WARNING BAGI YANG TIDAK SUKA BXB JANGAN BACA!
Sebenernya aku gabut aja sih buat cerita ini hihi, eh selamat membaca ya😗🤓
Di sekolah yang bernama sekolah Garuda ada anak murid laki laki kelas 3 yang sangat terkenal dengan kenakalan nya.
Dia selalu bikin onar, dan dia juga selalu datang terlambat bahkan sudah hampir setiap hari dia terlambat.
Dia terlambat bukan karna kesiangan melainkan dia selalu nongkrong Dangan teman teman nya, setelah nongkrong dia baru berangkat ke sekolah.
Dan dia adalah Devano Adinata, biasa nya orang orang memanggil nya vano lelaki nakal bahkan benar benar nakal.
Tapi di balik sifat nakal Devano, dia bukan nakal seperti laki laki pada umumnya yang selalu berisik atau pun meminta minta uang pada murid murid lain.
Devano sendiri memiliki paras yang sangat tampan bahkan benar benar tampan, hampir semua orang yang melihat Devano mereka akan langsung menyukainya.
Walaupun tampan Devano belum pernah memiliki rumor kalau dia punya pacar, bahkan dia sangat cuek pada wanita.
Ntah wanita itu cantik, kaya, berbadan bagus tapi Devano sama sekali tidak pernah tertarik.
Di suatu hari di sekolah Garuda ada anak baru bernama Mizan Renaldi, dia adalah murid pindahan dari kota yang sangat jauh dia pindah karna pekerjaan orang tua nya.
Mizan memiliki paras yang bisa di bilang cantik karna dia mempunyai kulit putih, bulu mata tebal, dan bibir kecil. di sekolah lama nya bahkan Mizan di cap sebagai lelaki cantik tapi Mizan bukan banci dia hanya sedikit cantik saja dia tak dekat dengan perempuan.
Lelaki yang bernama Mizan itu kini sedang berjalan menuju kelas nya, sebelum dia masuk guru dari pihak sekolah sudah lebih dulu memberi tahu dia akan masuk di kelas berapa.
Mizan pun masuk ke kelas baru nya, dia sudah di tunggu sedari tadi oleh wali kelas dari kelas itu.
"Silahkan kan masuk dan perkenalan diri kamu" ucap wali kelas itu, Mizan pun mengangguk dia mengambil nafas lalu "Halo semua kenalin nama saya Mizan Renaldi saya pindahan dari kota x" ucap Mizan dengan sedikit tersenyum.
"Halo mizan" kata beberapa murid kelas, mereka semua menyambut Mizan dengan baik dan itu membuat Mizan menjadi merasa bahagia.
"baik Mizan silahkan duduk di kursi kosong yang ada di sana" wali kelas itu menunjuk meja dengan salah satu kursi nya kosong dan ada di bagian belakang.
Kursi yang satu lagi di isi oleh seorang lelaki yang Mizan tidak bisa melihat muka nya karna lelaki itu sedang tertidur.
Mizan berjalan menuju kursi itu dan duduk di kursi itu, "DEVANO BANGUN!" Teriak wali kelas itu pada Devano yang sedang enak enak tertidur.
Mizan kini tau lelaki di sebelah nya itu ternyata nama nya Devano, Mizan menatap Devano sebentar karna dia tidak merespon apa apa saat wali kelas itu menjerit memanggil nama nya.
Kini Devano terbangun dia kaget melihat ada seseorang yang duduk di kursi sebelah nya, "anjing" kaget Devano dia bener bener tidur nyenyak sampai tidak tau kalau ada murid baru dan duduk di sebelah nya.
mendengar suara orang di sebelah nya Mizan langsung reflek menatap ke arah Devano, yang baru saja bangun dari tidur nya.
Mata Devano dan Mizan bertemu mereka saling tatap selama beberapa detik, setelah itu sadar Mizan pun langsung mengalihkan pandang nya kembali ke arah depan.
Pelajaran itu pun selesai mizan tapi masih melanjutkan tulisan nya karna tadi ada beberapa catatan yang belum Mizan tulis.
kelas kini sudah sepi hanya ada beberapa siswa saja di dalam kelas itu, Mizan belum mau ke kantin lagian juga dia belum mendapatkan teman.
Mizan sesekali menatap ke arah Devano karna dia tadi kembali tertidur dia sama sekali tidak menulis pelajaran yang di berikan oleh wali kelas nya.
kini Mizan sudah selesai menulis dia merasa bingung harus melakukan apa, dia ingin ke kantin tapi dia tidak tahu kantin nya ada di mana.
Mizan lumayan pemalu anak nya dia tidak berani berbicara duluan, kalau di ajak bicara ya dia bicara kalau tidak ya dia akan diam.
Mizan memutuskan untuk diam diri di kelas lagian dia tidak sendiri juga ada Devano di sebelah nya ada beberapa murid lain.
Karena merasa bosan Mizan pun mencorat-coret buku nya ntah itu dengan tulisan atau pun gambar yang abstrak.
saat Mizan sedang asik mencorat-coret buku nya tiba tiba ada segerombolan siswa yang masuk ke dalam kelas Mizan tampak nya itu siswa kelas lain karna Mizan tak melihat mereka saat kenalan tadi.
segerombolan siswa itu pun mendekat ke arah meja Mizan tapi Mizan menghiraukan nya, dan tiba-tiba salah satu Siswa itu duduk di atas meja nya Mizan.
"eh vano bangun lah gila" ucap siswa yang duduk di atas meja itu, dia sedang berusaha membangun kan Devano teman sebangku nya Mizan yang sedang tertidur itu.
"eh anak baru ya lu?" ucap salah satu siswa tadi, Mizan hanya menganggukkan kepalanya saja dia enggan untuk bicara.
"oh kenalin ikbal" ucap siswa tadi dia memperkenalkan diri nya pada mizan, "hm gua Mizan" ucap Mizan dengan sedikit menunduk.
"eh gua kita lu cewe gila" ucap siswa lain, "gua cowo" Mizan tidak terima diri nya di sebut wanita, Mizan sedikit kesal pada siswa itu.
"eh maaf, kenalin gua Yuda, ini Dimas udah lu jangan kenal sama yang lain itu" ucap siswa yang bernama Yuda itu, " hm iya gua Mizan" Mizan bangun dari duduk nya.
"mau kemana lu Mizan" tanya Dimas, Dimas adalah siswa yang duduk di atas meja. " ngga tuh bangun in dari situ biar gampang" ucap Mizan dia memilih untuk menduduki kursi yang lain.
"wih makasih" kata Yuda dan dia pun duduk di kursi nya Mizan, dan membutuh kan waktu yang lama untuk membangun kan Devano.
"lu pada bacot banget si ah" teriak Devano karena teman teman nya menganggu nya saat dia tidur, "ye lu tidur mulu, yaudah ah ayo sebat ga usah tidur mulu lu" ucap Ikbal.
"gua males" ucap Devano lalu dia kembali tertidur, "najis banget lu ah" ucap Dimas dengan kesal.
" udah ayo lah van lu biasa nya mau " ucap Yuda, mereka terus memaksa Devano untuk ikut bersama mereka.
Mereka terus membujuk Devano agar dia mau ikut bersama teman teman nya itu, sebenarnya bel masuk sudah berbunyi sedari tadi tapi mereka tidak memperdulikan nya.
"eh tadi nama lu Mizan kan " ucap dari siswi yang berada di dekat Mizan, Mizan tak menjawab tapi dia hanya mengangguk saja
"kenalin gua sela" siswi itu memberitahu nama dia, Mizan hanya masih mengangguk saja dia masih merasa canggung untuk menjawab nya.
tiba tiba ada satu siswi lagi dia mendekat pada Mizan tapi Mizan segera menjauh, " eh Mizan kan kenalin gua dini " siswi itu juga memperkenalkan diri nya.
Mizan hanya kembali mengangguk saja, "haha lu cantik Mizan, eh iya kata nya guru lagi rapat sel jadi kita jamkos sampe pulang" ucap dini.
Mizan mendengar sedikit perkataan dini yang kata nya jamkos sampai pulang karna guru guru sedang rapat, pantas saja teman teman nya Devano tidak kembali ke kelas nya di saat bel sudah berbunyi.
Mizan masih terus diam dan berdiri karna teman teman Devano belum juga pergi dan Devano belum juga mau ikut dengan mereka.
" eh udah lu berisik banget gila, kasian tuh si Mizan ga duduk dari tadi udah lah kalo si vano ga mau ga usah di paksa yang ada lu bikin berisik " ucap dini dengan berani pada teman teman nya Devano.
