Dahulu kala, hiduplah seekor tupai di sebuah hutan yang lebat. Tupai sangat pemalas. la tidak suka berpindah dari pohon ke pohon lain dan hanya berdiam di satu pohon seharian.
Pada suatu hari, tupai sedang tidur di dahannya. Tiba-tiba, burung pelatuk hinggap di batang pohon tidak jauh dari burung hantu. Burung pelatuk mulai mematuki batang pohon dengan cepat.
Suara bising burung pelatuk membangunkan tupai itu. dengan malas ia mengusir burung pelatuk. “Mengapa kau berisik sekali? Kau mengganggu tidurku, Pelatuk jahat?” kata tupai.
“Aku sedang mencari makanan,” jawab burung pelatuk.
“Carilah makanan di tempat lain. Enyahlah kau!” bentak tupai.
“Semua orang sibuk bekerja, hanya engkau yang bermalas-malasan,” kata burung pelatuk sambil pergi.
Tupai kembali tidur. Tapi, belum sempat menutup mata, ia mendengar suara aungan menakutkan dari serigala. Suaranya keras sekali karena serigala mencakar cakar pohon yang ditinggali oleh tupai
“Hei, berisik! Pergilah kau!” usir tupai.
Serigala tidak takut pada tupai. “Mengapa engkau tidur terus? Lihatlah sekitarmu! Semua orang sibuk sekali. Ada yang mencari makanan, membangun sarang, dan sebagainya, jika kau berani mengusirku maka aku bisa saja membunuhmu” kata serigala.
Sebelum tupai menjawab, serigala sudah pergi dengan acuh tak acuh. Lalu, ketika tupai akan tidur lagi. Tiba-tiba, la merasakan seekor burung kecil terbang di atas kepalanya. Saat ia membuka mata, ia melihat burung pipit sedang mengumpulkan ranting pohon untuk membuat sarang.
Tupai mengawasi burung pipit yang sedang sibuk. “Suatu hari aku juga akan membangun sarangku,” pikir tupai.
Malam telah tiba. Udara saat itu sangat dingin. Tupai menjadi gemetar kedinginan. la menekankan sayap ke tubuhnya dan teringat sarang burung pipit yang hangat. “Andaikan saja aku bisa tidur di sarang sehangat itu, aku seharusnya membuat rumah dsn juga bagaimana aku akan makan besok sementara pohon ini sudah hampir mati” pikir tupai.
Malam semakin dingin. Rasa-rasanya tupai akan mati oleh dinginnya malam. Tapi, pagi pun tiba dan matahari terbit. Burung hantu mulai merasa hangat lagi. la lupa pada keinginannya membangun rumah dan mencari pohon lain untuk ditinggali, karna ia malas,maka ia hanya tertidur lagi.
Begitulah seterusnya tupai yang malas. la tidak pernah berusaha untuk hidupnya sendiri dan akhirnya ia mati dengan kemalasannya.