Seumur hidup aku tidak pernah membayangkan kejadian seperti ini akan terjadi padaku. Pada hari ini seorang pria asing yang belum pernah aku lihat dalam hidupku tiba-tiba melamarku disaat ada acara kumpul keluargaku. Semua mata setiap anggota keluargaku tertuju pada diriku dan juga pria asing yang melamarku.
“Percayalah padaku, aku sungguh ingin menikahimu” Kata pria itu Aku hanya terdiam karena bingung, tidak tahu harus berbuat apa, beruntung Papa datang dan menyelamatkanku dari kondisi yang membingungkan itu. Tidak lama kemudian pria misterius itu keluar dari rumah lalu berjalan pergi.
“Sudah nak jangan takut, kamu kalau mau ke kamar ke kamar aja ya, Papa pastikan orang aneh itu pergi” “Papa kenal orang itu?” “Tidak Papa belum pernah lihat orang itu” “Sudahlah Pa aku mau disini mau makan-makan dulu sayang udah banyak masakan enak buatan nenek” Kataku sembari tertawa kecil “Oh ya sudah nak, jangan kalap, jangan lupa juga dibagi-bagi” “Siap Pa” Aku tidak ambil pusing urusan tadi, karena aku percaya orang itu hanya sedang bercanda terlihat sekali dari penampilannya yang berpakaian kusut saat menemuiku tadi.
Aku pun segera menuju ke dapur untuk mengambilkan makanan yang sudah dimasak oleh nenek untuk dibagikan kepada orang-orang yang berada di ruang tamuku, gorengan buatan nenek memang yang terbaik dari baunya saja sudah tercium aroma enaknya yang membuatku tidak sabar untuk memakannya. Tapi aku ingat bahwa aku harus membagikan makanan ini. Aku pun berjalan ke ruang tamu.
“Ini ya gorengannya, silahkan selamat menikmati” Kataku sembari menaruh piring yang berisikan goreng itu “Wah enak nih” “Hei aku mau satu dong” “Tenang semuanya kebagian” Kataku
Setelah membagikan gorengan itu aku kembali ke dapur. Tidak lama kemudian acara tersebut selesai semua tamu undangan sudah pulang, aku pun membantu keluargaku untuk membereskan. Malamnya aku membuka buku harianku untuk mencatat hari yang sudah aku jalani, menurutku dengan menulis sesuatu di buku harian dapat membuat kita menjadi lebih paham dengan diri kita sendiri dan juga kehidupan.
“Kenapa ma?” tanyaku ke mama yang sedang memasuki kamarku “Mama mau ngobrol sama kamu, tadi…” Aku diam sembari menutup buku harianku “Kata bibimu dia tadi lihat kamu disamperin orang aneh” “Oh itu, entah mungkin orang itu lagi halusinasi” “Ya sudah nak, mama tadi pas dengar bibimu langsung takut” “Tenang saja ma, kalo ada orang aneh akan langsung kupukul” Mama tertawa “Iya iya nak mentang-mentang kamu sudah sabuk hitam” Aku tertawa mendengar Mama, Mama pun segera pergi dan aku bersiap-siap untuk tidur.
Keesokan harinya karena hari libur aku berjalan-jalan sendiri alias sedang me time istilah anak muda zaman sekarang. Sedangkan keluargaku sedang ke luar kota untuk mengunjungi kerabat kami. Di siang hari ini aku sedang berada di alun-alun kota. Di alun-alun itu aku mengunjungi beberapa toko yang menurutku ikonik seperti toko kelontong yang menjual barang-barang kerajinan khas kota kami, lalu toko kue yang menjual berbagai kue yang rasa-rasanya lezat, dan toko buku kesukaanku.
Tidak terasa aku berada di alun-alun itu hingga sore. Saat di toko buku itu aku mendapatkan pesan di ponselku dari mama yang mengatakan mereka sedang menuju perjalanan pulang. Aku pun menutup ponselku lalu segera menuju ke kasir untuk membayar belanjaanku. Setelah selesai berbelanja aku segera menuju ke halte bus. Tidak lama kemudian bus tiba yang membuatku segera menaiki bus tersebut untuk segera pulang ke rumah, selama perjalanan aku memandangi langit yang mendung.