"sayang jangan marah marah, maaf kalo berisik ini si vano nya susah buat bangun kita ga bisa kalo ga ada vano" kata Yuda.
pantas saja dini berani marah pada mereka karna Yuda adalah kekasih nya, " kalo bukan pacar lu udah gua lempar nih pake buku" ucap ikbal dengan kesal.
" mati lu di tangan gua lempar cewe gua " ucap Yuda dengan penuh penekanan, " jijik gua berantem karna cewe " ucap Ikbal dengan nada jijik.
" ah udah anjing malah ribut nih bangun in dulu si vano baru berantem " ucap Dimas, dan mereka sudah benar benar cape mengajak Devano untuk ikut bersama mereka.
"Mizan bantuin gua ke buat bangunin vano dan suruh dia ikut kita " ucap Yuda, Mizan merasa kebingungan oleh teman UU hteman nya saja dia tidak bisa apa lagi dengan Mizan.
" ngga ah, sama kalian aja susah apa lagi sama gua ga bakal bisa deh " ucap Mizan dia tidak mau membangun kan Devano, " aduh coba dulu zan plis lah " ucap Yuda dia memohon agar Mizan mau membantu nya membangun kan Devano.
" jangan Mizan lu di suruh bangunin singa tidur apa ga di gigit lu " ucap dini pada Mizan tapi dia berbicara dengan sedikit berbisik.
Mizan hanya menganggukkan kepalanya nya tanda mengerti, " ayo Mizan bantuin gua " ucap Yuda dia terus meminta Mizan untuk membangun kan Devano.
kini Mizan berjalan menuju kursi nya dan Yuda segera bangun dari duduk nya, Mizan segera duduk di sana.
Mizan mendekat kan kepala nya pada Devano yang sedang tertidur, " gua ga tau lu siapa udah mendingan lu bangun temen temen berisik di sini, lagian dengan lu diem kaya gini ga bakal buat te.en teman lu pergi terus guru juga lagi rapat apa ga bebas lu nyebat nya " ucap Mizan pas di telinga nya devano.
Setelah Mizan mengatakan itu tiba tiba saja Devano bangun dan pergi keluar tanpa mengatakan apapun pada teman-teman nya.
semua teman teman nya kaget dia apa yang telah terjadi, " Mizan thanks, ngomong apa lu sampe di vano mau bangun" ucap Yuda dengan mengacungkan jari jempol nya pada mizan.
" udah sana dia nya udah ke sana kalian malah pada di sini " kata Mizan dia sudah kesal pada teman teman nya Devano karena mereka sedari tadi sangat berisik.
Mizan merasa sedikit lega karena teman teman nya Devano telah pergi dan kelas menjadi lumayan nyaman setelah ke pergian mereka.
Benar saja Mizan tidak belajar sampai pulang dan kini sudah waktu nya pulang, Mizan pun segera merapikan buku nya dan memasukan nya ke dalam tas nya.
Mizan kini hanya tinggal keluar dari kelas saja, tapi baru saja di melangkah teman-teman Devano dan Devano kembali ke dalam kelas.
Mizan mengabaikan mereka dan dia melanjutkan jalan nya meninggalkan kelas, Mizan kini di jemput oleh supir nya di menunggu supir nya di depan sekolah.
saat sedang menunggu Mizan melihat ada siswa yang sedang di kerumunin oleh banyak laki laki dan dia di katai kalau dia gay.
Mizan melihat nya menjadi kasian tapi Mizan tidak punya keberanian untuk membantu nya, setelah semua orang yang mengerumuni nya pergi Mizan bisa melihat kalau siswa itu sudah babak-belur.
Mizan mendekat dan memberikan botol minum yang dia sempat bawa dari rumah nya dia lupa tadi untuk meminum nya, siswa itu pun mengambil air minum itu lalu bilang terima kasih pada Mizan dan Mizan hanya mengangguk saja.
" makasih sekali lagi udah bantu aku " ucap lemas siswa itu, " hmm iya, tapi kenapa lu cuma diem saat mereka mereka pukul in dan ngatain lu" ucap mizan.
" aku udah terbiasa di gini in jadi ga ada guna nya buat ngelawan tenaga aku ga sekuat mereka " ucap siswa itu, " tapi lu ga selamanya harus kaya gitu, lu juga sesekali harus ngelawan" ucap mizan dia merasa kasian pada siswa itu.
tiba tiba supir Mizan sudah datang, " aku ga tau harus lakuin apa, eh itu kaya nya yang jemput kamu " ucap siswa itu.
"hm yaudah deh gua pulang dulu, eh nama gua Mizan lu?? " ucap Mizan, " oh iya Mizan aku tama kamu hati hati ya " kata siswa yang bernama Tama itu.
dan Mizan pun melangkah menuju mobil nya dan masuk k dalam mobil, saat mobil Mizan mulai jalan Tama melambaikan tangan pada Mizan.
Mizan hanya tersenyum dia tidak membalas lambaian nya itu, "tuan tadi nyonya bilang kalau, tuan dan nyonya akan pergi mungkin besok baru akan pulang " ucap supir Mizan.
Mizan hanya mengangguk ngangguk saja, Orang tua sedang sibuk mereka jarang bilang langsung ke Mizan kata nya sih ga ga tega.
Mizan pun sampai di rumah dia langsung ke kamar nya untuk Mengganti baju dan dia juga merasa sedikit lelah.
Sebulan sudah kini Mizan bersekolah di sekolah Garuda, Mizan kini mempunyai teman dekat ya bahkan sangat dekat yaitu Tama.
Mereka berdua sangat Deket kemana mana berdua, " ayo Mizan kita ke kantin kamu ngapain di sini terus " Tama ingin ke kantin tapi Mizan masih terus diam di depan kelas.
" bentar dulu tiba tiba kepala gua pusing " ucap Mizan sembari memegangi kepala nya, " yaudah ayo kita uks kamu sakit " ucap khawatir Tama pada teman nya itu.
"ga ga usah ini bentar lagi juga hilang ko kaya nya sih" ucap Mizan, kini dia berjongkok sambil memegangi kepala nya.
tiba tiba rombongan teman teman Devano lewat, " eh itu si Mizan kenapa dah??? " ucap Yuda pada teman teman nya.
" woy lu apa in si Mizan anjir " kata Ikbal pada Tama, " aku ga apa apa in kata nya Mizan kepala nya pusing " ucap Tama dengan sedikit ketakutan.
Devano hanya menatap mizan sekilas lalu dia berjalan kembali, dan teman-teman nya Devano sebentar sedikit khawatir saya dengan tapi mereka tidak bisa.
Tama benar benar khawatir " Mizan kamu pusing banget kah " ucap Tama, dia berjongkok di pinggir Mizan.
Mizan menggeleng kepala nya kini dia merasa kepala sudah tidak terlalu sakit lagi, " hm yaudah ayo kantin" ucap Mizan.
" kamu udah mendingan Mizan kalo ga kuat ayo ke uks aja" ucp Tama dia tidak mau nanti nya Mizan malah pingsan.
" udah ga gapapa ko santai aja, ayo kantin gua laper " ucap Mizan dia pun jalan duluan xke kantin, Tama pun sedikit berlari untuk mendekat pada Mizan.
" ih jangan ninggalin " ucap Tama, Mizan nya menggeleng kepala nya saja. sebenernya sepanjang jalan banyak yang menyebut boti pada tama.
Mizan tidak mengetahui kenapa mereka memanggil nya dengan sebutan boti atau pun gay, Mizan tidak berani untuk bertanya karna takut nya nanti malah Tama menjadi sakit hati.
Tama dan Mizan sebentar nya punya ke samaan muka mereka bisa di bilang sama sama cantik tapi beda nya Tama sangat terkenal seperti perempuan dari cara jalan nya cara bicara nya Tama memang seperti perempuan tapi tidak dengan Mizan dia hanya cantik saja di terlihat cool, tapi walaupun Tama seperti itu dia tidak banci dan cara berpakaian nya pun tidak seperti perempuan ya selayaknya nya laki laki pada umum nya. Mizan senang berteman dengan tama karna dia orang nya asik dan bagi Mizan dia adalah orang yang cocok untuk di jadikan teman.
ya walaupun kadang tidak suka dengan cara Tama tertawa dan berjalan tapi Mizan lama ke lamaan kadang dia bisa menerima nya. jika di tanya lebih cantik Mizan atau Tama ya sudah jelas jawaban nya adalah Mizan selain cantik kulit dia putih dia juga memiliki bokong yang lumayan besar tidak sangat besar hanya saja lebih besar di bandingkan cowo cowo pada umum nya.
kini Mizan sudah di kantin dan juga sudah memesan makanan, Tama juga begitu mereka makan lumayan terburu-buru karna bentar lagi bel masuk akan berbunyi mereka takut nya akan telat nanti masuk kelas.
selesai makan mereka langsung membayar dan juga mereka langsung berlari masuk ke kelas masing masing karna Mizan dan Tama mereka beda kelas.
saat Mizan masuk kelas baik nya dia tidak terlambat karna baru saja Mizan duduk guru datang, tapi Devano belum masuk ke dalam kelas.
guru sedang menjelaskan tugas yang harus mereka kerja kan, tiba tiba saja Devano masuk tanpa mengucapkan kan salam dia hanya masuk dan duduk.
guru itu mungkin sudah cape untuk memarahi nya jadi dia membiarkan itu, kini ternyata tugas adalah tugas kelompok dengan teman satu meja.
