Dalam sebuah kerajaan yang hanya memiliki satu malam berbintang setiap seribu tahun, seorang gadis desa terpilih untuk menjadi penyulam langit-seseorang yang bertugas menyulam bintang-bintang ke kain langit menggunakan benang cahaya dari matahari terbenam. Namun, saat proses penyulaman dimulai, dia menyadari ada kekuatan gelap yang mencoba memanipulasi langit untuk menghapus malam berbintang selamanya.
KISAH DIMULAI.
Di sebuah negeri bernama Véradya, langitnya hanya menampakkan bintang sekali dalam seribu tahun. Masyarakat setempat menyebut fenomena ini sebagai "Malam Gemilang", malam di mana langit dihiasi ribuan bintang yang konon adalah doa-doa para leluhur yang telah meninggal. Untuk memastikan malam itu terjadi, seorang penyulam langit dipilih setiap seribu tahun untuk menyulam bintang-bintang menggunakan benang cahaya yang hanya dapat dikumpulkan saat matahari terbenam.
Kisah ini dimulai dengan Zhuo Yanmei, seorang gadis desa sederhana yang tinggal di pinggiran Véradya. Dia tidak pernah membayangkan akan terpilih menjadi penyulam langit, apalagi karena bakatnya lebih sering diremehkan oleh penduduk desa. Namun, ketika cahaya dari Menara Ilahi menunjuk ke rumahnya, seluruh desa terdiam. Yanmei, dengan hati bergetar, menerima tugas suci itu meskipun tidak tahu apa yang akan menantinya.
Ditemani oleh Mestre Kai, seorang penjaga kitab yang penuh teka-teki, Yanmei memulai perjalanan ke puncak Gunung Ætheris, tempat dia harus menyulam langit. Kai memberinya gulungan berisi pola bintang yang harus dirangkai dan benang cahaya yang mulai terkumpul sedikit demi sedikit dari matahari terbenam setiap hari.
Namun, di tengah perjalanan, Yanmei mulai merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Benang cahaya yang dia kumpulkan tidak cukup terang, dan gulungan itu mulai menunjukkan pola yang berubah-ubah.
"Kai," tanya Yanmei dengan nada cemas, "mengapa benang ini tidak cukup terang? Bukankah cahaya matahari sudah cukup?"
Kai terdiam. Wajahnya mengeras seolah menyembunyikan sesuatu. "Kadang, cahaya itu datang bukan dari luar, Yanmei, tapi dari dalam dirimu sendiri," katanya dengan suara berlapis makna.
Ketika mereka akhirnya tiba di puncak Gunung Ætheris, Yanmei menemukan sesuatu yang mengejutkan. Altar Bintang, tempat penyulaman seharusnya dilakukan, diselimuti kabut kelabu yang memadamkan cahaya di sekitarnya. Dari kabut itu muncul sosok wanita tua dengan mata menyala merah.
Wanita itu memperkenalkan dirinya sebagai Nyonya Umbra, seorang penjaga kegelapan yang telah dikutuk selama ribuan tahun. Ternyata, Malam Gemilang hanya bisa terjadi jika cahaya dan kegelapan bersatu. Namun, kerajaan telah menolak keberadaan Umbra, memenjarakannya di puncak gunung.
"Kau pikir cahaya itu mulia, Zhuo Yanmei?" tanya Umbra, suaranya penuh amarah.
"Tanpa aku, tanpa kegelapan, bintang-bintang itu tidak akan pernah bersinar!"
Kai, yang ternyata adalah sekutu Umbra, mengkhianati Yanmei dengan mencuri benang cahayanya. Namun, Yanmei tidak menyerah. Dengan hati penuh keberanian, dia menyadari bahwa tugasnya bukan hanya menyulam cahaya, tetapi juga menerima kegelapan sebagai bagian dari harmoni langit.
Dalam pertarungan terakhir, Yanmei menggunakan sisa benang cahaya yang dia miliki untuk membentuk jarum bintang. Dengan jarum itu, dia menembus kabut kelabu, merangkul kegelapan Umbra, dan menyulam pola terakhir di langit. Saat itu, langit Véradya memancarkan sinar paling indah yang pernah ada.
Penduduk desa yang menyaksikan dari bawah bersorak-sorai. Namun, Yanmei tahu, ini adalah akhir perjalanannya. Menjadi penyulam langit berarti dia harus menjadi bagian dari bintang-bintang itu selamanya.
Sebelum menghilang, Yanmei berbisik pada langit, "Jika bintang adalah doa, biarkan aku menjadi harapan bagi mereka yang percaya pada harmoni."
Malam Gemilang berakhir, tetapi nama Zhuo Yanmei dikenang sebagai penyulam langit terhebat dalam sejarah Véradya. Di setiap malam berbintang, penduduk selalu melihat bintang paling terang, yang mereka yakini adalah Yanmei yang terus menjaga keseimbangan antara cahaya dan kegelapan.