Kelinci pustakawan setia menjaga puzzle hitam putih, jalan masuk menuju Dreamland. Sang pemberani Orlando ingin mengubah takdir. Kisah Eternal Dream akan segera di mulai!
--
Sebulan yang lalu, tepatnya pada musim gugur. Daun Maple terhembus angin lembut, menepuk bahu sang gadis. Hingga menyentuh tanah. Dari sebalik batang pohon, terlihat gadis yang tertawa lepas menutupi luka dalam dirinya.
Aku ingin sekali bertanya padanya. ''Apakah perasaan kita sama?"
''Kak!'' Gadis itu menoleh dan berteriak kegirangan.
Mendadak suasana menjadi redup ketika awan menjadi gelap. Matahari enggan memunculkan dirinya. Seluruh daun Maple tersapu bersih oleh Angin yang berhembus ganas. Kaki sang gadis tak dapat tertahan lagi.
''Putri Fajar, Kembali lah!'' Suara halus itu terdengar dari segala penjuru mata angin.
Suasana kembali seperti biasanya, setelah cahaya Fajar muncul. Sejak saat itu, Orlando menyadari bahwa kekasihnya adalah putri Fajar. Sejak itu juga, muncul tekat Orlando untuk membuka gerbang Eternal Night. Demi menyelematkan Putrinya yang terkurung dalam jeruji duri mimpi abadi.
--
Pintu gerbang Eternal Night tertutup selama ratusan tahun. Sang ratu malam terjerat dalam mimpi kegelapan tanpa akhir. Sementara putri Fajar, terjerat dalam jeruji duri mimpi abadi. Sang pemberani dari dunia lain akan menyelamatkan.
''Orlando, lewati 5 ujian puzzle hitam putih. Maka pintu Eternal Night akan terbuka untukmu!'' Titah sang kelinci pustakawan.
Tubuh Orlando terambang. Ia berdiri di atas papan catur. Dengan lima Pion teratas. Ukiran ratusan tahun masih terlihat jelas disana.
''Apakah kamu seorang prajurit? atau raja? atau... bangsawan? Hanya sang pemberani yang bisa membuka pintu ini!'' Kelinci pustakawan itu mulai melemparkan satu pertanyaan.
''Aku hanya seorang manusia biasa yang merindukan sosok sang putri Fajar. Dibalik keteguhan ini, ada rasa rindu yang menyelimuti.''
''Dengan Fajar sebagai pedangku. Dan Gelap malam menjadi perisai ku. Aku memberanikan diri menuju Eternal Night!''
Sang pemberani berhasil melewati 5 Ujian itu dengan singkat.
''Catur hitam putih, Ilusi, Malam dan Siang, serta Mimpi. Dengan ini aku menyatakan permainan berakhir. Pesta dansa Ilusi segera terbuka! Sang Putri Fajar menunggu mu!'' Sang kelinci pustakawan menunjuk jejak Fajar.
Pintu gerbang Dreamland akhirnya terbuka lebar. Kastil tua kelam menyambut nasibnya. Sang ratu Malam duduk di tahtanya. Menatap sang pemberani dengan wajah Jijik.
''Ada tamu.. Sangat tidak sopan jika kita tidak menyambutnya,'' Ucap Ratu Malam dengan tawa kecil. Mata gelap itu seakan mencekam suasana.
Sang pemberani hanya terdiam, tetap bersikap tenang atas ledekan yang barusan ia terima. Seorang pemberani tidak akan terkecoh oleh ledekan kecil.
''Menyerah lah. Putri Fajar tidak akan membuka hatinya untuk mu!''
Sang pemberani menghentak, langkahnya tidak akan berhenti sampai disini. Ia memutuskan untuk mengikuti jejak Fajar kembali. Menatap jalur jeruji duri mimpi abadi. Dan menemukan bahwa Fajar dan Malam adalah salah satu entitas yang sama.
Di silih berganti, antara ilusi dan kenyataan. Mimpi dan Malam. Tapi bayangan dibawah mentari telah menumpuk hati orang-orang. Diam-diam bermimpi di dalam malam hari. Fajar dipuja, Malam di hujat.
Sang Ratu akhirnya memutuskan untuk mengutuk putri Fajar dan mengurungnya dalam jeruji duri mimpi abadi. Dia menelan orang-orang dalam Malam abadi. Tetapi Putri Fajar masih menunggu sang pemberani untuk menyelamatkannya.
