Galan adalah nama cowok yang membuatku semangat, selalu tersenyum. Dia mirip biasku Jung Jaehyun. Aku menyukainya dia selalu bergabung dengan anak-anak populer.
Suatu hari aku bertatap muka dengannya. Aku tertunduk malu. “Galan tuh cewek anak fakultas sastra kan, dia tuh pemalu tau.” “Iya kenapa so what?” Galan biasanya duduk di kantin bukan sekedar ngobrol tapi menyelesaikan skripsi. Dia juga pandai bermain gitar. Pesonanya romantis, mampu membius aku.
Cintaku tak pernah bersambut, aku hanya bisa diam mematung mengangumi dia. Sampai aku melihatnya mengambil buku yang sama denganku. “Galan lo baca buku ini juga?” “Iya, gue suka karakter Satya di sini apalagi novel Sastra gue awalnya awan soal fiksi tapi adek gue buka mata gue soal mereka, kebetulan adik gue nctzen.” ujar Galan memperlihatkan lengkum di bibir.
Jujur aku mendelik tajam setelah bertemu dengannya di universitas kami jarang berbicara tapi di sini kami bisa berbagi. “Lo Anna kan, aku fansmu!” “Beneran?” Membulatkan mata, seakan tidak percaya.
Disatu sisi aku jatuh hati pada sikap ramahnya, tapi di fakultas dia tampak cuek padaku. Bahkan sering mengatakan kasar sehingga hatiku sakit. Kemudian aku menangis di toilet menumpahkan rasa kesalku.
Sampai aku bertemu lagi di toko yang sama. “Lo marah atas sikap gue maaf ya?” Galan meminta maaf padaku. Sejujurnya aku paling susah marah sama cowok. Tapi Galan sudah keterlaluan jadi aku mendiamkan dia. Galan mempertemukan aku sama Kayra. Dia adiknya Galan kami bertiga menonton film bioskop My Sassy Girl versi Indonesia. Walau ekpestasi aku tinggi, tapi cukup bisa menikmati.
Galan memberikan aku liontin dan aku senang menerimanya. Dia support system aku menjalani hidup karena aku anak yatim dari panti asuhan Cinta Kasih.
“Galan jangan tinggalin gue ya!” “Mulai sekarang kita jadian…” Galan memelukku. Kami pacaran sehat tanpa melakukan hal berbahaya, Ibu panti menerima kehadiran Galan.
Namun perlakuan tak mengenakkan kembali aku terima Galan membentakku di depan para mapala. “Jadi si cupu ini cewek lo?” “Gak mungkin, gue jadian sama dia yang kerjanya mojok dan gak famous, lihatnya bajunya aja kayak ondel-ondel.” Rambut aku yang dikepang, dandanan sedikit tebal.
Aku mengusap kasar lalu meninggalkan kerumunan. Aku tidak tahu caranya berdandan, aku terlalu biasa untuk ukuran cewek. Sebuah tangan menarikku dia Anji sahabat Galan.
“Galan dia berkeperibadian ganda, gue satu-satunya orang yang tau.”
Satu-satunya aku pacarnya harusnya aku berhak mengetahui. Sekencang apapun berusaha menolak takdir memang begitu Galan padaku. Dia pernah menjambak, melakukan kekerasan, bahkan memukul sampai terjatuh. Sempat menganggap bahwa aku di toxic, tapi pikiranku melayang bahwa Galan itu punya keperibadian berbeda-berbeda.
Aku hampir membunuh diri sendiri karena depresi. Anji datang menjadi pahlawanku membantu aku bangkit. Semakin hari Galan terus menerorku.
“Lo udah selingkuh, kita putus…” “Sorry kalau aku pukul kamu, itu bukan aku tapi itu Theo.” “Cukup kita putus!”
Setahun kemudian… Aku mendengar kabar jika Galan meninggal. Dan dia menitipkan surat.
Maaf ya jika aku sering nyusahin kamu, tapi aku gak bisa kendalihin diri aku. Semoga kamu bisa menemukan kebahagian kamu tanpa aku di sini, titip adik aku. Aku tidak mau kejadian sama terulang.
Salam Galan
Aku memeluk kertasnya betapa sedihnya hatiku. Menapaki ini semua. Kuikhlaskan semua dengan hati lapang. Dari sana aku melihat Anji tersenyum padaku.
Selesai
Cerpen Karangan: Hardianti Kahar Blog / Facebook: HardiantiKaharz Nama: Titin Akun wattpad: @itinstory