Ini adalah cerita tentang seorang gadis yang bernama Nefi Lija dia saat ini sedang bekerja di salah satu rumah sakit sebagai seorang dokter umum. Nefi Lija biasa dipanggil Nefi adalah seorang anak tunggal dari kedua orantuanya tapi sayangnya kedua orangtuanya tidak pernah akur Nefi selalu berusaha membantu mereka tapi sayangnya usahanya sia-sia kedua orangtuanya sudah lama seperti ini sejak Nefi kecil hingga sekarang Nefi sudah menjadi biasa oleh karena itu dia lebih sering menghabiskan waktunya di luar karena saat dia pulang dia hanya menemui keheningan dan juga sekarang dia tinggal sendirian di rumah almarhum neneknya sedangkan ayah dan ibunya juga tinggal di rumah terpisah.
Dari kejadian orangtua Nefi membuat dirinya trauma dengan yang namanya CINTA sekarang menurut Nefi CINTA ITU MENYAKITKAN dan karena itulah Nefi hingga sekarang tidak pernah menaruh hati kepada seseorang. Sekarang dia hanya bersyukur tidak tinggal satu rumah lagi dengan orangtuanya, berkat usahanya juga sekarang Nefi menjadi dokter yang juga merupakan bagian dari cita-citanya selain itu dia juga bisa memilliki penghasilan yang dapat membuat dia pergi dari rumah itu dan memiliki rumah neneknya dari pihak ibu. Setelah makan malam Nefi langsung tertidur di tempat tidurnya karena lelah.
Keesokan harinya saat Nefi sedang berjalan menuju ke rumah sakit dia terkejut saat ada bunyi keras yang diikuti suara teriakan, Nefi pun segera berlari Nefi menemukan ada seorang pengendara motor yang terluka karena kecelakaan seseorang itu adalah seorang pria dilihat dari kondisinya pria itu mengalami luka yang parah di bagian kepalanya, Nefi berusaha untuk memberikan pertolongan pertama pada pria itu dan menyuruh orang lain untuk menghubungi pihak rumah sakit.
“Bertahanlah tuan” Kata Nefi Nefi mencoba sebisa mungkin untuk memberikan pertolongan pertama tapi Nefi menjadi takut karena pria itu memejamkan matanya beruntung saat itu mobil ambulance sudah tiba mengantarkan Nefi dan pria itu ke rumah sakit untuk diberikan pertolongan.
Saat tiba di rumah sakit dia mengetahui bahwa pria itu adalah seorang dokter baru berganti tugas dari rumah sakit sebelumnya sekarang di rumah sakit di tempat Nefi bekerja. “Jadi dia beneran dokter baru itu ya” Tanya Nefi ke temannya yang juga seorang dokter bernama Esni. “Iya Nef, kami berterima kasih sekali kepadamu sudah memberikan pertolongan pertama” “Iya” “Oh iya Nef kamu nanti bisa gantiin aku buat periksa dokter itu soalnya nanti aku ada acara keluarga” “Boleh lagian aku juga lembur hari ini”
Esni berterima kasih pamit lalu pergi meninggalkan Nefi. Setelah beberapa jam tibalah waktu untuk memeriksa orang itu Nefi berjalan menuju ke kamar dimana pria itu istirahat. Setelah tiba dikamar itu Nefi segera melakukan pemeriksaan dan setelah selesai pergi meninggalkan kamar itu.
Beberapa hari setelahnya Nefi mendapatkan kabar bahwa pria itu sudah sadar tetapi masih harus beristirahat. Saat sedang menengguk minumannya Nefi didatangi Esni yang berkata bahwa pria itu ingin menemui untuk berterima kasih, Nefi pun menuruti Esni berjalan ke kamar pria itu. Saat berada di kamar itu Nefi melihat pria itu masih tertidur di kasurnya tapi kali ini pria itu sedang tersenyum sembari mengucapkan terima kasih ke Nefi.
Dua bulan setelah itu Pria itu sekarang sudah bisa bekerja di rumah sakit itu dan juga pria itu menjadi rekan Nefi. Nefi menanggap itu adalah hal yang biasa selain itu hal seperti wajar untuk orang yang baru memiliki seorang rekan agar mereka bisa menyesuaikan diri bekerja di rumah sakit itu. Selama bekerja Nefi mengetahui bahwa pria itu bernama Moka Saco yang biasa dipanggil Moka, Nefi juga mengetahui saat ini dia masih tinggal bersama kedua orangtuanya sebagai anak tunggal mengetahui Nefi turut berbahagia karena seorang anak masih bisa tinggal bersama kedua orangtuanya yang harmonis.
