak pernah di potong dan bajunya yang ia pakai itu selalu lecak. Randi juga memiliki sedikit gangguan pada pemikirannya. Tak banyak juga orang-orang yang menganggap si kucel ini orang gila.
Tetapi tidak dengan tetangga mereka. Tetangga kucel adalah orang yang sangat sayang sekali dengannya karena meski bagaimanapun sejak orang tua nya kucel masih hidup, mereka sangat perhatian dan suka berbagi kepada orang-orang disekitarnya. Oleh karena itu, ini mungkin balasan tetangga kucel kepada keluarganya kucel.
Pak Karyo, salah satu tetangga kucel yang sangat perhatian dengannya. Tidak jarang juga pak Karyo memberikan makan kerumah Kucel. Karena Pak karyo tidak memiliki anak, Kucel lah yang sering kali ia sayangi layaknya anak sendiri.
Kucel juga termasuk orang yang gemar sekali berinteraksi dengan orang lain. Bahkan sampai dengan kondisi kucel seperti ini, dia tak jarang juga berinteraksi dengan orang lain, ya walaupun terkadang tanggapan orang lain menganggap kucel ini orang gila.
Suatu ketika saat tengah malam.
Kucel baru saja membeli makan di luar rumah. Memang saat itu banyak tempat makan yang sudah tutup karena memang sudah tengah malam. Tidak putus asa, Kucel memutuskan untuk terus mencari tempat makan sampai ketemu karena ia memang sangat lapar saat malam itu. Sampai ketika ia menemukan tempat makan yang memang buka 24 jam. Saat itu kucel memutuskan untuk membungkus saja makanannya karena ia lebih nyaman ketika makan dirumah saja.
Saat di perjalanan menuju kerumah, ia melewati jalan setapak yang lumayan gelap. Ia terus berjalan sampai ketika ia menemukan jalan bercabang. Kucel pun keheranan melihat jalan bercabang itu, karena saat sebelumnya ia melewati jalan ini, ia hanya melewati jalan setapak saja. Kenapa ini malah jadi bercabang jalannya.
"Lah?.. Perasaan tadi ini cuman satu jalur deh jalannya. " Gumam Kucel.
"Ah.. Namanya juga perasaan kali. Mungkin tadi lupa karena laper kali ya? Eh sekarang kan juga lagi laper ya? Aduh gimana sih ni, emang kalau lagi laper pikiran suka kemana mana." Ucap Kucel yang bertengkar dengan ucapannya sendiri.
Saat itu Kucel memutuskan untuk memilih arah jalan yang kanan. Saat ingin jalan ia tiba tiba merasa pusing dan seperti ada yang mendorongnya.
"BRAKKK..... (Suara tubuh terkapar) "
Entah apa yang terjadi, tiba tiba tubuhnya Kucel terkapar begitu saja. Namun tidak berlangsung lama tiba tiba kucel merasa biasa saja dan ia tidak menyadari bahwa ia sebelumnya terjatuh. Pusing yang tadi dialaminya tiba tiba hilang begitu saja.
"Lah, tadi kenapa pusing banget ya? Tapi kok tiba tiba sekarang malah hilang begitu saja? " Ucap Kucel yang semakin keheranan.
Saat melihat kearah depan, alangkah terkejutnya ia bukan ditempat yang sebelumnya lagi. Ia malah berada di depan halaman rumah sederhana yang atapnya terbuat dari daun kelapa dan dindingnya yang masih menggunakan bambu. Di depan pintu rumah itu, terdapat dua sepasang suami istri yang berdiri melihat Kucel. Umurnya sudah bisa dibilang sudah cukup berumur. Mereka tersenyum dan melambaikan tangannya seolah-olah menyuruh Kucel untuk datang ke rumah tersebut. Kucel pun dengan sedikit keheranan dan rasa penasarannya perlahan mulai mendekati rumah itu. Saat sudah hampir dekat. Laki-laki tua yang sedaritadi berdiri di pintu rumah itu berkata.
"Duduk dulu sini, nak. " Ucapnya dengan nada yang sangat lembut sekali dan sedikit serak.
"I.. ya.. Pak.. " Ucap Kucel yang sedikit terbata-bata dan menuruti ucapan laki-laki tua itu.