Mizan malas harus satu kelompok dengan Devano karna Mizan dan devano belum pernah mengobrol, itu akan membuat Mizan kesusahan.
apa lagi tugas nya bukan hanya satu bahkan mereka harus satu kelompok itu selama satu bulan penuh bahkan kata nya mereka berkelompok untuk waktu yang lama.
sebenernya nya ini bukan satu mapel saja mungkin ada dua tau tiga bahkan mungkin 4, karena tugas kelompok Minggu ini sanang banyak dan semua Nya Mizan satu kelompok dengan Devano bahkan hanya berdua saja.
kini waktu nya pulang mereka hari ini pulang lebih awal dari biasa nya, Mizan ingin mengajak devano untuk mengerjakan salah satu tugas nya.
tapi Mizan sedikit takutt untuk bilang nya pada devano, akhirnya Mizan memutuskan untuk bicara.
" hm Devano gimana hari ini kita ngerjain tugas " ucap Mizan dengan hati hati, " hmm " hanya itu yang keluar dari mulut Devano.
" apa hmm arti nya iya?" tanya Mizan pada Devano, Devano pun menatap mizan lalu mengangguk.
" ngerjain di mana? " tanya Devano dengan nada Dingin, " gua sih ngikut aja, serah lu mau dimana " ucap Mizan dia di mana pun mau.
" rumah lu? " tanya Devano, " ya ayo aja kalo lu mau " kata Mizan dan devano pun mengangguk
" yaudah ayo " ucap Mizan, Mizan kini sudah berjalan ke luar kelas dan Devano mengikuti Mizan di belakang.
tapi sebelum keluar Mizan menunggu Tama dulu di depan kelas nya, Devano merasa aneh apa yang sedang di tunggu Mizan.
" ayo " ucap Devano, " nanti gua masih harus nunggu teman gua dulu " ucap Mizan " siapa? " tanya Devano.
" itu si tama anak kelas sebelah " ucap Mizan dengan menunjukkan kelas nya Tama, Devano hanya mengangguk saja.
tak lama dari itu akhirnya Tama keluar dari kelas, " eh Mizan ayo " ucap taman dengan sedikit berlari menuju Mizan
" Ayo " ucap Mizan, dan kini mereka bertiga berjalan menuju keluar sekolah " Mizan kamu bareng Devano? " tanya Tama karna Devano terus ada di belakang Mizan.
" hm iya ada tugas yang harus di kerja in hari ini, tugas kelompok gitu " ucap Mizan dan tama pun hanya mengangguk angguk saja.
saat sudah sampai di depan sekolah Mizan dan Tama berpisah karna Tama sudah mendapatkan taksi nya, Mizan kini baru akan menghubungi supir nya.
" lu bawaa mobil ?" tanya Devano pada Mizan menggeleng kan kepala nya " di jemput " ucap mizan.
" ah lama " ucap Devano lalu pergi, Mizan hanya bisa diam menatap kepergian Devano yang ntah mau kemana.
tak lama setelah kepergian Devano tiba tiba saja ada mobil mewah berhenti di depan nya, " ayo masuk gc " teriak Devano di dalam mobil menyuruh Mizan untuk masuk.
dengan hati berat Mizan pun masuk ke dalam mobil nya Devano, dan setelah itu mobil Devano melaju dengan sangat cepat.
" di mana rumah lu? " tanya Devano pada Mizan, dan Mizan memberitahu di mana rumah nya dan kini mobil Devano melaju menuju rumah Mizan.
sesampai nya di rumah Mizan, satpam nya pun segera membuka kan pintu untuk mobil Devano masuk ke dalam rumah Mizan.
setelah itu mereka berdua turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah Mizan, saat masuk Mizan di sambut dengan senyuman manis dari mama nya.
" sayang ko udah pulang tumben banget?? gimana sekolah nya?? ada masalah?" tanya mama Mizan, Mizan sudah terbiasa dengan pertanyaan seperti itu oleh mama nya.
" aku juga ga tau mungkin guru nya rapat atau gimana, ya sekolah seperti biasa aja mah ga ada masalah cuma tadi pusing aja sedikit pas jam istirahat pertama" ucap Mizan.
" kamu pusing?? ko bisa udah minum obat sayang??? " khawatir mama Mizan, " iya mah sempat pusing tapi hanya sebentar ko habis tu udah ngga lagi, aku ga minum obat ga mau " ucap Mizan.
" yaudah lain kali kalo pusing minum obat jangan di diem in, eh kamu bawa temen halo selamat siang maaf Tante baru sapa kamu Tante ga liat tadi" ucap mama Mizan dengan tersenyum manis pada Devano.
Devano langsung menyalami tangan mama nya mizan, " yaudah Mizan bawa temen nya nanti mama siapin makanan ya " ucap mama nya Mizan.
" iya mah, ayo " ucap Mizan dia mengajak Devano untuk langsung masuk saja ke kamar nya karena kalo mengerjakan di luar mungkin akan susah.
mereka berdua naik ke atas menuju kamar Mizan, sesampai nya di kamar Devano pun duduk di kasur nya Mizan dan Mizan memilih untuk berganti baju.
saat Mizan sedang berada di kamar mandi untuk berganti baju, tiba tiba ada suara mama nya Mizan mengetuk pintu kamar Mizan mau tidak mau tidak mau Devano harus membu ka kan pintu kamar itu.
" eh Mizan nya kemana ko kamu yang buka pintu " ucap mama Mizan dia pun masuk dan menaruh makanan dan minuman dia meja setelah itu dia keluar dan Devano pun kembali menutup pintu kamar Mizan.
Devalno di buat terdiam oleh perlakuan mama nya Mizan pada Mizan, tak lama tadi mama nya Mizan pergi Mizan pun keluar dari kamar mandi.
dan kini mereka berdua mulai mengerjakan tugas nya, ya semua nya berjalan dengan lancar tidak seburuk yang di bayangkan oleh Mizan.
Setelah selesai Devano belum ada tanda tanda ingin pulang, ya sebenarnya Mizan tak keberatan walaupun Devano berlama lama di kamar nya.
" gua ga mau pulang" ucap tiba tiba Devano membuat Mizan bbingung, " lu mau nginep?" tanya mizan.
" ngga, yaudah gua pulang" ucao Devano dia segera mengambil tas nya dan berjalan ke luar dari kamar Mizan.
" lah kata nya ga mau pulang? " ucap Mizan, " pulang ko " ucapan singkat dari Devano.
Mizan dan devano pun berjalan keluar dari rumah, " eh sayang mau kemana temen nya, mau pulang??? aduh mending makan dulu ya jangan dulu pulang" ucap mama nya Mizan.
" ayo makan dulu aja " ucap Mizan pada Devano dan Devano mungkin tidak enak Jika menolak nya dia pun mengangguk, " nah gitu dong ayo ayo makan " ucap mama nya Mizan dengan mengandeng tangan Devano dan membawa nya ke meja makan
" nama kamu siapa sayang? " tanya mama nya Mizan, " Devano Tante " ucapan singkat Devano.
" oke Devano mau makan sama apa biar Tante ambilin " ucap mama Mizan dengan tersenyum, " apa aja Tante " mama Mizan lalu mengambil kan beberapa lauk untuk Devano "di makan ya Devano" ucap mama Mizan dan devano pun mengangguk.
" sayang mau mama ambilin?" tanya mama Mizan pada Mizan, " gausah mah, mama ambil buat mama aja" ucap Mizan.
lalu mereka bertiga pun mulai makan, dan setelah makan Devano pamit untuk pulang.
ke esokan hari nya, kini Mizan akan segera berangkat ke sekolah tapi dia melihat sesuatu barang yang bukan milik nya berada di atas meja nya.
tampak nya itu headphone, tapi milik siapa Mizan terus berpikir karna headphone milik nya sedang berada di atas kasur.