Kutukan dan Mimpi abadi lenyap dengan keteguhan hati seorang pemberani. Semua Ilusi musnah. Putri Malam lenyap, mimpi-mimpi abadi melayang. Cahaya menyinari seluruh kerajaan Eternal Night. Urutan malam dan siang kembali. Semua orang bisa bermimpi kembali.
Kerajaan Eternal Night Dream berakhir disini. Sementara putri Fajar terlepas dari kutukannya, dan memutuskan kembali ke muka bumi dengan sosok pemberani, Orlando.
---
Jarum jam terpecah, kenangan masa lalu kembali terulang. Begitu juga dengan musim gugur. Semenjak kejadian itu, semuanya hidup dengan damai tanpa memandang kebelakang.
''Kak!''
Gadis yang dulunya dikenal sebagai sosok Putri Fajar dalam dunia Ilusi, sekarang menjadi seorang gadis biasa dengan nama Aira.
''Jangan berlari, awas jatuh.'' Orlando memberi secarik nasihat padanya.
Dan sosok sang pemberani, Kini menjadi Pemuda biasa yang berprofesi sebagai Polisi.
''Kenapa kakak selalu memperlakukan ku seperti anak kecil? Padahal aku menaruh perasaan lebih kepadamu." Aira menahan wajahnya. Sementara Orlando tersipu, seakan perkataan itu hanyalah sebuah kebohongan belaka.
''Apa katamu?'' Tanya Orlando sekali lagi.
''Tidak.''
Angin berhembus kencang disekitaran kota, membawa kenangan masa lalu yang pekat. Orlando memutar sejenak kejadian 1 tahun yang lalu, dimana dia mempertaruhkan hidupnya demi menyelamatkan sang putri Fajar. Mungkin ini saat yang tepat untuk menyatakan perasaannya.
Mereka tiba disebuah rumah yang tak terlalu mewah, baru saja Aira melangkah. Tiba-tiba sosok orang yang dikenalnya sebagai teman dekatnya itu, memeluk dirinya dari belakang. Begitu erat.
''Bodoh, aku terlebih dahulu mencintaimu. Untuk apa aku mempertaruhkan nyawaku saat itu...'' Ucap Orlando lirih.
Kini Aira yang kembali tergelak. Ia seakan tak percaya, perkataan itu keluar dari mulut Pria berdarah dingin yang selama ini dia cintai.
''Ternyata, perasaan kita sama...''
Sejak hari itu, semua nya berubah. Cahaya terang selalu mengikuti langkah mereka. Bermimpi tanpa batas...
''Aira, aku sudah yakin. Aku akan menikahi mu. Untuk selanjutnya, kita akan bermimpi pada dunia yang sama.'' Orlando tersenyum hangat di bawah terangnya sinar bulan. Malam nya terasa hidup ketika bersama Aira. Orang yang di cintainya.
''Tapi.. Paman, aku belum siap,'' Aira sedikit ragu.
''Jangan katakan itu, ingat apa yang ku katakan. Kita akan bermimpi bersama selanjutnya.'' Orlando mendekat ke wajah Aira. Jarak keduanya sebatas 1 CM.
Nafas keduanya saling terdengar. Bahkan jantung Aira yang berdegup kencang terdengar jelas ditelinga Orlando.
''Um!'' Aira tersentak kaget saat Orlando mengecup bibirnya lembut.
''Aku mencintaimu...''
Aku penasaran, apa yang sedang dilakukan oleh Ratu Malam. Apakah dia masih dalam mimpi kegelapan?
-----
Tahun-tahun berlalu. Sudah 3 Tahun Aira dan Orlando membangun rumah tangga. Semuanya berjalan baik-baik saja. Karna keduanya memang saling mencintai.
''Mama!'' Gadis kecil menarik sweater yang dikenakan Aira. Aira pun menoleh.
''Sayang, kenapa hanya berdiri disini saja? Saljunya akan semakin lebat.'' Orlando tersenyum hangat ditengah cuaca dingin seperti ini. Cukup melelehkan hati seorang Aira.
Ketiganya berjalan di bawah kepingan salju yang tak terlalu lebat itu. Begitulah kisah seorang Pemberani yang menyelamatkan seorang Putrinya. Putri Fajar.
''Lakukan semuanya yang ingin kau lakukan dengan berani. Semua mimpi yang menerangi dirimu. Nikmati prosesnya dan tanggung konsekuensinya. Cahaya Fajar akan menunjukkan langkah mu, demi menuju masa depan. Supaya bisa mekar dengan indah.'' -- Aira & Orlando.
TAMAT