Hai, aku Reina. aku ingin bercerita sedikit tentang kehidupanku menuju akhir masa remaja. Aku mengenal pria bernama Dafa di tahun 2018. Dafa seorang pria yang menyenangkan memiliki sifat humoris, abisius, dan berjiwa besar. Bagaimana aku bisa mengenalnya itu merupakan suatu jalan cerita yang menurutku sangat lucu.
Aku bertemu dengannya melalui Aplikasi online dating ketika bulan ramadhan akhir, tidak seperti lelaki lain yang kutemui sebelumnya di aplikasi yang sama awal percakapan kita ia mulai dengan sangat menarik. “Ada ikan di aquarium, hallo, assalamualaikum” ucapnya saat memulai percakapan pertama kita. Awalnya aku menghiraukannya ketika itu aku tertidur dan setelah terbangun untuk makan sahur chat darinya bertambah
“Sahur” “ora” “sahur” “sak karepmu” “sing penting” “aku wes gugah” “sahur ora sahur sakapmu”
Saat itu aku tidak mengerti bahasa yang ia katakan dan justru malah membuatku semakin tertarik hahahah entah mengapa aku tersenyum ketika membacanya. Aungguh perkenalan yang sangat lucu…
Kami selalu menjalin komunikasi dan kedekatan kami semakin intens walau tehalang jarak dan hanya melalui sosial media. kami selalu berbagi cerita tentang apa yang ingin kita gapai. Nyatanya kami memiliki impian yang sama yaitu meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi negeri di Indonesia.
Hubungan kami selalu berorientasi pada apa yang ingin kita tuju. menjadwalkan belajar rutin kami.
Di akhir tahun 2019 Dafa datang menemuiku untuk pertama kalinya. Kesan yang kurasakan saat bertemu dengannya sangat berbeda aku merasa sangat dekat dengannya walau belum pernah bertemu sebelumnya. Saat kami bersama kami banyak mengunjungi tempat yang sebelumnya kita rencanakan jika kita bertemu. Mulai dari bermain Time Zone, Belajar bersama di pinggir danau UI, Mengunjungi tempat wahana bermain di Bogor dan masih banyak lagi. Sampai akhirnya kita harus berpisah kembali karena ia harus kembali kota asalnya.
Sebelum pulang ia meminta untuk menemuiku untuk mengatakan sesuatu. ia berkata “Terima kasih sudah mau mengenalku” lalu tiba-tiba ia menangis “Sebaiknya kita berhenti berhubungan dan berkomunikasi dan mulai menyusun rencana impian kita masing-masing” jlebbb.. rasanya sangat menusuk ketika ia berkata demikian saraya tiba-tiba aku ikut menangis. Aku memohon untuk tetap seperti sebelumnya dan aku bilang “Tolong aku bisa sampai sekarang menemukan apa yang aku inginkan, berjalan dan bergerak menggapainya itu karena aku mengenalmu” “Aku tidak tau akan seperti apa aku ketika berpisah denganmu dan meninggalkan apa yang sudah pernah aku bangun” Salahku waktu itu banyak bergantung diri padanya bahkan hingga saat ini Defa menjawab “Aku juga tidak ingin seperti ini, baiklah kita akan berjuang bersama untuk masuk perguruan tinggi negeri dan berjanjilah untuk selalu mengejar apa yang kamu inginkan”
Setelah hari itu kami kembali terpisah jarak, namun selalu berkomunikasi dan semakin giat dalam mengatur jadwal belajar kita mulai dari membuat daftar jadwal tes masuk perguruan tinggi, belajar rutinan setiap pulang sekolah walau via online, dan meresume ulang materi yang diberikan di sekolah.
Tidak terasa 6 bulan berlalu tibalah kita satu minggu sebelum pengumuman hasil tes keluar Defa berkata “Maaf kali ini kita sepertinya benar-benar harus memikirkan masa depan kita masing-masing entah apapun hasil tesnya nanti kita harus bersiap untuk itu” “Kita kejar apa yang kita mau, bahagikan kedua orangtua kita dahulu” seraya menangis Aku terdiam mau membantah sudah tidak bisa karena aku tahu seperti apa Dafa apa yang ia katakan pasti bisa dipegang apalagi ini berkaitan dengan masa depannya dan keluarganya. “Baiklah, semoga apa yang kamu putuskan itu jadi yang terbaik untukmu” kataku sambil menahan tangis. Setelah itu sudah tidak ada lagi kabar darinya
Hingga saatnya tiba hasil pengumuman telah keluar Dafa menghubungiku “Alhamdulillah, aku diterima di Universitas impianku” Akupun sama dan aku sampaikan pula pada Dafa hasil pengumumanku “Aku juga Daf, aku diterima di Universitas yang aku pilih” Yang aku rasakan saat itu tidak tau harus berekspresi seperti apa senang karena apa yang jadi impianku tercapai, atau sedih karena menerima realita kita harus berpisah dan benar-benar fokus pada masa depan kita masing-masing Di akhir percakapan kita setelah pengumuman Dafa berkata “Selamat ya, semoga kita bisa terus menggapai apa yang kita inginkan dan yang pasti bisa membanggakan kedua orangtua kita, sampai jumpa di waktu yang tepat”
Perpisahan antara aku dan Dafa merupakan perpisahan secara baik-baik, namun sejatinya tidak ada perpisahan yang baik-baik saja. Walau begitu apapun yang terjadi di masa depan nanti, jika kita memang sudah ditakdirkan bersama waktu yang akan mempertemukan kita kembali.
Cerpen Karangan: Raisya Dwi Nafidya Zein
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 26 Desember 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com