Mizan pun menyentuh headphone itu, ternyata menyala dan di sana terdapat foto Devano dan Mizan.
kenapa dan Mizan karna di wallpaper headphone itu, ada Devano yang sedang berdiri dan di belakang nya ada Mizan yang sedang berdiri juga tapi di Poto itu Mizan sedang tersenyum manis.
Mizan bahkan tidak ingat kapan dia ada di sana, dan Mizan berpikir sejak kapan Poto ini di Ambil Mizan tak mengambil pusing dia segera memasukkan headphone itu ke dalam tas nya dia sudah tau pemilik headphone itu ada Devano.
Mizan pun segera berangkat menuju sekolah, kini Mizan sudah sampai sekolah hari ini Tama sedang izin tidak masuk kata nya sedang ada acara keluarga di rumah nya.
Mizan berjalan sendiri masuk ke dalam sekolah, sesampai nya di depan kelas Mizan pun masuk ke dalam kelas dia berniat ingin segera mengembalikan headphone milik Devano tapi Devano belum juga datang.
di tunggu tunggu Devano belum juga datang, sampai jam pulang juga Devano tidak datang ke sekolah nya.
Mizan pun bertanya pada salah satu taman nya Devano kata nya Devano sengaja ngga masuk sekolah dia lagi nongkrong sama teman teman nya yang lain.
Mizan pun bertanya di mana tempat Devano nongkrong dia ingin ke sana bermaksud untuk mengembalikan headphone milik Devano.
dan Mizan sudah tau Devano dimana, dia pun naik taksi untuk ke tempat Devano sedang nongkrong.
tapi sesampai nya di sama Mizan malah tak melihat siapapun tempat nya sangat sepi, tapi Mizan mendengar ada suara suara seperti orang yang sedang berantem.
Mizan mendekat ke arah suara itu tenyata di sana ada Devano yang sedang di pukuli tampak nya dia pasrah saja di pukuli oleh orang orang itu.
Mizan melihat itu sangat kasian pada Devano dia benar benar babak-belur, Mizan segera mencari warung atau Alfa gitu untuk membeli obat-obatan untuk Devano.
saat Mizan sudah menemukan warung dia pun membeli obat-obatan lalu kembali lagi ke tempat di mana Devano di pukuli.
saat mizan kesana orang orang memukuli Devano tadi sudah pergi dan Mizan langsung berlari ke arah Devano yang sedang terbaring lemas di atas tanah dia benar benar hampir mati.
" astaga!" Mizan benar benar tak menyangka mereka akan memukul devano separah ini, mizann segera membantu Devano untuk bersandar pada badan Mizan
tapi itu sangat sulit bagi Mizan karna badan Devano sangat berat bagi Mizan jadi dia hanya menjadi kan paha nya untuk kepala Devano.
" lu ngapain di sini" ucap Devano, "udah lu diem gua mau obatin luka luka lu ini" ucap mizan seger mengeluarkan kan obat yang tadi dia beli.
dia pun perlahan lahan mengobati luka di muka Devano sesekali dia menghindari obat yang bisa berikan " lu biasa diem ga sih susah nih ah" ucap Mizan dia kesal karena Devano dia mau diam saat dia obati.
" lu ga usah sok peduli sama gua anjing" ucap Devano, " gua bukan sok peduli sama lu, gua kasian aja liat lu kaya gini siapa pun liat lu kaya gini pasti udah reflek mau ngobatin gila" ucap Mizan yang sangat fokus mengobati luka luka Devano.
" ga ada tuh, yang ada mereka takut sama gua " ucap Devano, " iya sih orang lu nyeremin " ucap mizan.
"gua pengen mati" ucap Devano dengan menutup mata nya, "lu ngomong apa sih eh omongan itu doa gila kalo lu mati beneran gimana, ga kasian apa lu sama orang tua lu" ucap Mizan.
"ga ada yang sedih gua mati, gua ga punya tujuan hidup. orang tua gua kasian cih nama ada malah mereka senang gua mati" ucap Devano dengan tersenyum hampa.
Mizan diam sebentar lalu dia menatap Devano, " ga ada orang tua yang sudah bener bener ga sayang sama anak nya" ucap Mizan .
" haha ga percaya gua, itu buktinya orang tua gua. mereka ga pernah sayang sama gua yang mereka pikir in cuma kerja an kerjaan dan kerjaan ga pernah tuh mikir in anak nya, jangan kan nyuruh makan ngomong sama gua aja paling dia cuma marahin dan pukukin gua doang" ucap Devano ntah kenapa dia ingin bicara banyak pada mizan.
mizan hanya bisa diam saja dia tidak kalau ternyata Devano di perlakukan buruk oleh orang tua bya, Mizan hanya terus melanjutkan mengobati luka luka Devano.
" Dimana lagi luka lu biar gua obatin" ucap Mizan, " banyak udah ga usah " ucap Devano yang berusaha untuk bangun.
"udah lu diem dulu gila, yaudah sisanya obatin di rumah gua aja udah mau malam soal nya" ucap Mizan dia menelpon supir nya untuk menjemput nya di alamat yang sudah dia kirim.
"gausah " Devano terus berusaha untuk bangun, tapi badan benar benar tidak bisa bangun jadi kini Devano jatuh tepat di atas Mizan.
badan Mizan tertindih oleh badan kekar Devano, mereka saling tatap selama hampir satu menit dada Mizan dan devano berdetak kencang.
" ah lu ga bisa diem kan kalo gini sakit gua nya" teriak Mizan dia sedikit kesakitan karena badan nya tertimpa badan Mizan.
"aduh sorry" ucap Devano dia pun pberusaha untuk bangun, tapi badan nya benar benar lemas.
mau tidak mau Mizan harus membantu Devano untuk bangun dari badan nya, "aduh badan lu berat banget sih" ucap mizan ngos-ngosan karena telah mengembalikan posisi Devano kini Devano tiduran di paha Mizan
setelah beberapa menit akhirnya Mizan pun datang, Mizan segera menyuruh supir itu untuk membantu Mizan membawa Devano masuk ke dalam mobil.
kini Mizan dan devano sudah berada di rumah nya Mizan, mama Mizan sangat khawatir melihat keadaan nya Devano.
lalu Mizan membawa Devano ke dalam kamar dan, mama Mizan menelpon dokter yang biasa merawat keluarga nya.
Mizan duduk di atas kasur dia benar benar ke capean membawa Devano masuk ke dalam kamar nya, "hah badan lu berat banget" keluh Mizan.
"gua gendut maksud lu??" Devano salah mengartikan perkataan Mizan, "maksud gua berat itu bukan berarti lu gendut, ya lu liat aja badan lu berotot kaya gini di bawa sama badan kurus kecil kaya gua gimana gua ga keberatan" ucap Mizan.
"ohhh, lagian lu punya badan ko kaya cewe." ucap Devano seperti meledek Mizan, "gua cowo dan badan gua ga kaya cewe yang guguk lu, beda jauh sama badan cewe" Mizan tidak terima badan nya di bilang mirip dengan perempuan.
"ya semua orang juga tau kalo lu tuh kaya cewe, cuma beda nya cewe ada payudara nya lu ga ada maksudnya ada tapi ga begitu gede hihi" ucap Devano, ntah kenapa tiba tiba Devano menjadi banyak omong seperti ini.
"anj- ngeselin lu ternyata, eh liat liat gua juga punya sixpack mana ada cewe punya sixpack" ucap Mizan sembari menunjuk sixpack di perut Nya.
Devano diam mematung ntah kenapa rasa nya hasrat dia tergoda melihat Mizan, memamerkan sixpack nya tapi Tampa sengaja Mizan juga memperlihatkan payudara nya.
badan putih dan ramping membuat Devano rasa nya ingin menyentuh nya, "ga usah bengong memasukkan setan tau rasa lu" ucapab Mizan membuat Devano tersadar.
pintu kamar terbuka ternyata dokter nya sudah datang dan sudah dokter memeriksa keadaan Devano, Mizan dan yang lain di sana kaget melihat badan Devano yang di penuhi dengan memar.
bkini Mizan bisa melihat jelas sixpack milik Devano itu sangat menonjol tapi Devano sudah bukan sixpack lagi tapi dia memilih 8 otot di perut nya.
Mizan kini berada di pinggir Devano karena saat tadi dokter memeriksa nya dia kesakitan dan memegangi tangan Mizan dengan erat.
dokter sudah mengobati luka luka yang ada di perut nya Devano, Mizan tidak menyangka luka nya akan sangat amat banyak.
sekarang di kamar hanya tinggal ada Mizan dan devano saja, dokter dan mama Mizan sudah keluar dari kamar Mizan.