“Sebentar lagi hujan nih, untung saja jemuran sudah kumasukan” Saat tiba aku pun turun dari bus dan disaat bersamaan hujan sudah turun, sepanjang berjalanan menuju rumah aku melihat orang-orang berlarian untuk menghindari hujan namun berbeda denganku aku justru menyambut hujan dengan menikmatinya.
Tiba di rumah aku sudah melihat mobil sudah terpakirkan yang berarti keluargaku sudah pulang. “Ya ampun nak, masuk jangan hujan-hujanan” “Gak apa-apa kok. Aku senang hujan” Tapi mendengar itu Papa menyuruhku untuk segera masuk, karena sebagai anak yang baik aku menurutinya, padahal aku ingin menikmatinya hujan, tapi bisa-bisanya itu tidak terjadi.
Pada malam hari aku kembali menulis buku harianku. Keesokan harinya saat sepulang kerja aku menuju ke restaurant, saat tiba di restaurant itu aku segera memilih tempat duduk, lalu seorang pelayan datang untuk mencatat pesananku. Sembari menunggu makanan aku membaca novel.
“Dasar pelayan yang tidak becus!! Membuatku jijik makan disini” “Maaf tuan akan segera kubersihkan” Perhatian semua orang termasuk diriku melihat seseorang yang sedang memarahi seorang pelayan. Dan seseorang yang memarahi pelayan itu adalah seseorang yang kukenal DIA ADALAH PRIA ASING YANG MELAMARKU
Karena suatu dorongan dalam diriku, membuatku terbangun lalu berjalan menuju pria dan juga pelayan itu. Aku bisa melihat pria itu langsung terdiam melihatku. “Kenapa kau disini? Mau ikut campur?” Tanya pria itu “Ya” “Sudahlah pergi saja, ini bukan urusanmu” “Tentu saja ini urusanku, karena kau menganggu orang-orang disini” Jawabku. Pria itu hanya terdiam, lalu langsung pergi dari sana, sedangkan orang-orang termasuk diriku hanya bisa terdiam sembari melihat pria itu pergi dengan mobilnya.
Beberapa hari kemudian saat aku sedang bersantai-santai Mama menyuruhku untuk mmenemaninya menuju ke rumah temannya. Entah mengapa sepanjang perjalanan aku merasakan sesuatu yang tidak enak seolah ada sesuatu yang salah dalam melakukan ini tapi mungkin itu hanya prasangka saja kuharap.
Tidak terasa kami sudah tiba. “Selamat datang” “Wah sudah lama sekali yah” “Iya… lalu.. ini” “Putriku” “Wah mirip sekali seperti ibunya” Kata teman mama sembari tertawa sedangkan aku menyalami tangannya. Tidak lama kemudian dirinya memanggil seseorang, yang kemudian saat orang itu tiba membuatku terkejut dalam diam ternyata itu adalah pria asing.
“Ah ini perkenalkan putraku” Aku tidak terkejut mendengarnya, karena dari mukanya saja mereka berdua terlihat mirip. Tidak lama kemudian temannya mempersilahkan kami masuk. Saat aku mau masuk menuju ke rumah itu tiba-tiba saja ponselku berbunyi karena ada panggilan dari seseorang sedangkan mereka sudah masuk. Aku pun segera menjawab panggilan tersebut, saat aku sedang menjawab panggilan itu aku melihat pria itu berada di dekat pintu sedang melihatku. Aku pun segera menaruh ponselku di tas lalu berjalan kearah Mama.
“Ma aku mau pergi dulu boleh? Soalnya ini mendadak sekali” “Memangnya kenapa?” “Pokoknya darurat” Mama pun hanya bisa mengelengkan kepala, lalu aku segera pamit dan pergi dari rumah itu sendrian. Sebenarnya aku berbohong tidak ada yang darurat, itu semua bohong karena aku sengaja agar aku bisa pergi dari sana. Tapi mengapa bisa-bisanya aku meninggalkan mama demi menghindari pria itu? Apakah aku takut? Entahlah. Tapi aku pernah mendengar dari seseorang bahwa. JIKA KAU INGIN TERHINDAR DARI SESUATU. MAKA TINGGALKAN HAL ITU
Keesokan harinya aku dan Mama berbelanja di Mall kota. “Jadi bagaimana urusan kemarin?” “Tenang ma sudah teratasi” “Nak, kamu tahu kemarin putra teman Mama itu bertanya tentang kamu lho” “Oh iya lalu mama jawab apa?” “Ya jawab apa yang mama tahu”
Bisa-bisanya pria itu penasaran dengan diriku, memang siapa dirinya?. Sepanjang perjalanan pulang dari Mall saat mengendarai mobil aku hanya bisa emosi karena merasa sebal, hingga yang membuatku tidak konsentrasi dalam mengendarai mobil yang nyaris menabrak mobil lain. Beruntung aku bisa menghindar tidak lama aku segera meminta Mama untuk mengantikanku dalam mengendarai mobil.
