Sudah 2 tahun Dika dan salwa berpisah. Sudah 2 tahun juga Dika menahan rindu yang membabi-buta. Walaupun Dika-lah yang memutuskan hubungan mereka berdua, tapi bukan tanpa alasan. Dika memutuskan Salwa, karena Dika merasa bahwa Salwa adalah anak baik dan pintar. Akan sangat rugi rasanya jika Salwa menghabiskan waktunya untuk berkencan, lupa akan belajar. Oleh karena itulah, Dika memutuskan Salwa.
Dalam keheningan malam Dika mengingat-ingat kembali cerita masa lalunya bersama Salwa. Pergi menonton, makan dan jalan-jalan tanpa tujuan. Bahkan, dimasa SMA Dika pernah memaksa Salwa untuk bolos sekolah supaya bisa nonton bioskop bareng. Pasalnya jika sudah malam, Salwa sudah tidak bisa lagi keluar rumah. Karena ibunya tidak ingin anak satu-satu menjadi korban laki-laki buaya diluaran sana.
Dika juga pernah dimarahi oleh ibunya salwa, karena ia memberanikan diri mengantar Salwa hingga depan halaman rumah. Walaupun Salwa sudah menolak berkali-kali, tapi tetap saja Dika dengan gagah berani mengantarkannya. Sialnya, setelah Dika dan Salwa sampai rumahnya, ada ibunya yang sedang menyiram bunga berwarna-warni yang indah. Tapi, na’as ibunya melihat di depan matanya sendiri, anaknya bersama laki-laki tak tau diri (Dika) sedang berboncengan. Dika yang gerogi langsung membalas tatapan mata yang tajam dari ibunya Salwa dengan senyuman.
“Selamat sore, Tante.” Suara Dika menjadi gemetar. “Bagus!” ujar Ibunya Salwa sembari melotot. “Maaaaah, dika itu-” terpotong karena Ibunya langsung menyergahnya. “Cepet masuk,” ujar Ibunya sembari melotot tanpa berkedip. Tanpa berkata-kata lagi, Salwa yang ketakutan pun lantas memasuki rumah dengan terbirit-birit.
“Kamu…” sembari menunjuk Dika. “Saya tante?” tanya dika sambil mematikan motornya. “Iya, sini kamu,” ujar Ibunya Salwa. “Iya, tante,” lantas Dika langsung menghampirinya dengan tubuh yang kaku dan gemetar.
Setelah itu Dika menyesali, karena Ia disiram air bagaikan bunga mawar – indah tapi berduri. Padahal, Dika bisa selamat jika tidak mengikuti kata-kata Ibunya Salwa.
Dan kini Dika hanya bisa tersenyum memikirkan itu semua. Lantas terpikirkan oleh Dika, “bagaimana kabar Salwa hari ini? Apakah ia baik-baik saja? Kuliah dimana ia sekarang?”
Hubungan yang berakhir sebelum Ujian Nasional, membuatnya tak tahu apa-apa tentang kabar Salwa. Namun, sampai kapan pun Dika akan tetap mencintainya dan merindukannya. Walaupun Salwa tidak tahu, bahwa yang paling menderita adalah Dika.
Cerpen Karangan: Karim Blog: Kareem107.blogspot.com Mahasiswa kuno (Kuliah Nongkrong) yang terlalu banyak waktu luang, namun tidak tahu harus digunankan untuk apa, mengapa, dan bagaimana.