"sakit?" ucap mizan, "iya lah anjir" ucap Devano dengan sedikit kesal "gua kira anak bandel kaya lu ga bisa ke sakitan" ucap Mizan dengan sedikit tengil.
"gua juga manusia Mizan" ucap Devano, Mizan merasa aneh saat Devano menyebut kan nama nya ntah terdengar aneh saja di telinga Mizan.
"ternyata lu bisa bawel juga ya haha, ga nyangka gua " ucap mizan dengan sedikit tersenyum, Devano baru pertama kali nya melihat Mizan tersenyum secara langsung.
di mata Devano Mizan sangat cantik saat tersenyum, ntah kenapa melihat mizan tersenyum dada Devano jadi berdetak tak karuan.
"gua emang bawel" hanya itu yang keluar dari mulut Devano dan Mizan hanya mengangguk angguk saja padahal dia tak percaya kalau Devano itu bawel.
"yaudah lah lu istirahat" ucap Mizan lalu, dia Keluar dari kamar nya meninggalkan Devano di sana.
saat kepergian Mizan rasa nya Devano merasa kesepian ntah kenapa saat di dekat Mizan Devano jadi merasa senang dan tak merasa kesepian.
setelah beberapa hari Devano di rawat di rumah Mizan kini saat nya dia pulang karena kondisi nya juga sudah membaik bahkan sudah sangat membaik, dan ponsel nya juga sudah Mizan kembalikan.
Devano sangat berterimakasih pada mama nya Mizan karena telah merawat nya dengan baik, dan kini hubungan Mizan Devano juga sangat dekat.
rasanya Devano selalu ingin bersama Mizan karena bagi Devano dengan ada Mizan di samping nya dia merasa bahagia dan tak kesepian.
sekarang Mizan sedang di kantin bersama dengan Tama, mereka sedang memesan makanan
saat makanan mereka datang tiba-tiba saja Devano dan teman teman nya duduk berdekatan dengan Mizan dan Tama.
"Mau" satu kata manja yang keluar dari mulut nya Ikbal pada tama, Tama diam sebentar dan lalu menyuapi Ikbal makanan yang tadi dia beli.
"makasih babe" ucap manja Ikbal pada tama lagi, "kalian pacaran" tanya mizan awal nya Tama menggeleng kan kepala nya tapi Ikbal segera membongkar kan rahasia yang dia dan Tama tutupi selama ini.
jadi ternyata Ikbal dan Tama sudah pacaran sejak lama ya mereka gay, awalnya mereka ingin menutupi ini semua sampai selama lamanya.
tapi Ikbal sudah tidak tahan jika terus tampak tidak peduli pada tama kata Ikbal itu rasa nya sakit.
semua terdiam mendengar perkataan dari Ikbal tentang hubungan nya dengan Tama, tapi yang mereka tampak biasa aja bahkan kelihatan nya mereka mendukung hubungan mereka berdua.
Mizan juga begitu dia tak keberatan berteman dengan seorang gay, karna Mizan juga mikir kalau cinta itu benar benar buta.
"gua terima ko semua cacian kalian tapi tolong cuma buat gua jangan buat tama" ucap Ikbal, "paan si lu bal, gua sih santai aja selagi lu ga bawa kita buat ikut ikut an sama lu. gua faham ko kalo udah bener bener cinta ga Mandang apa pun ntah itu gender atau pun fisik." kata Dimas.
"Mizan?" ucap tama, menatap Mizan dia takut Mizan tidak mau temenan lagi dengan nya "apa? gua ga keberatan juga ko santai aja, padahal kalo lu jujur dari awal lebih baik gua cuma ngerasa lu ga terbuka sama gua kalo lu tutup in ini selama nya. kaya ga di anggap temen aja gitu" ucap Mizan.
"maaf bukan nya aku ga mau jelasin ke kamu, tapi aku bingung harus bilang gimana ke kamu. aku anggap kamu temen ko bahkan sahabat maaf ya lain kali aku bakal bilang ke kamu okey aku janji" ucap tama sambil tersenyum.
"haha okey okey" ucap Mizan dia sedikit tertawa, "Mizan mau" ucap Devano pada Mizan yang mulai memakan makanan nya
"beli orang kaya masa minta" ketus Mizan pada Devano, "biasa nya kan kita makan bareng" ucap Devano.
"eh kalian juga pacaran???" ucap ikbal, mereka salah mengartikan perkataan dari Devano.
"ngga gila gua normal ya gua ga suka cowo, maksud si Devano itu makan bareng bukan makan satu makanan berdua tapi makan bareng tapi makanan nya misah gitu satu satu" Mizan panik dia tidak mau kalau mereka mengira diri nya gay juga.
"oh kirain, tapi aku seneng kalo kamu gay juga" ucap Tama, "eh Tama gua normal, N-O-R-M-A-L" ucap Mizan.
"iya iya Mizan normal" ucap tama, ntah kenapa Mizan ngomong kalau dirinya normal dan bilang kalau ga suka cowo Devano menjadi sedikit sedih.
Devano hanya diam saja tiba tiba, "nih kata nya lu mau" ucap Mizan menyodorkan makanan nya ke arah Devano.
Devano diam menatap Mizan lalu dia pergi saja tiba tiba tanpa mengatakan apa pun, semua nya kebingungan ada apa dengan Devano.
"kenapa? padahal tadi gua udah kasih tuh makanan" Mizan dia merasa tidak enak pada Devano Padahal dia tadi hanya bercanda pada Devano.
ternyata Devano pergi ke roof top sekolah, "gua kenapa" ucap Devano pada diri nya sendiri.
"aha gua kenapa dah ah" ucap Devano frustasi, dia pun memilih untuk merokok di sana untuk merasa lebih baik.
**********************
hari terus berjalan tak terasa Mizan dan devano sudah mampir lulus hanya tinggal beberapa bulan saja.
kini Mizan sudah akrab dengan teman teman nya Devano, bahkan kini Mizan selalu ke kantin dengan teman teman nya Devano tak lupa dengan Devano dan Tama .
semakin dekat Devano dan Mizan lama lama membuat Devano jatuh cinta pada Mizan, bahkan Devano sudah yakin kalau dia nyaman ada di sisi Mizan.
gimana Devano tidak jatuh cinta pada Mizan, sikap Mizan yang sedikit jutek tapi baik dan perhatian ke pada Devano itu yang membuat Devano jatuh cinta pada Mizan.
karna sebelum nya Devano tidak pernah dapat perhatian yang cukup dia kini bisa merasakan perhatian dari sifat sifat nya Mizan.
tapi Devano belum pernah mengungkapkan perasaan nya pada Mizan awal nya dia takut tapi kini dia sebisa mungkin akan mengungkapkan nya pada Mizan
hari ini Mizan akan pulang di antar oleh Devano, awal nya Mizan menolak tapi Devano terus memaksa nya untuk pulang dengan diri nya.
kini Mizan sudah ada di mobil Devano, "Zan gua wajar ga sih kalo suka sama lu" ucap tiba tiba Devano membuat Mizan tertawa.
"ga wajar anj lu mikir aja gua cowo lu cowo" ucap Mizan dengan tertawa, " gua beneran bahkan gua cinta sama lu" ucap Devano.
Mizan diam dia tidak percaya ternyata Devano juga ada seorang gay, "lu gay?" tanya Mizan dengan menatap Devano.
"mungkin cinta pertama gua lu" ucap Devano, "inget Van itu semua perasaan lu ke gua itu cuma sekilas doang nanti juga ilang, gua ga mungkin bales perasaan lu gua normal" ucap Mizan.
"gua udah lama suka sama lu udah lama gua kira juga gitu dulu perasaan ini akan ilang tapi ngga makin malah makin nambah gede perasaan gua buat lu, ya sebab nya gua berani bilang sekarang karna gua yakin sama perasaan gua ke lu" jelas Devano.
"udah Van gua jijik denger nya, udah ilang gua dari pikiran dan ilangin semua nya tentang gua. gua ga keberatan kalo harus ga teman sama lu demi hubungan pertemanan gua sama lu ga hancur gua gamau pertemanan kita hancur hanya karna perasaan lu ke gua itu" ucap mizan.
kini mobil Devano sudah sampai di depan rumah mizan, Mizan berterimakasih pada Devano dan dia turun dari mobil nya Devano.
semenjak pengakuan Devano pada Mizan itu membuat hubungan mereka berdua menjadi renggang mereka jarang mengobrol bahkan Mizan dia menjauh dari Devano karna dia tidak mau membuat Devano menjadi tambah besar lagi cinta nya.
Devano dia selalu berusaha untuk dekat lagi dengan Mizan, bahkan setiap hari Devano mengucapkan rasa nya pada mizan.
