"Ceraikan aku Mattew !! Aku sudah tak tahan lagi hidup dengan mu?" Teriak jazlin.
"Apa maksud mu jas? Apa kurang nya aku di banding selingkuhan mu itu ha !!" Teriak Mattew yangbsudah hilang kesabaran.
" Karena itu lah aku minta cerai !!" Teriak jazlin tidak mau kalah.
"Baik lah bila itu mau mu, aku akan menceraikan kan mu saat ini juga." Kata Mattew lugas."Jazlin Morrison ku talak 3 dirimu saat ini dan mulai malam ini kau bebas dari ikatan pernikahan di antara kita." Tegas Mattew sambil berjalan meninggal kan kamar. Tak sengaja bertemu muka dengan ku saat akan ke kamar nyonya besar.
Aku hanya menundukkan kepala merasa tidak enak telah mendengar semua ini. Sedang Mattew hanya mendekatiku dan berkata.
"Apapun yang kau dengar, anggap saja angin lalu, hm." Berjalan menjauh dari posisi ku saat ini.
Setelah nya aku melanjut kan niat ku pergi ke ruangan nyonya besar untuk mengambil keranjang ku.
Tok tok
Ceklek
"Maaf nyonya, apa saya boleh masuk?" Kata ku sedikit tidak enak.
"Masuk saja Sa, ambil keranjang mu di dekat meja rias ku." Aku pun bergegas mengambil keranjang dan berniat langsung keluar kamar.
"Kalo begitu saya pamit dulu nyonya besar." Diangguki oleh nyonya besar.
.
.
.
.
Sebulan telah berlalu,perceraian tuan muda Mattew dan nona jazlin sudah di putus kan pihak pengadilan. Dan kedua nya sudah resmi berpisah.
Tapi yang jadi masalah, sejak perceraian nya tuan muda Mattew sering sekali pulang malam dan mabuk. Hingga pernah sekali aku memergoki nya mabuk dan membawa wanita ke dalam kamar nya.
Sial nya lagi aku sering mendengar suara suara laknat di dalam kamar tuan muda. Seperti malam ini saat aku ingin mengambil kan minum ibu ku, tak ku sangka aku harus bertemu dengan tuan muda dan pacar nya berjalan memasuki kamar.
"Selamat malam tuan muda." Sapaku saat berpapasan dengan nya.
"Hm...!!" Jawab nya tanpa ekspresi.
Tanpa menunggu aku pun bergegas meninggal kan mereka yang sempoyongan menuju ke kamar.
Begitu miris aku menyaksikan hidup tuan muda Mattew. Lelaki tampan ,kehidupan serba mewah, memiliki perusahaan di mana mana, tapi tak mendapat kebahagiaan dari pasangan hidup nya.
Nyonya besar pun sepertinya sudah kewalahan menghadapi perangai tuan muda. Sedang sang adek Mariam hanya bisa menyaksikan saja.
-
Hari ini seperti biasa aku menyirami tanaman di halaman depan rumah sesudah aku melakukan kewajiban 5 rekaat ku. Dan pasti nya masih begitu gelap.
Tapi itu sudah biasa ku lakukan dan aku tidak takut akan hal itu, karena ada security dan bodyguard yang sering berkeliaran di area perumahan jadi aku tidak takut kalo ada preman atau maling masuk ke rumah.
Di sudut taman tempat ku menyiram bunga aku seperti melihat bayangan yang turun dari mobil dengan jalan yang begitu kepayahan.
Setelah ku amati, aku merasa bahwa itu tuan muda Mattew yang pulang dari vlub malam. Saking mabuk berat dia beberapa kali terjatuh dan berdiri lagi.
Aku begitu kasian melihat penderitaan nya, hingga tak kuasa aku membiarkan nya begitu. Perlahan ku dekati beliau dan ku papah masuk ke dalam rumah.
Hingga masuk ke dalam kamar dan membaringkan nya di atas ranjang. Ku lepas sepatunya dan ku selimuti tubuh yang telah basah oleh keringat itu.
Tak tega rasa ku membiarkan dia begitu saja. Tapi etika seorang pembantu dengan majikan yang membuat ku sedikit kejam pada tuan muda Mattew.
