Sudah 6 bulan Meyra dan Farran bekerja di kantin sekolah. Digaji tentunya. Namun tiba tiba bapak kepala sekolah menemui mereka. “Eh? Bu Bella sudah pulang ya?” tanya bapak kepala sekolah “Sudah pak” “Ohh sudah pulang. Sepertinya ini waktu yang tepat untuk membicarakannya kepada kalian” “Kalo boleh tau ngomong apa ya pak?” “Bapak lihat-lihat kalian berdua ini adalah anak yang baik, bagaimana jika kalian bersekolah di sekolah ini lewat jalur beasiswa?” “Wahh yang bener. Kita mau pak terimakasih banyak ya pak” “Iya sama-sama”
Aku dan Farran akan bersekolah di semester baru. Aku dan Farran tinggal di kost milik bapak kepala sekolah dengan gratis. Aku sangat bersyukur mendapatkan nikmat yang luar biasa dari Tuhan. Aku akan menuntut ilmu dengan sungguh sungguh. “Mensyukuri apa yang sudah kita miliki akan terasa indah, daripada memikirkan apa yang belum kita miliki” itu nasihat ibuku saat semasih hidup yang masih aku ingat sampai sekarang. Aku rindu Ibu. Kasih sayangnya, tutur lembutnya, masakannya semua aku rindukan.
Satu bulan berlalu, hari ini adalah hari pertama aku sekolah lagi. Tentu saja aku sangat bersemangat. Aku mengenakan atribut seragam lengkap. Aku berangkat ke sekolah setengah tujuh. Sesampainya di sekolah tersebut aku kebingungan yang mana kelasku.
Tiba tiba ada laki laki yang menabrakku dari depan. Dia Kayana. “E-eh sorry kak” ucapku “Eh gapapa, lo murid baru ya?” “Iyaa, kalo boleh tau ruang kelas tiga SMA dimana ya kak?” “Ohh lo kelas tiga? Sama dong, masuk kelas sama gue aja”
Di dalam kelas aku langsung duduk di bangku yang kosong. Semua siswa di kelas tersebut langsung menghampiriku. “Haii nama kamu siapa?” ucap seorang siswa perempuan disana. “Nama aku Meyra, kamu?” jawabku ramah. “Nama aku Kyra”.
Tak lama kemudian Ibu guru datang. Nama ibu guru tersebut adalah Bu Ria. “Selamat pagi anak anak. Oiya kalian kedatangan murid baru lho namanya Meyra” ucap Bu Ria. Meyra maju kedepan dan memperkenalkan dirinya. “Haii semua nama saya Meyra Quinsha Anastasia kalian bisa panggil aku Meyra. Aku pindahan dari Desa. Salam kenal ya terima kasih” ucap Meyra. “Ibu harap kalian bisa berteman baik dengan Meyra ya”.
“Ehh tu cewek mirip yang gue temuin di cafe satu bulan lalu, ga nyangka sih dia sekolah disini” ucap Kayana. ‘Hah? Sejak kapan lo sempet ketemu dia?” tanya Rashka. “Elleh makanya kalo temen cerita itu dengerin, jangan game mulu yang lo perhatiin. Sekalian aja pacarin HP lo tuh” omel kayana. “Yaelah marah mulu” ucap rashka.
Selesai mata pelajaran kayana menghampiri Meyra. “Ehh lo yang gue temuin di Cafe itu ya?” ucap Kayana. “Maaf lo siapa?” jawab Meyra. “Yaelah pikun amat neng, lo itu yang ngomelin mbak kasir itu lho. Nah cowo yang ada disamping lo itu gue” jawab Kayana. “Ohh” jawab Meyra singkat.
“Ngomong ngomong kantin di sini di mana?” tanya Meyra. “Di genteng, ya di sekolah ini lah mau gue anterin? Daripada lo kebingungan kayak tadi lagi?” tawar Kayana. Meyra berpikir sejenak, setelah dipikir-pikir benar juga kata Kayana. Akhirnya Meyra menerima ajakan tersebut. Entah kenapa Meyra merasa gugup ketika berada disamping Kayana. Tapi Meyra mengabaikan rasa itu.
Sepulang sekolah aku mengganti baju dan istirahat. Entah kenapa gue seneng banget bisa ketemu dengan Kayana tadi. Apa mungkin gue suka sama dia? Ahh ga mungkin lah.
Sementara itu. “Dari mana aja lo?” ucap Rashka. “Santai weh jangan marah mulu. Tadi gue lagi anterin anak baru itu” ucap Kayana. “Ehh gue liat liat semenjak ada murid baru itu lo deketin dia mulu. Lo suka ya sama dia hahaha” ledek Rashka. “Ngadi ngadi lo, yakali gue suka sama dia. Aneh” ucap Kayana. Namun di lubuk hati Kayana ia memendam rasa kepada Meyra.
Beberapa bulan kemudian Hari ini adalah hari gue piket di ruang laboratorium. Ruangan disana sangat kotor layaknya jarang dibersihkan. Aku langsung membersihkan ruang laboratorium. Mulai dari menyapu lantai, mengepel lantai semua sudah aku kerjakan. Namun ada meja berisi cairan cairan kimia laboratorium. Aku kebingungan cara membersihkannya.