Mizan selalu mengabaikan Devano Mizan tau pasti itu sakit untuk Devano tapi ya mau gimana lagi Mizan tidak mungkin membalas perasaan nya Devano.
hari ini Devano meminta Mizan untuk menemui nya di taman ya Mizan sudah tau dengan hal yang akan di lakukan Devano sudah pasti akan mengungkapkan perasaan nya.
tapi Mizan tidak menolak permintaan Mizan untuk bertemu, mereka bertemu di sebuah taman.
tapi taman itu lumayan sepi, Mizan datang ke sana dan celingukan di mana Devano dia tidak mungkin terlambat karna dia bilang kalau diri nya sudah datang sejak tadi.
" Mizan" teriak Devano melambaikan tangan pada Mizan, Mizan pun menghampiri Devano.
"duduk sini" ucap Devano dia menyuruh Mizan untuk duduk di sebelah nya, Mizan pun duduk di sana.
"apa lagi dev apa yang mau lu omong in sama gua?" tanya Mizan, "ini terakhir kali nya gua ungkapin perasaan gua buat lu, gua mohon lu pikirin baik baik. Mizan gua mohon lu mau ya jadi pacar gua gua sayang gua cinta sama lu ini bukan cinta sesaat gua yakin ini semua tulus dari hati gua, gua mohon lu terima cinta gua ya bohong juga gapapa yang penting gua mau denger itu iya dari lu" ucap Devano dengan memegangi tangan nya Mizan.
"Dev gua udah selalu bilang sama lu, gua ga bisa terima perasaan lu gua masih suka perempuan rasa nya aneh kalo gua harus pacaran sama laki laki, lu gila apa gimanapun sesuatu yang di awali dengan kwebohongan ga akan bener gua ga gampang suka sama orang apa lagi cinta. jujur gua tau perasaan lu gimana terus terusan di tolak sama gua, tapi gua ga bisa apa apa gua ga bisa bales perasaan lu. dengerin ya rvgua mohon hapus semua perasaan lu ke gua sampai kapan pun gua ga akan balas perasaan lu dan lu harus inget dunia punya norma." ucap Mizan setelah mengatakan itu semua Mizan segera bangun dari duduk nya dia memilih untuk pergi.
Devano sudah tidak bisa menahan air mata nya lagi, dia menangis "Mizan inget ini semua sampai kapan pun gua tidak akan pernah hilangin rasa gua ke lu sampe kapan pun, tapi gua janji gua ga bakal ganggu lu gua bakal jagain lu dari jauh. dan gua rela Jika suatu saat nanti gua harus mati demi nyelamatin lu" ucap Devano.
Mizan langsung pergi tanpa mengatakan apapun dia sudah muak dengan perkataan nya Devano.
Mizan sebentar nya tidak benar benar dengan semua perkataan nya, sebenarnya Mizan juga punya perasaan pada Devano tapi dia sadar kalau mereka berdua tidak akan pernah bisa bersatu tembok nya tidak bisa di tabrak dengan apa pun tidak ada cara untuk mereka bersatu itu yang membuat Mizan memiliki untuk selalu menolak Devano untuk menjadi pacar nya.
*********
tak terasa Mizan sudah lulus dari sekolah nya, Mizan lulus dengan nilai yang membuat nya senang walaupun tidak besar tapi itu cukup bagi nya
Mizan dan devano benar benar kembali ke awal sama sama asing dan tampak seperti tidak pernah kenal, Mizan merasa senang tapi dia juga sedih karna pertemanan nya dengan Devano harus hancur gara gara cinta yang salah.
Mizan di acara kelulusan nya ini dia di temani oleh ke dua orang tua nya, tapi mama Mizan terus mencari keberadaan nya Devano karna dia ingin menemani Devano saat hari kelulusan nya.
tapi Devano tak kunjung juga datang, ntah Devano kemana bahkan teman teman nya saja tidak tau Devano kemana.
padahal kemaren kemaren sebelum acara kelulusan ini Devano ada di sekolah, bahkan Devano ikut daftar untuk mengikuti pelulusan.
sampai acara selesai Devano belum juga datang, mama Mizan terus menanyakan kemana Devano dia tampak nya sangat khawatir.
tapi saat semua nya sedang khawatir dengan ke tidak ada nya Devano, tiba-tiba masuk chat dari Devano di hp nya Mizan dia bilang kalau dia ke siangan jadi tidak bisa menghadiri acara kelulusan.
semua merasa lega apa lagi mama nya Mizan, dia benar benar merasa lega.
*****************
Saat sudah lulus dari sekolah nya Mizan tak langsung berkuliah, dia ingin di rumah setahun atau dua tahun gitu baru dia mungkin akan kuliah.
kini Mizan sedang berada di kamar dia merasa bosan jika hanya rebahan saja di kamar nya.
Saat mizan membuka ponsel nya ternyata teman teman nya sedang merencanakan untuk jalan jalan.
karna teman teman mereka juga tidak ada yang kuliah bukan tidak hanya belum saja.
Mizan pun ikut nimbrung di grup bersama teman teman nya, dan mereka memutuskan untuk pergi berkemah tapi bukan di gunung melainkan di tepi sungai.
Mizan rasa itu juga tempat yang lumayan bagus untuk berkemah, dan mereka akan pergi ke sungai itu besok.
mereka bukan orang yang sudah menunggu nunggu, jika semua nya sudah setuju mereka bahkan akan berangkat sekarang juga tapi karena hari ini cuaca nya tidak mendukung jadi mereka memutuskan untuk pergi besok.
ke esokan hari nya
Mizan kini sudah siap dengan barang barang yang harus di bawa dia hanya tinggal menunggu teman nya untuk menjemput.
kini mobil nya temen nya sudah berada di depan rumah Mizan, dan Mizan pamit pada orang tua nya lalu dia keluar dari rumah nya.
Mizan tidak menyangka ternyata yang menjemput nya adalah Devano, Mizan diam sebentar lalu dia masuk ke dalam mobil nya Devano.
di dalam mobil tidak ada pembicaraan sedikit pun, mereka sama sama diam.
saat perjalanan yang lumayan lama sebenarnya tempat nya dekat tapi karna jalan yang sangat ramai jadi perjalanan mereka jadi lama.
sesampai nya disna mereka langsung memasang tenda jadi tenda nya mereka buat tenda.
jadi tenda pertama di isi oleh Devano dan Ikbal, tenda kedua di ini oleh Mizan dan Tama, dan tenda ke tiga di isi oleh Yuda dan Dimas.
setelah membuat tenda mereka beristirahat sebentar lalu setelah itu mereka mengeluarkan alat alat masak.
mereka pun mulai memasak makanan yang mereka bawa, ya sebenarnya nya hanya makanan makanan instan saja jadi mereka tidak kesulitan untuk membuat nya.
setelah selesai makan mereka pun mengobrol ngobrol, ntah kenapa Mizan ingin selalu menatap Devano.
tapi dia tidak berani menatap Devano dengan lama dia takut nya Devano menyadari kalau dirinya sedang di perhatikan oleh Mizan.
kini sikap Devano pada Mizan sudah benar benar cuek bahkan sangat cuek, Mizan sedih tapi itu baik untuk mereka berdua.
jujur Mizan belum bisa menghilang kan perasaan nya pada Devano walaupun tidak pernah mengungkapkan perasaan nya ke Devano.
hari makin sore mereka memutuskan untuk tidur lebih awal karna besok pagi mereka akan berenang ke sungai.
ke esokan hari nya mereka sudah bangun tapi Devano tidak ikut untuk ke sungai kata nya dia masih merasa mengantuk jadi ia memutuskan untuk terus di tenda.
mereka berlima sedang berenang berenang dengan bergembira sungai nya cukup besar tapi mereka tidak berani untuk ke tengah tengah sungai karna Mereka juga sedikit takut.
sungai itu sangat jernih air nya bahkan sesekali ikan terlihat sedang berenang, tapi hanya ikan ikan kecil saja yang terlihat.
mereka berenang hampir dua jam-an tapi belum juga mau untuk udahan, kini Devano sudah berada di pinggir sungai dia hanya melihat mereka berenang saja dia tidak berenang
mereka berlima benar benar asik sekali berenang nya, tiba tiba air sungai itu membesar dan arus nya juga sangat deras.
"WOY GILA, CEPET NAIK INI AIR NYA NAMBAH GEDE WOY CEPET!" teriak Devano, mereka pun segera naik ke daratan tapi tidak Dengan Mizan.