Keesokan harinya, hujan turun sekarang aku sedang berjalan menuju ke rumahku setelah pergi ke pasar di pagi hari. Benar-benar hari yang membahagiakan bisa menikmati hujan di pagi hari. Dari kejauhan aku melihat seseorang yang sedang berdiri tidak jauh di depanku. Aku tetap berjalan saat semakin dekat dengan jelas aku bisa melihat wajah orang itu adalah pria itu, saat melewati pria itu aku mengangguk sembari tersenyum pria itu membalas senyumanku dengan senyumannya. Aku pun tetap berjalan hingga aku tiba di rumah. Aku segera menuju ke dapur untuk menaruh barang belanjaan lalu aku segera mandi dan mengganti baju.
Aku mendengar ketukan, lalu Mama datang sembari memberikanku sebuah kotak. “Ini apa Ma?” “Buat kamu nak, tadi pas kamu lagi ke pasar putra teman Mama yang itu datang untuk memberikan ini ke kamu” “Oh..” “Jangan diam saja terima saja kotaknya” “Oke terima kasih Ma” Mama pun pergi dari kamarku, dengan segera aku memeriksa kotak itu.
Kotak itu berukuran sedang, berwarna putih. Aku pun membuka buku itu untuk melihat isinya. Di dalam kotak itu aku mendapati sebuah surat dan sebuah kotak yang berukuran kecil. Aku segera memeriksa surat itu, surat itu berisikan sebuah pesan-pesan yang membuatku terdiam, kemudian aku segera membuka kotak kecil itu yang berisikan sebuah gelang dengan batu kristal berwarna merah muda yang menghiasi gelang itu membuat gelang itu cantik di mataku. “Disaat pria lain melamar menggunakan cincin kamu malah menggunakan gelang” Kataku sembari tertawa.
Seminggu kemudian lagi-lagi Mama mengajakku ke rumah temannya. Hanya saja kali ini aku benar-benar ingin pergi. Saat tiba, rumah itu sangat ramai, karena sedang ada acara. Aku mengikuti acara itu. Setelah beberapa aku sedang memandangi tanaman. “Apakah gelang itu…?” “Ya” “Jadi kamu sudah tahu” Aku mengangguk, lalu menatap pria itu sedang berdiri di sebelahku sembari memandangi tanaman mawar berwarna jingga.
“Lalu apa kamu mau menerimanya?” Tanya Pria itu Tepat saat pria itu selesai berbicara terdengar suara petir yang bergemuruh, membuatku tersadar dari lamunanku. “Aku menerimanya, hanya saja aku belum siap” Jawabku. Kami berdua terdiam, hanya terdengar suara keramaian orang-orang yang sedang berkumpul dan juga suara petir yang kembali bergemuruh. “Tenang saja, kita akan menghadapinya bersama”
“Boleh aku bertanya?” Tanyaku “Tentu” “Kenapa kau melamarku dengan gelang?” Tanyaku Pria itu tertawa “Aku sudah menduga kamu akan bertanya” Aku hanya diam “Gelang ini memiliki kristal spesial, lalu saat aku melihatmu berlari di hari hujan itu aku langsung menyukaimu dan menganggapmu spesial” “Apakah hanya itu?” Tanyaku Pria itu tertawa lagi “Tentu saja tidak, penasaran?” “Tentu saja, bagaimana bisa sekali lihat langsung suka” Jawabku “Terkadang itulah cinta datang dengan tidak terduga” Kata pria itu
Cerpen Karangan: Shofa Nur Annisa Deas Blog / Facebook: lovinpluie Terima Kasih sudah berkunjung dan membaca ceritanya. Perkenalkan namanya Shofa Nur Annisa Deas. Saat ini dirinya sedang mencari cerita hidupnya karena menurutnya setiap hidup itu adalah cerita
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 1 April 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com