Tiba tiba ada cowok yang menabrakku, dia Kayana. “Ehh maaf” ucapnya “maaf maaf! Lo ga liat gue disini?” “Ya sorry” “Hufftt iya iya, kebetulan lo disini, lo tau gak cara bersihin meja itu?” tanyaku “Ouhh tau, yaudah gue aja yang bersihin” ucap Kayana. “Ehh bener? Makasee” “yee.”
Setelah membersihkan ruangan Laboratorium, Meyra diperintahkan untuk mengawasi ruang koperasi karena ibu penjaga koperasi sedang izin. “Hufftt kenapa harus gue sih” ucap Meyra. Ia menuju ruang koperasi. Alangkah kagetnya Meyra melihat antrian pembeli koperasi sangat banyak. “Ebusettt napa bisa sebanyak ini yang ke koperasi” ucap Meyra. Tanpa pikir panjang Meyra langsung melayani siswa siswa tersebut. Ia nampak kewalahan. Ia bertemu Kayana di koperasi itu.
“Lo mau beli apa?” tanya Meyra. “Beli pensilnya satu mbak” jawab Kayana dengan wajah meledek. “Aish panggil gue meyra aja kali, ya udah nih pensilnya” jawab meyra. “Nih uangnya” ucap Kayana memberikan uang seratus ribu. “Woyy lo kenapa sih? Cuman belanja seribu jugaan bayar pake uang seratus ribu” ucap Meyra. “Ribet lo orangnya, tinggal kasi kembalian doang” ucap Kayana. Sementara orang yang antre di belakang Kayana banyak yang protes salah satunya Rashka. “Woyy orang UwU-UwUan di depan, minggir woy” ucap Rashka. “Udah lo pergi sono, banyak yang marah tuh” ucap Meyra.
Sekitar 30 menit Meyra melayani para tsunami manusia itu. Setelah itu Meyra menuju kantin Bu Bella karena sedari tadi perut Meyra sudah keroncongan. “Bu Bellaaa” ucap Meyra sedikit teriak. “Ehh neng Meyra, mau beli apa?” ucap Bu Bella ramaha. “Soto ayam aja ya Bu” ucap Meyra. “Okee siapp, ehh ngomong ngomong gimana sekolahnya??” ucap Bu Bella membuka pembicaraan. “Lancar buk, Meyra seneng banget bisa sekolah lagi” ucap Meyra. “Hahaha syukurlah, itu hadiah dari tuhan karena kamu selama ini menjadi anak pekerja keras” ucap Bu Bella. “Hahaha iya bu” ucap Meyra sambil menyeruput soto ayam.
Setelah makan tak lupa Meyra membayar makanan. Namun uang Meyra hilang entah kemana. Jangan jangan saat aku berangkat ke sekolah uangku jatuh di jalanan, gawat. Disamping Meyra ada Kayana. “Bu, ini uangnya sekalian bayarin punya dia ya” ucap Kayana. “Hah? Yang bener?” ucap Meyra kebingungan. “Iyaa bener, lo makin cantik aja pas bingung gitu hahaha” ucap Kayana. DUARRR!! Pipi Meyra tiba tiba memerah. “Woyy muka lu kesengat lebah? Merah amat hahaha” ledek Kayana. “Ishh apa sih” ucap meyra. “Parah tiba tiba aja Kayana ngomong gitu. Ahh sudahlah” ucap Meyra dalam hati. “Meyy, temuin gue di taman kota besok ya” ucap Kayana “I-iya” ucap Meyra gugup
Kebetulan besok libur. Meyra berdandan cantik menggunakan baju seadanya. Namun tetap terlihat cantik kalo dipake sama Meyra. Ia menemui Kayana di taman kota seperti yang dijanjikan. “DORR” ucap kayana mengagetkan Meyra. “IHH kaget tau” ucap Meyra “Hahaa kaget ya? Wkwk maaf” ucap Kayana “Iya iya”
“Meyy, sebenernya gue udah lama mendem rasa ini. Dari lo ngomelin mbak kasir, gue udah terpesona sama lo. Gue suka sama lo and gue pengen jadi orang yang spesial di hidup lo. So, Will you be my girlfriend?” ucap Kayana sedikit gugup Meyra tampak menangis
“Woyy lo napa nangis?, kata kata gue ada yang salah ya?” ucap Kayana “Gue ga ngerti bahasa inggris Kay” ucap Meyra “Hadehh intinya, lo mau gak jadi pacar gue?” “HAH? serius? Mauu” ucap Meyra ‘H-hah yang bener? Makasii mey” Mereka berdua menikmati malam minggu yang indah itu. Bintang bertaburan di langit
“Mey lo suka nyanyi?” “Suka” “Suka gitar?” “Suka” “Kalo gue main gitar lo nyanyi mau ga?” “Hah? Mau dong”
~ That you were Romeo, you were throwing pebbles and my daddy said “Stay away from Juliet”. And i was crying on the staircase begging you “Please dont go”. And i said. Romeo take me somewhere we can be alone. I’ll be waiting. All there’s left to do is run. You’ll be the prince and i’ll be the princess. Its a love story baby just say ‘yes’ ~ Lantunan lagu dinyanyikan oleh Meyra diiringi petikkan gitar dimainkan oleh Kayana. Itulah kisah Meyra.
Cerpen Karangan: Ni Putu Gavrila Anindita Sudiartha Blog / Facebook: Dita Ingga Narda
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 1 Januari 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com