Kaki Mizan terasa keram jadi dia tidak bisa berenang "MIZAN!!" teriak semua teman teman nya Mizan karna tubuh Mizan sudah tenggelam .
semua nya panik apa lagi Devano dia pun langsung melompat ke arah Mizan yang tenggelam tadi, Devano pun membawa Mizan ke daratan.
saat Mizan sudah berada di daratan di bantu oleh teman teman nya, tapi Devano belum juga naik ke daratan air semakin besar dan devano terbawa oleh arus sungai yang sangat besar.
Mizan tidak pingsan dia melihat Devano yang menolong nya dan dia juga melihat Devano yang terbawa oleh arus sungai.
"DEVANOO!!" teriak mereka semua kaget dengan Devano yang terbawa arus sungai itu, dengan sekejap tubuh Devano hilang ntah kemana.
setelah tubuh Devano hilang air seketika menjadi normal, itu membuat semua yang melihat nya menjadi keanehan.
mereka berlima panik bahkan benar benar panik, sebagai dari mereka membawa mizan ke dalam tenda dan sebagian nya lagi mereka menghubungi tim SAR dan polisi.
Mereka sempat menghubungi keluarga Devano tapi mereka tidak peduli tentang itu.
tak berselang lama polisi dan tim SAR datang ke lokasi begitu juga dengan warga warga di sana mereka semua membantu mencari Devano.
kini kaki Mizan sudah tidak keram lagi tapi Mizan tidak bilang apa pun, dia bisa menangis dalam diam.
dia tidak menyangka Devano akan mempertaruhkan nyawa nya untuk Mizan, Mizan masih terbayang suara Devano sebelum dia terbawa arus.
Jadi tenyata pas Devano berusaha membawa mizan ke daratan dia sempat bilang "kamu harus hidup sayang, biarin aku yang mati. i love you" itu yang Devano katakan.
Mizan merasa bersalah dia terus menyalahkan dirinya nya, Tama terus menangkan Mizan.
"Mizan udah kamu jangan terlalu banyak melamun kita udah hubungi tim SAR dan polisi juga warga warga di sini juga ikut cari Devano kamu tenang aja Devano pasti ketemu" ucap Tama.
"tapi ini salah gua kalo aja tadi Devano ga nologin gue, Devano ga akan hilang gini lebih baik gua yang hanyut bukan Devano" ucap mizan dengan air mata yang terus mengalir di pipi nya.
"ini bukan salah siapapun, tolong jangan salahin diri kamu sekarang kita harus berdoa supaya Devano ketemu" ucap Tama dengan mengelus punggung Mizan.
"engga ini salah gua salah gua" ucap Mizan lalu dia lari menuju sungai, taman langsung mengerjakan Mizan.
"MIZAN!!?" teriak teman, teman teman yang lain langsung reflek melihat Mizan.
ternyata Mizan ingin loncat ke dalam sungai tapi untung nya, Dimas segera menarik Mizan dan menarik nya untuk menjauh dari sungai.
"LU MAU NGAPAIN GOBLOK?!!, GAUSAH GILA DEVANO AJA BELUM KETEMU LU MAU NGAPAIN IKUT JUGA HILANG KAYA SIH DEVANO HAH?!??" marah Dimas.
"udah dim udah jangan di bentak kaya gitu" ucap Yuda, Dimas reflek memeluk Mizan
kini Mizan sudah menangis, "maaf gua emosi udah sekarang lu duduk aja di tenda ya doain si Devano, bentar lagi orang tua lu datang tunggu mereka di tenda ya" ucap Dimas dengan melepaskan pelukan nya.
Mizan hanya menlan gangguk angguk saja, tama membawa Mizan untuk kembali masuk ke dalam tenda.
benar lsaja tidak lama kemudian orang tua Mizan datang, mama Mizan menangis saat datang.
orang tua langsung menanyakan dia mana Mizan dan teman teman yang lain memberi tahu kalau mizan ada di dalam tenda, dan orang tua Mizan pun langsung masuk ke dalam tenda.
"sayang" mama Mizan langsung memeluk Mizan sambil terus menangis, "mama ini salah aku mah salah aku, harus nya Devano ngga usah bantu in aku" ucap mizan di pelukan mama nya mereka sama sama menangis.
"sayang udah jangan bilang kaya gitu ini bukan salah kamu dan bukan salah siapapun, udah ya sayang" ucap mama Mizan dia tidak tega melihat anak nya yang menangis sesedih itu.
hari sudah mulai malam tapi Devano belum juga di temukan, akhirnya nya temen temen mizan, polisi, tim SAR dan warga memutuskan untuk mengakhiri pencarian Devano dan di lanjutkan besok.
sepanjang perjalanan Mizan hanya melamun saja, dia sudah tidak bisa berpikir positif dia selalu mengira kalau Devano sudah tidak ada.
sesampai nya di rumah Mizan langsung masuk ke dalam kamar nya, di kamar Mizan kembali menangis dia terus mengingat perkataan terakhir nya Devano.
***************
Tiga hari berlalu Devano belum juga di temukan, Padahal tim SAR dan warga sudah memperluas pencarian nya.
di sini semua nya berpikir sudah sangat mustahil jika Devano di temukan dengan ke adaan yang masih hidup.
karna manusia yang sudah tenggelam tiga hari tidak mungkin masih hidup, bahkan sangat tidak mungkin.
kini Mizan dan teman teman nya kembali ke tempat itu untuk ikut membantu mencari Devano.
sesampai nya di sana, kata nya tim SAR menemukan jaket. tim SAR itu segera menghampiri Mizan dan teman teman nya.
dia memberitahu apakah ini jaket yang di pake oleh korban beberapa hari lalu, dan Mizan langsung mengambil jaket itu dan mengangguk.
benar saja itu adalah jaket yang Devano pake saat dia menyelamatkan Mizan, lalu Yuda bertanya dimana tim SAR menemukan jaket itu.
tim SAR itu bilang ada di ujung sungai itu juga di temukan di bawah air, bukan mengambang karna sebagian tim SAR mencari nya dengan cara berenang.
Mizan terus memeluk jaket itu, kini teman teman Mizan jalan menuju pinggir sungai.
"Devano kamu dimana, ayo pulang. aku kangen sama kamu...kamu ga kangen aku apa. aku cape nangis in kamu terus, kamu dimana Devano tolong ayo pulang" ucap Mizan dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.
Mizan berdiri pas di tempat terakhir diri nya melihat Devano, Mizan terus menerus menangis.
tiba tiba saat Mizan sedang melamun ada yang melempar diri nya memakai batu, ntah baru itu dari mana.
karna Tama di sebelah diri nya Mizan pun tanya pada tama "siapa yang lempar gua pake batu?" ucap Mizan dengan kesal.
"lempar kamu pake?? ga ada tuh" Tama merasa aneh perasaan dari tadi tidak ada batu yang melayang dari mana pun.
"iya lagi gua ngerasa ada yang lempar gua pake batu" ucap Mizan dia yakin kalau ada yang melempar diri nya pakai batu, Tama menggeleng kan kepala nya
"ga ada Zan ga ada itu perasaan kamu aja kali, udah yu jangan di sini" ucap Tama, mizan hanya diam dan mengikuti Tama untuk pergi dari tempat itu.
kini hari sudah mulai siang dan cuaca menjadi sangat panas, mereka tak membawa tenda dan karena mereka kepanasan lalu mereka memiliki untuk pergi ke bawah pohon.
Mizan duduk di bawah pohon besar dia di temani oleh Tama, karena teman teman nya yang lain sudah kembali mencari Devano.
Mizan terus melamun di terus memikirkan Devano, tiba-tiba ada kakek tua di belakang Mizan dan Tama.
Mizan dan Tama belum sadar kalau ada kakek kakek di belakang nya mereka, kakek tua itu pun berjalan dan menepuk pundak Mizan dengan tongkat yang dia bawa.
Mizan kaget reflek menengok ke belakang, kini mizan dan Tama sudah melihat kakek kakek yang ada di belakang nya.
dengan sopan mereka menundukkan kepalanya pada kakek kakek itu, "kalian temen nya yang hanyut itu ya" ucap kakek tua itu.
Mizan dan Tama segera mengangguk "iya kek kita temen nya saya Tama dan ini Mizan dan itu juga beberapa teman kita" ucap Tama dan Mizan hanya tersenyum saja.
"Mizan dia orang yang selalu di sebut oleh lelaki hanyut itu" ucap kakek tua itu, ucapan itu membuat Mizan menatap kakek tua itu.
"dimana sekarang dia kek?" ucap Mizan ntah kenapa dia merasa kalau kakek tua ini tahu di mana Devano berada.
"dia ada di suatu tempat, kalian percuma mencari mau sampai tahunan pun tidak akan pernah ketemu" ucap kakek tua itu.