Perlahan kutinggal kan tubuh terbungkus selimut dengan hati hati, saat akan berdiri tiba tiba sebuah tangan mencekal pergelangan tangan ku.
"Jangan tinggal kan aku, tetap lah di sini. Aku takut sendirian...hik hik hik." Apa dia mengigau? Tapi cekalan tangan nya begitu kuat di tangan ku.
**Dan dia menangis? Apa aku tidak salah dengar? Ya tuhan, apa sebegitu terluka nya dia dengan perceraian itu?** Batin ku terus bertanya tanya.
Akhirnya malam itu aku menemani nya tidur dengan aku bersimpuh di lantai dan kepalaku di pinggir ranjang. Sedang tangan ku tak pernah lepas dari cekalan nya hingga pagi menjelang.
"Apa yang kau lakukan di sini??" Teriak tuan muda saat mendapati diriku bersimpuh di pinggir ranjang nya.
"Bagaimana aku bisa pergi dari sini tuan....kalo tangan ku selalu anda pegang." Kata ku sambil menunjuk ke arah cekalan tangan nya.
"Ha...,eh ma_maaf. Apa aku menyakiti mu?" Tanya nya.
"Bukan masalah tuan muda, asal tuan bisa tidur apapun akan saya lakukan. Kalo begitu saya permisi dulu tuan muda." Diangguki oleh Mattew. Akupun berlalu dari dalam kamar nya.
Sejak hari itu, tuan Mattew sering sekali pulang mabuk di jam aku sedang menyiram tanaman. Entah lah kenapa bisa seperti itu.
Aku pernah berfikir, apa tuhan telah mengatur semua pertemuan kami di jam ba'da Subuh. Entah lah? Tapi dari semua pertemuan itu aku mulai menaruh simpati pada nya.
Rasa simpatik ku berubah jadi rasa ingin menjaga dan melindungi nya. Terdengar begitu naif, tapi itu lah yang kurasakan hingga detik ini.
Aku hanya bisa mencintai nya dalam diam ku. Karena aku menyadari kasta rendah ku tak kan pernah bisa bersanding dengan kasta tertinggi dari klan mereka.
Aku hanya bisa menjaga dan melindungi nya dari jauh. Dan akan seperti itu sampai selama nya.
Ibu pernah bicara kepadaku bahwa mencintai mereka sama saja dengan menghancur kan diri sendiri. Dan aku pun menyadari itu.
-
Subuh itu seperti biasa, aku akan menemukan nya tergeletak dekat mobil nya. Dengan susah payah aku akan memapah nya. Kali ini badan nya begitu berat bak orang yang sudah mati.
"Kenapa kau begitu berat tuan muda? Aku sungguh kepayahan membawa mu sampai ke sini...hah....hah....hah....ya tuhan kau begitu bau tuan??" Aku benar benar tak tahan dengan bau minuman yang kali ini sedikit berbeda.
Aku tidak membawa nya ke atas ranjang, melainkan kan ke kamar mandi yang ada di dalam kamar pribadi nya.
Ku buka seluruh pakaian nya terkecuali segitiga nya. Ku duduk kan dia di bawah shower lalu ku hidupkan dan air pun mengguyur seluruh badan nya.
Kusabuni seluruh badan dan kusampai kepala nya. Aku seperti memandikan bocah saja. Selesai memandikan dan mengelap tubuh nya, aku mulai membaringkan tubuh yang sudah bersih dan wangi.
Jangan tanyakan bagaimana aku menggantikan segitiga nya. Takut kalian pada iri....hehehe. hayo penasaran kan kalian???
Hingga seperti biasa dia akan memegang tangan ku hingga tertidur pulas. Pagi ini aku ingin sekali mengelus kepala nya agar dia terus mengingat sentuhan ku.
Di dalam tidur nya pun dia menangis.saat rasa cinta ini tumbuh pada nya, maka hatiku ini akan terasa sakit melihat nya menetes kan air mata.
"Aku mencintai mu tuan muda, tapi aku tak butuh balasan mu. Karena yang aku ingin kan kau bahagia dalam hidup mu." Gumam ku saat mengelus rambut nya.
"Aku juga mencintai mu Safia...."
.
.
.
Bersambung