Setelah satu tahun Nefi dan Moka menjadi satu rekan dalam kerja, Nefi terkejut akan sesuatu. Kejadian itu terjadi di saat Nefi ingin pulang saat itu langit sedang hujan deras Nefi berada di taman rumah sakit duduk di salah satu bangku taman sembari hujan-hujanan karena itu adalah niatnya sendiri hingga Nefi melihat Moka berjalan menuju ke arahnya membawa payung yang cukup besar dan duduk di sebelah Nefi.
“Kamu sengaja hujan-hujanan?” Tanya Moka “Iya dan ini menyenangkan” Jawab Nefi “Aku baru tahu kamu suka hujan” “Iya” Mereka berdua terdiam Moka menawarkan payungnya tetapi ditolak Nefi karena Nefi tidak mau.
“Nef aku boleh ngomong sesuatu ke kamu?” “Boleh” kata Nefi masih menatap langit. “Nef sebenarnya dari awal kamu selamatin aku, aku langsung ada perasaan sama kamu hingga sekarang” Nefi sudah terbiasa mendengarkan pengakuan perasaan seseorang tapi dia tahu semua orang itu hanya menyukai wajah cantiknya, benar selain sukses dia juga memiliki paras dan wajah yang cantik hanya saja yang kurang darinya adalah bahwa DIRINYA MEMBENCI YANG NAMANYA CINTA.
“Sejujurnya Moka aku tidak mempercayainya” Jawab Nefi santai “Aku tahu, aku juga tahu kamu juga membenci yang Namanya cinta tapi percayalah aku benar-benar mengalaminya untukmu” Mendengar itu Nefi sedikit kesal karena bisa-bisanya ada orang berbicara seperti ini kepadanya saat dia melakukan hal yang disukainya yaitu hujan-hujanan. “Aku tidak tahu moka sebenarnya aku tidak mau kamu menyia-nyiakan hal seperti itu untukku”
Nefi bangun dari tempat duduk dan meninggalkan Moka sendirian. Kebenciannya selama bertahun-tahun benar-benar membuat Nefi lupa dengan yang Namanya perasaan cinta. Sesampainya di rumah Nefi langsung mandi dan bersiap untuk tidur saat dirinya ingin tertidur amarah di dalam dirinya tetap tidak mau hilang mengingat setiap perkataan Moka membuat dirinya benar-benar kesal hingga amarah itu menjadi niatnya untuk menghentikan pikirannya memikirkan sosok Moka.
Nefi menuju ke dapur dia meilhat pisau yang besar itu dia langsung mengambilnya untuk menyayat pergelangan tangannya sebelah kiri, dia tidak merasakan sakit sama sekali yang Nefi pikirkan saat itu adalah rasa sakit itu dapat mengalihkan pikiran Nefi dari sosok Moka yang memenuhi pikirannya. Nefi menuju ke kotak penyimpanan milikinya untuk saat seperti ini diraihkannya kain untuk menutupi luka itu dan kemudian dirinya melanjutkan tidur.
Keesokan harinya Nefi pergi ke rumah sakit untuk bekerja seperti biasa, di rumah sakit tidak ada seorang pun yang menyadari lengan Nefi itu karena Nefi berhasil menyembunyikan luka itu dibalik kain putih. Saat sedang istirahat, Nefi duduk sendirian di taman sembari melihat sekitar hingga matanya melihat sosok Moka dia langsung berdiri dan berjalan untuk pergi tapi sebelum itu Moka berhasil meraih tangannya sebelah kiri, saat Moka ingin mengucapkan sesuatu Moka menyadari ada sebuah kain putih yang membalut pergelangan kiri Nefi tapi lama-lama Moka terkejut karena kain putih itu semakin lama semakin berubah warnanya menjadi warna merah tidak lama kemudian Nefi pun terjatuh pingsan sedangkan Moka berteriak dan langsung membawanya ke UGD. Saat di UGD para pekerja yang bekerja segera memberikan pertolongan pertama termasuk Moka. Moka ikut memberikan pertolongan pertama dengan membuka kain yang sudah berwarna merah itu dan menjadi terkejut karena di balik kain itu Moka melihat sayatan yang besar di pergelangan tangan Nefi.
“Ya tuhan Nefi, sebenci itukah dirimu dengan cinta hingga kau menyakiti dirimu sendiri seperti ini” Kata Moka sembari menolong Nefi yang sudah tidak sadarkan diri dengan kulit Nefi sekarang yang sudah berubah menjadi pucat.
Mungkin saat ini jiwa Nefi sedang menyaksikan raganya sedang ditolong oleh seseorang yang mengaku memiliki perasaan cinta untuknya sembari tertawa. “Benar HANYA CINTA YANG BISA MENYAKITI diriku hingga aku seperti ini”
Cerpen Karangan: Shofa Nur Annisa Deas Blog / Facebook: Shofa Deas Shofa Deas adalah nama pena dari Shofa Nur Annisa Deas. Saat ini dirinya sedang mencari cerita hidupnya karena menurutnya setiap hidup itu adalah cerita
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 10 Maret 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com