Di bawah langit malam Lumina yang bertaburan bintang, lahirlah Puteri Derls, satu-satunya pewaris tahta kerajaan yang megah. Saat usianya beranjak delapan belas tahun, usia di mana sang Raja berharap putrinya segera menemukan jodoh, Derls, dengan jiwanya yang merdeka, menolak. Ia mendambakan cinta sejati, bukan sekadar perjodohan kerajaan. Kesedihan menyelimuti Raja dan Ratu.
Maka, tercetuslah ide sebuah pesta dansa topeng—acara megah yang diharapkan mampu mempertemukan Derls dengan takdirnya. Desas-desus pesta itu menyebar bak percikan api, membakar semangat para bangsawan dan rakyat jelata.
Malam tiba. Puteri Derls, anggun dalam balutan gaun hijau zamrud dan topeng misterius, mencuri perhatian seluruh hadirin. Kecantikannya bagai bulan purnama, memikat setiap mata yang memandang. Namun, di tengah sambutan meriah, sebuah kejadian tak terduga mengubah segalanya. Seorang pria bertopeng hitam, dengan mata biru tua yang dalam, mengajaknya berdansa.
Tarian mereka bagai pusaran angin, penuh gairah dan misteri. Namun, begitu musik berhenti, pria itu lenyap, meninggalkan Derls dengan rasa penasaran yang membara dan sebuah kalung perak—kenang-kenangan yang dingin namun menyimpan kehangatan yang tak terjelaskan.
Keesokan harinya, di tengah hiruk pikuk Pasar Raya Lumina, Derls—yang ditemani Ibunya—mencari sesuatu yang lebih dari sekadar buah langganan mereka. Ia mencari pria bermata biru tua itu. Di antara kerumunan pedagang dan pembeli, matanya menangkap sosok seorang pemuda tampan di sebuah kios buah. Mata biru tua itu…
Detak jantung Derls berpacu. Adakah ini dia? Pria misterius dalam topeng hitam itu? Atau hanya sebuah kebetulan yang tak terduga? Keraguan menggerogoti hatinya. Namun, ada sesuatu yang menariknya, sebuah ikatan tak kasat mata yang membuatnya terpaku. Ia mencoba membayangkan topeng itu, membandingkannya dengan wajah pemuda itu. Kemiripannya… menakjubkan.
Apakah pemuda penjual buah itu adalah pria bertopeng yang telah mencuri hatinya? Atau ada rahasia lain yang tersembunyi di balik topeng dan mata biru tua itu? Saat Derls hendak menyapa pemuda itu, sebuah bayangan gelap melintas di antara mereka. Sebuah tangan dingin menyentuh bahunya, membisikkan ancaman, "Jangan mencari yang tersembunyi, Putri. Atau kau akan menyesal."
Derls menoleh, namun hanya menemukan kegelapan. Kalung perak di lehernya tiba-tiba memancarkan cahaya terang, lalu redup kembali, seakan memberi isyarat bahaya. Siapakah yang mengancamnya? Dan apa rahasia yang disembunyikan pemuda penjual buah itu? Petualangan Derls baru saja dimulai… dan kegelapan Lumina siap menelan siapa saja yang berani mengungkap rahasianya...