Kemudian laki-laki tua itu duduk disamping Kucel. Saat Kucel duduk, perempuan tua itu masuk kedalam rumahnya. Saat sejenak duduk, perempuan tua itu kembali dengan membawakan dua cangkir teh hangat.
"Ini silahkan diminum dulu. " Ucap perempuan tua itu sambil kembali masuk ke dalam rumahnya.
"Yaampun bu, gausah repot repot. " Ucap Kucel.
"Gapapa, nak. " Balas singkat laki-laki tua itu.
"Saya mau pulang pak. Ini saya bawa makanan, tadi pas dijalan eh tadi malah ketemu rumah ini. "
(Laki-laki tua itu hanya tersenyum melihat ucapan kucel)
"Siapa nama kamu, nak? " Tanyanya.
"Randi, pak. " Jawab singkat Kucel.
"Si kucel ya? " Tanya lagi sambil menepuk-nepuk pundaknya kucel dengan wajahnya yang tersenyum ke arah Kucel.
Kucel yang mendengar nama itu disebut oleh laki-laki tua itu pun sangat terkejut dan langsung menatapnya.
"P.. pak.. tahu saya? " Tanya Kucel yang mulutnya sedikit gemetaran.
Karena memang jika kucel menyebutkan nama aslinya jarang ada yang mengetahui bahwa itu kucel.
"Tempatmu bukan disini nak. Setelah ini kamu pulang ya, nanti kita bertemu lagi kalau sudah waktunya. "
"Dan ingat satu hal ini. Diman dan Lina. "
Laki-laki tua itu menyebutkan dua nama yang Kucel sama sekali tidak mengenalinya.
Setelah menyebutkan nama itu, laki-laki tua itu kembali menepuk-nepuk pundaknya kucel dengan wajah yang sama, tersenyum. Tapi bedanya ketika ditepukkan, Kucel merasa kembali sangat pusing sekali dan kali ini ia tidak sadarkan diri lagi.
Dirumah Pak Karyo
Saat itu Pak Karyo dan istrinya masak lumayan banyak karena ada saudaranya yang ingin datang. Setelah saudaranya datang ini ternyata masih banyak makanan yang tersisa. Pak Karyo pun berinisiatif untuk mengantarkan makanan itu kerumah Kucel.
"Bu, ini sisa makanannya antarkan saja kerumah kucel ya? " Tanya pak Karyo kepada istrinya.
"Iya pak, sayang kalau di buang juga. Udah kenyang juga, kasih saja ke kucel. "
Akhirnya pak Karyo bergegas pergi kerumah Kucel untuk mengantarkan makanannya itu.
Dirumah Kucel
Tok... Tok.... Tok... (Suara ketukan pintu)
Ya, itu ketukan pintu yang diketuk oleh pak Karyo ke pintu rumahnya Kucel. Tetapi saat diketuk beberapa kali, tidak ada jawaban dari dalam rumah. Pak Karyo yang merasa curiga, langsung membuka pintu itu dan benar saja pintu rumah itu tidak dikunci. Saat masuk kedalam rumahnya, tidak ada tanda-tanda Kucel dirumahnya. Disaat itu Pak Karyo berpikir bahwa Kucel sedang pergi keluar rumah. Tanpa pikir lama lagi, Pak Karyo menaruh makanan yang ia bawa di meja makan rumah itu.
Satu hari setelah Pak Karyo mengantarkan makanan kerumah Kucel, ia berniat untuk mengambil piring yang ia bawa kemarin dan sekalian menanyakan kabar Kucel kemarin.
Saat kembali kedalam rumahnya Kucel, ia kembali mengetuk pintu rumahnya dan masih sama seperti kemarin, tidak ada jawaban apapun dari dalam rumahnya.
"Aneh, tidak seperti biasanya. Ia tidak mungkin sampai dua hari tidak ada dirumah. "
Pak Karyo kembali membuka gagang pintu itu dan benar saja sama seperti kemarin, pintu itu tidak dikunci dan didalamnya tidak ada orang sama sekali. Lebih terkejut ketika Pak Karyo melihat makanan yang ia bawakan kemarin itu masih utuh, tidak tersentuh sama sekali. Ia pun langsung pergi keluar rumah itu dan pergi ke ssbelah rumah Kucel.