"dimana ke dimana?? dia masih hidup kan??" ucap Mizan dengan kembali menangis, "Kamu datang ke batu besar yang ada di seberang sungai itu, jika kamu berhati baik kamu akan mendapatkan teman kamu dengan keadaan hidup tapi jika hati kamu busuk dia akan mengembalikan mayat teman mu yang sudah membengkak" ucap kakek tua itu, lalu dia pun pergi ntah kemana.
Mizan mengatakan terimakasih di hati nya tau kakek tua itu bukan manusia karena hanya tongkat nya yang menyentuh tanah kaki nya tidak.
Mizan langsung menghapus air mata nya, lalu dia bangun dan berjalan ke pinggir sungai.
lalu Mizan meminta tim SAR untuk mengantarkan nya ke batu besar yang ada di seberang, awal nya tim SAR tidak mengijinkan nya tapi Mizan terus memaksa akhirnya tim SAR itu mengantarkan Mizan ke batu besar di seberang.
kini Mizan sudah ada di batu besar yang ada di seberang, Mizan menatap batu itu lalu berkata di dalam hati "permisi siapa pun yang ada di dalam batu ini, tolong kembalikan teman saya dengan keadaan hidup kamu bisa lihat hati saya terimakasih" saat tepat Mizan mengatakan terimakasih salah satu warga berteriak kalau dia menemukan Devano.
Mizan langsung kembali ke seberang dia segera menghampiri warga yang berteriak itu, Mizan melihat Devano dengan wajah pucat tapi tidak membengkak.
tim SAR segera memeriksa keadaan Devano, Tim SAR itu memeriksa Devano lebih dari satu kali dia merasa bingung.
"gimana keadaan teman saya??, masih hidup kan saya yakin dia masih hidup" ucap Mizan, lalu tim SAR pun mengangguk "iya masih hidup" ucap tim SAR dengan keanehan dia tak percaya kalau Devano masih hidup.
kini Devano di bawa ke rumah sakit, lalu Mizan dan teman teman nya mengucapkan terimakasih kepada semua warga dan juga Tim SAR yang sudah membantu mencari Devano.
setelah itu semua teman teman Mizan langsung ke rumah sakit, sesampai nya di rumah sakit mereka hanya menunggu di luar ruangan karena dokter belum juga keluar.
satu jam berlalu akhirnya dokter keluar dari ruangan Devano, dokter bilang dia baik baik saja tapi dia koma tapi mungkin hanya satu atau dua Minggu dia akan sadar.
semua orang di sana sangat lah senang mendengar berita itu, apalagi Mizan dia sangat sangat senang.
mereka semua pun masuk ke dalam ruangan Nya Devano, tapi tidak dengan Mizan dia tidak masuk ke ruangan nya Devano.
Karena Mizan belum bilang pada orang tua nya kalau Devano sudah ketemu dan sudah berada di rumah sakit.
Mizan pun langsung menelepon orang tua dan memberitahu semuanya, orang tua Mizan kini segera bergegas ke rumah sakit.
orang tua Mizan datang dan segera menanyakan keadaan Devano pada Mizan, Mizan hanya menyuruh orang tua nya untuk masuk ke dalam.
*******************
tak terasa seminggu berlalu Devano belum sadar juga, hari ini adalah hari Minggu jadwal Mizan menjaga Devano karna dalam seminggu itu Mizan belum pernah merawat Devano.
Mizan berjalan menuju ruangan nya Devano sesampai di depan pintu ruangan Devano dia ragu untuk masuk nya.
tapi akhirnya Mizan memberanikan diri untuk masuk, di sana Devano hanya sendiri karna tadi teman nya sudah pulang.
Mizan menjaga Devano hanya sendirian karna itu kemauan nya, karna biasa nya yang menjaga Devano 5 sampai 4 orang tapi kali ini hanya Mizan seorang saja.
Mizan duduk di dekat dengan kasur nya Devano, Mizan tak bisa menahan air mata nya.
"maaf Dev harus nya gua yang tiduran di situ bukan lu, kenapa sih lu harus nolongin gua harus nya gua yang hilang bukan lu plis jangan ngebahayain diri lu. tapi gua makasih banget lu udah mau bantuin gua, jujur gua ga bisa tidur nyenyak tau selama lu ga ada gua selalu kepikiran lu gua nangis setiap hari. udah lu cepet sadar ada yang mau gua omongan sama lu, hmm..... apa sekarang aja kali ya pas lu koma gini biar gua ga malu bilang nya tapi gua mau peluk lu dulu ah" Mizan bangun lalu memeluk Devano dengan erat.
Mizan berbisik di telinga Devano "kalo aku hidup kamu juga harus hidup sayang, i love you too" ucap Mizan dengan sedikit tersenyum malu.
alangkah kagetnya nya Mizan tiba-tiba Devano membalas pelukan nya dengan erat, "Dev?? lu udah sadar???!" kaget Mizan.
"ko lu gua lagi padahal tadi aku kamu" ucap Devano dengan menaruh kepalanya di tengkuk leher Mizan, "ihhh awas lepasin" ucap Mizan dia merasa malu.
"aku udah sadar dari semalam, aku kecewa semalam sadar terus ga ada kamu yaudah aku bilang sama anak anak buat ga kasih tau kamu kalo aku udah sadar" ucap manja Devano.
"maaf gua semalam ngantuk banget, lu kenapa jadi begini dah. apa dokter salah ngasih lu obat apa gimana???" tanya mizan dia tidak mengerti kenapa Devano jadi seperti ini.
"aku gini cuma ke kamu, aku kangen kamu. dokter ga salah kasih aku obat" ucap Devano, Mizan berusaha melepaskan pelukan nya.
"lepasin Dev, engap gua" ucap Mizan dan akhirnya Devano melepaskan pelukan nya "kamu mau ke mana?" tanya Devano.
Mizan hanya menggelengkan kepalanya dan kembali duduk, "Dev makasih dan maaf, gua berhutang Budi sama lu. lu mau apa biar gua bisa balas semua yang udah lu lakuin buat gua" ucap Mizan dengan menunduk.
"aku ga mau apa apa, aku cuma mau kamu mau selalu jadi teman aku kaya dulu. aku ga wmau kita asing kaya kemaren kemaren sakit hati aku terus cuekin kamu aku ga mau" ucap Devano dengan menggenggam tangan Mizan.
"lu eh kamu ga mau kita pacaran??" tanya mizan, pertanyaan itu membuat Devano terdiam.
"jujur aku mau banget tapi aku udah ga mau paksa kamu buat jadi pacar aku, aku ga mau bikin kamu risih kaya dulu dan kalo orang tua kamu tau kamu pacaran sama cowo gimana ga marah orang tua kamu. gapapa soal perasaan aku ke kamu itu aku bakal Pendem aja karena di ilang in juga ga bisa" ucap Devano.
"aku udah bilang sama mama dan papa, mereka bilang kalo kamu merasa bahagia sama dia walaupun dia laki-laki mama sama papa ga bisa larang kamu. jujur aku juga cape Pendem perasaan aku ke kamu aku berusaha buat nolak kamu dulu itu alasan aku aja supaya kamu benci sama aku dan hilangin rasa kamu ke aku dan aku juga berusaha hilang in rasa aku tapi itu ga bisa aku ga bisa hilang in rasa aku ke kamu. maaf aku ga pernah bilang ke kamu karena aku ga mau kamu tau sebenernya." ucap Mizan dengan terus menunduk.
Devano di buat kaget dengan ucapan mizan dia tidak menyangka kalau Mizan punya perasaan yang sama seperti nya, dan yang lebih kaget nya lagi Mizan bilang sama orang tua nya.
tiba tiba suasana menjadi hening tidak suara yang keluar dari mulut mereka berdua dua. setelah beberapa menit begitu.
"Mizan" panggil Devano pada Mizan, "hm" ucap Mizan dengan terus menunduk "Liat aku" minta Devano dan akhirnya Mizan pun menatap Devano.
saat mizan sudah menatap Devano, Devano duduk perlahan dan 'cup' satu kecupan mendarat di bibir pink mizan.
Mizan benar benar kaget dengan kecupan tiba-tiba dari Devano, belum juga Mizan sadar dari kaget nya Devano kembali mencium bibir Mizan tapi kali ini bukan sekedar kecupan tapi kali ini menjadi lumatan "jangan diem aja sayang" ucap Devano.
lalu Mizan pun perlahan lahan membalas lumatan Devano, beberapa detik berlalu Mizan sudah kehabisan napas.
"Dev lu gila ya, gua mau mati" ucap Mizan, Devano hanya tersenyum dan menatap mizan.
"candu" ucap Devano, Mizan benar benar merasa malu dengan apa yang sudah dia lakukan dengan Devano.