Mita tidak tau sejak kapan mulai menyukai dia, dia yg di sebutnya adalah adik kelasnya sejak pertama mereka bertemu mita sudah menaruh hati padanya. Tapi satu hal yang pasti perasaan itu semakin besar setiap harinya.
Adik kelas mita itu bernama lio, dia lelaki yg baik, dan penuh kecerian. Mita selalu memperhatikan lio diam diam. Saat dia sibuk mencatat siswa yg terlambat, saat dia menjelaskan sesuatu didepan banyak siswa , bahkan saat dia termenung sendirian di perpustakaan.
Mita berkata, "Aku menyukainya " gumam mita dia tak bisa berhenti untuk tidak memikirkanya, dia bahkan bingung akan dirinya sendiri, mengapa ini sangat membingungkan katanya!?
Suatu saat di sore hari ia melihat lio dengan sahabatnya sedang bergurau dan berpegangan tangan entah kenpa hatinya berisik akan hal itu, melihat itu membuatnya tertekan, dan marah.
Sebelum ia ingin menghampiri sahabatnya ia mencoba mengontrol emosinya terlebih dahulu, "aku tidak boleh seperti ini dia bukan siapa siapa ku aku harus tenang terlebih dahulu"katanya.
Seusai sahabatnya berbincang dengan lio ia menghampirinya dan mennanyakan hal yang jawabannya membuat ia harus berhenti mendekati lio.
"Risa"panggilnya terhadap sahabatnya
"apakah kau tdi bersama lio ris?" Tanya ku santai
" iya ta, dia pacarku!"
" wah ,kau memacarinnya sejak kapan, Mengpaa kau tidak memberitahu, dasar!!
Risa melihatku dengan tatapan sendu, dia berkata aku merasa kau menyukainya ta, karena itu aku tidak berani mengatakanya.aku dengan dia sudah lama menjalin hubungan,aku ingin memberitahumu akan tetapi aku ragu, dengan caramu menatap lio dan memperhatikan nya kau terlihat tertarik denganya , apakah ini cuma pikiranku atau memang iya begitu,!? tolong jawab jujur ta! "tatapnya mengarah seolah mencari jawabnya jujur dri mataku
Mita menghela nafas panjang dan berkata dengan tegas " ITU TIDAK MUNGKIN!! " kataku dengan nada tegas
Hening sejenak. Risa melihatku dengan tatapan senang, ternyata yang ia bayang bayangkan tidak sesuai dengan kenyataaanya menurutnya begtu.
Ia tersenyum melihatku dan bekata maaf kepadaku, aku hanya bisa tersenyum.
Mita melihat lio, yang sedang menungu Risa lalu berkata.
"Sepertinya kau sudah ditungu dengan dia," dengan nada mengejek ku.
Risa berlari kearah rio dan berpelukan dengan erat.
Mita tersenyum lirih melihat itu." Sukannya hanya sekedar mengagumi saja, tidak untuk memilikinya. "
Hujan terus turun, menyamarkan air mata yang akhirnya jatuh di pipi mita.