Tok... Tok... Tok.. Suara ketukan pintu yang cepat dan rasa panik yang besar.
"Iya sebentar" Ada jawaban suara perempuan dari dalam rumah itu.
Tidak lama kemudian, keluarlah satu perempuan yang tidak terlalu tua membukakan pintu. Namanya bu Rita. Ia adalah tetangga terdekat yang lumayan seringkali berinteraksi dengan Kucel.
"Loh, pak Karyo? Ada apa pak? " Tanya Bu Rita.
Pak Karyo pun menceritakan semua keanehan tentang Kucel kepada Bu Rita.
"Ohh, terakhir saya lihat itu kemarin pak. Cuman ia masih didalam rumahnya sih, setelah itu memang saya tidak melihatnya lagi. "
"Aduh kemana ya dia? " Tanya pak Karyo yang sedikit khawatir dengan Kucel.
"Memangnya Pak Karyo sudah mencarinya kepasar? Biasanya jam segini dia berada di pasar. "
"Belum sih, terimakasih ya bu Rita. Saya mau langsung ke pasar saja mencarinya.
" Iya pak sama-sama. Nanti saya kabari lagi kalau saya melihat Kucel. "
Sudah hampir setengah hari mencarinya dipasar, namun itu semua nihil dan pak Karyo sudah hampir putus asa mencari Kucel. Karena sudah lelah sekali, ia memutuskan untuk pulang kerumah dan berniat mencarinya esok hari.
Esok harinya saat pagi hari
Ada panggilan telepon ke handphone pak Karyo entah siapa. Nomornya tidak dikenal masuk kedalam handphone nya, pak Karyo pun segera mengangkat telepon itu.
"Selamat pagi pak, apa benar ini orang terdekatnya Randi Faris? " Tanya orang itu.
"Iya benar pak, memangnya ada apa ya? " Tanya balik pak Karyo kepada orang yang tidak dikenal itu.
"Kami dari pihak rumah sakit ingin memberitahukan bahwa pasien sedang dalam kondisi koma dan kritis, bapak bisa langsung kerumah sakit yudisdraktut untuk menjenguknya. " Ucap orang itu.
"Baik pak. " Jawab singkat Pak Karyo sambil langsung menutup panggilan telepon nya dan langsung berangkat menuju kerumah sakit yang sudah disebutkan itu.
Kembali ke Kucel.
Entah berapa lama ia tidak sadarkan diri, tiba-tiba mata Kucel terbuka pelan dan melihat dihadapannya sudah banyak orang. Ia melihat tangannya sudah di infus dan mendengar beberapa tangisan dari orang yang ada dihadapannya itu. Terlihat ada Pak Karyo disitu dan bu Rita serta beberapa tetangga Kucel lainnya. Kucel berusaha duduk walapun rasa pusing yang masih berasa. Ia pun melihat ada dokter dan suster yang disampingnya. Ia memperhatikannya dan sampai ketika ia melihat nametag yang berada di sebelah saku dokter dan suster itu. Kucel terkejut melihat nama itu.
"Diman..? Lina...? " Tanya Kucel yang sangat lirih pelan.
Karena Pak Karyo berada disampingnya, ia mendengarkan apa yang diucapkan oleh Kucel. Ia pun tersenyum kepadanya dan kemudian berbisik pelan di kupingnya Kucel.
"Namanya sama ya? " Bisik pak Karyo.
Kucel hanya bisa menoleh ke arah pak Karyo dan menatapnya.
"Mungkin kamu sudah lupa dengan kedua nama itu. "
"Lupa? Memangnya siapa mereka? " Tanya Kucel yang keheranan.
"Dia adalah orang yang bersama kamu sejak kamu lahir. Mungkin mereka kangen denganmu. Jawab pak Karyo yang menutup pembicaraan karena dokter menyuruh para tamu keluar agar Kucel dapat istirahat dan cepat benar-benar sembuh total.
Entah itu mimpi buruk karena terlalu lelah atau memang itu benar terjadi. Aneh tapi nyata. Tapi siapakah sosok Diman dan Lina? Mari kita berpetualang di dua sisi yang berbeda.