Siang itu menjadi hari yang istimewa bagi Gadis dan Raka, yang dimana hari itu tepat 20 tahun mereka bersahabatan. Suka dan duka telah mereka lalui, mereka dan keluarga mereka merencanakan untuk dinner di salah satu restoran di kotanya. Raka berniat untuk menyatakan perasaannya yang dimana ia mempunyai perasaan terhadap Gadis. Ternyata tanpa disangka Gadis juga mempunyai benih-benih cinta kepada Raka.
“Diss… Siap-siap yukk… kita mau dinner sama keluarga Raka” Ucap mama Gadis “loh, sekarang ma? aku kira minggu depan” Gadis terkejut mendengar perkataan ibunya. Dirinya langsung bergegas ke kamarnya yang berada di lantai atas untuk membersihkan tubuhnya.
Setelah sampai diatas ia langsung bergegas mandi. Saat mandi ia tersenyum-senyum karena selalu memikirkan tentang Raka. Gadis pun selesai mandi dan tanpa disengaja ia melihat notif dari handphonenya. Ternyata notif itu dari Raka, “Nanti disana gue mau ngomong sesuatu” ucap Raka pada chat.
Gadis pun berangkat menuju tempat dinner tersebut, Raka pun juga baru menyalakan mesin mobilnya. Gadis masih tersenyum-senyum ditambah lagi ia memikirkan tentang perkataan Raka di chat tadi. Akhirnya Gadis tiba di tujuan. Namun Raka belum juga sampai.
30 menit berlalu, Raka masih belum sampai di restoran itu, Gadis pun tetap mencoba positive thinking mungkin saja ia terjebak macet.
“Coba nak, kamu chat Raka, sudah dimana dia” Kata mama Gadis kepada Gadis. Gadis pun chat Raka, namun tidak ada respon. “Centang satu mah…” Kata Gadis. “Yaudah tunggu aja dulu, siapa tau hp dia mati” Jawab mama Gadis.
Sejam pun berlalu, Raka tetap belum memberi kabar. Namun tiba-tiba ada notif telfon dengan nomor Raka. “Mahh…. ini Raka telfon” Ujar Gadis “Coba kamu angkat” Jawab mama Gadis
“Hallo??” Ujar suara dari telfon Raka. Gadis bingung itu suara siapa, bukan Raka melainkan suara orang lain. “Iyaa.. ini siapa yaa…?” Jawab Gadis dengan rasa panik. “Anu… Apa ini teman atau kerabat Raka? Ini mobil Raka kecelakaan, sekarang dia lagi dibawa ke rumah sakit terdekat” Kata orang asing yang menelepon Gadis dengan handphone Raka.
Gadis pun terkejut dan tak disengaja handphonenya terjauh karena saking kaget dan tak percayanya. Gadis panik dan langsung menuju rumah sakit dimana Raka ditempatkan.
Saat sudah sampai di rumah sakit ia langsung menuju kamar ICU dan dia melihat Raka yang sudah kritis, banyak alat dan selang yang sudah dipakai di tubuhnya. Tubuh Gadis pun langsung lemas, ia hanya bisa menangis melihat temannya yang terbaring lemah dengan keadaan koma. Ia menunggu dengan perasaan gelisah, menunggu temannya sadar.
Setelah beberapa jam Gadis menunggu, Raka pun sadar. Gadis yang daritadi menunggu dengan gelisah dan khawatir langsung lega melihat temannya sudah sadar. Gadis segera ingin memanggil dokter untuk periksa keadaan Raka, tetapi tangan Gadis ditangkis oleh Raka dan meminta untuk tetap disini menemaninya. Gadis bingung apa yang mau ia lakukan.
Raka yang masih dalam keadaan kritis berusaha untuk ngomong. “Diss… sebenernya gue suka sama lu dis dari SMA, cuma kita kan pernah bikin perjanjian kalo salah satu dari kita ada yang saling suka itu kita musuhan, tapi gue ga bisa nyimpen perasaan ini terus, gue harus jujur sama lu sebelum gue pergi. Maaf gue harus pergi, jaga diri lu baik-baik ya, cari pengganti gue yang lebih baik, makasih ya dis udah jadi temen gue, gue sayang banget sama lu”
Gadis terdiam dan terkejut karena apa yang telah Raka katakan. Nitttt… Gadis belum sempat mengatakan apapun, tetapi dia sudah ditinggal oleh temannya. Dia bingung, sedih, dan menangis sekencang-kencangnya, dia merasa sudah tidak ada dunianya lagi. Kehilangan sahabat adalah mimpi terburuk oleh Gadis.
Setelah beberapa minggu dia ditinggal oleh sahabatnya, hidupnya serasa suram dan kesepian, dia tidak tahu lagi harus berbagi cerita dengan siapa lagi, siapa yang akan menemani dia sekarang, dan Gadis merasa kehilangan sosok sahabat kesayangannya.
Dia jadi teringat momen-momen dia dan Raka saat dahulu. Dahulu Dia pernah berkata kepada Raka “Kalo sampe lo suka sama gue, gue musuhin lu seumur hidup” dan ternyata janji itu teringkar oleh Raka. “Mana bisa gue musuhin lu rak..” jawab Gadis dari pikirannya.
Gadis masih teringat jelas kata-kata terakhir Raka, semakin hari semakin terus kepikiran sampai dia pusing sendiri. Setelah banyak memori dan momen-momen mereka yang Gadis pikirkan, ia baru menyadari, kalau ternyata dia suka terhadap Raka selama ini. Dia berpikir bahwa hanya Raka satu-satunya laki-laki yang bisa membuat dia nyaman, bahagia, dan menjadi dirinya dia sendiri saat bersama Raka.
Dia jadi teringat saat SMA, Raka mempunyai cewek dan dia sebetulnya saat itu merasa tidak rela Raka membagikan perhatiannya kepada cewek lain. Dia menyadari dia merasa cemburu saat melihat Raka dan cewek tersebut. Tetapi saat itu dia masih belum mau jujur dengan perasaannya, dia masih berpikir kalau yang dia pikirkan hanya omong kosong dan tidak mungkin dia suka dengan sahabatnya sendiri.
Gadis pun menyesal dia belum sempat menyampaikan isi hati dia yang sebenarnya kepada Raka. Semuanya terlambat. Dia sudah tidak bisa bertemu dengan Raka.
Gadis pun terus berulang kali memikirkan Raka hingga kebawa mimpi. Saat ia bangun terdengar suara ketukan pintu tuk… tuk… tuk… Gadis pun bergegas membuka pintu dengan rasa ragu.
“Gadis??” suara yang tak asing baginya
Tamat.
Cerpen Karangan: Nararya Lamria, SMP Tarakanita 1 Jakarta Instagram: nayalamria