“Kring kring” bel sepeda Juwita berbunyi. ya Kamila Juwita Prameswari gadis cantik berumur 18 tahun itu sedang bermain sepeda di depan perumahan tempat ia tinggal. Suasana sore hari ini sangat sejuk, hembusan angin yang memaikan beberapa helaian rambut Juwita. Sudah menjadi kebiasaannya bermain sepeda di sore hari, kegiatan itu menghilangkan rasa jenuhnya saat berada di rumah.
Sore itu Juwita hanya seorang diri, dia tidak mempunyai adik atau saudara untuk diajak bersepeda sore. Ia memarkirkan sepedanya di tepi taman untuk bermain ayunan di taman favoritnya dekat komplek, ia suka menghabiskan waktunya kurang lebih 30 menit untuk duduk atau membaca buku di atas ayunan. Sering kali temannya menghampiri dan bercengkrama dengannya, menceritkan hal hal aneh yang terjadi atau membicarakan kegiatan sekolah yang asik
Tidak terasa waktu sudah menunjukan pukul Enam sore, waktunya ia kembali ke rumah. Juwita memasukan sepedanya ke garasi, ia membuka pintu rumahnya.
“Shalom, juwita pulang” salam itu membuat ibu Juwita menaruh pisau yang sedang ia pegang untuk memotong sayur “Shalom nak, habis dari mana saja. kok keluar tidak izin?” tanya bundanya “Juwita habis dari taman bun sambil baca buku disana, lagian di kamar aja bosan, suntuk. Jadi juwita ke taman aja hehe” ucap Juwita sambil tertawa kecil “haduh kamu ini, sekarang mandi sana. bersih bersih habis itu makan malam bareng ya” ucap bunda Juwita “iya bundaku sayang” Setelah mendengar perkataan bundanya, Juwita pun pada akhirnya bergegas naik ke lantai atas untuk mandi.
Suara sendok yang beradu dengan piring sangatlah jelas saat ini. Ayah, Bunda, serta Juwita sekarang sedang makan malam di ruang makan rumah mereka. Diselipi dengan canda tawa menciptakan suasana rumah saat ini sangatlah nyaman dan hangat.
“Nak, kamu sudah tau ingin kuliah di universitas mana?” Bunda tiba-tiba menanyakan perihal universitas yang akan dipilih oleh Juwita. Juwita tau dimana dirinya ingin melanjutkan pendidikannya tetapi dia masih bingung apakah dirinya sanggup untuk berada diuniversitas tersebut? “Sudah bunda, tapi aku masih bingung mau disitu atau tidak. Aku takut mengecewakan kalian” Juwita akan sangat sedih jika semua yang akan dia lalui justru menbuat kedua orangtuanya kecewa. “Loh, kenapa nak? Bunda sama ayah terima apa yang akan kamu pilih kok” bunda tersenyum sembari mengelus rambut sang putri. Hal itu dapat mengurangi sedikit rasa khawatir yang Juwita rasakan, nyaman.
“KRINGGG” Suara alaram terdengar tepat pada pukul 07.00 pagi, Juwita merasa terganggu oleh suara itu. Ia mengambil benda pintar itu lalu mematikan alarm tersebut. Sekarang sudah tanggal 24-11-2031, hari dimana Juwita akan menjadi mahasiswa baru di Universitas pilihannya. Semoga hari pertama ini dapat berjalan dengan lancar, itulah harapan Juwita sejak tadi malam. Setelah mematikan alarm tersebut, Juwita segera mengambil handuk dan langsung membersihkan tubuhnya.
Jam sudah menunjukan pukul 07.15 waktunya ia turun kebawah untuk sarapan dan menyapa pagi dengan bundanya “Selamat pagi cantik bunda, cie ciee ada yang jadi mahasiswa baru nih” Juwita tersenyum mendengar sapaan sang bunda. Juwita menghampiri bundanya lalu membantu menyiapkan sarapan untuk dirinya dan ayah. “Pagi Bunda, ih bunda ah bisa aja. Aku malu tau, tapi senang juga” Juwita pagi ini sangatlah gembira, Bunda senang melihat hal itu. Biasanya, pagi-pagi seperti ini Juwita mengalami mood yang naik-turun membuat Bunda dan Ayah terkadang bingung dengan Juwita. “Yaudah gih gih berangkat, makan sarapannya kampus aja ya” Bunda memasuki kotak makan kedalam tas, lalu beliau memberikan tas itu kepada Juwita. Tidak lupa, beliau juga memcium pipi kanan dan kiri anaknya. “aku jalan duluan ya bun” Salamnya sambil melambaikan tangannya ke arah bundanya “hati hati ya nak! Jangan lupa berdoa nanti”
Sesampainya Juwita di kampusnya, ia segera naik ke lantai 3. Ia sibuk mencari kelasnya, saking ia sibuk mencari kelasnya ia tak sadar hingga menabrak orang. Suara kertas kertas itu terdengar sangat jelas, membuat kertas yang Juwita bawa berserakan di lantai lorong itu. “duh siapa sih nih, kertas kertas gue jadi jatoh” ia segera membersihkan kertas kertas yang berserakan di lantai “Sorry gua ga sengaja nabrak lo, gua bantuin ya” Juwita langsung mengambil kertas yang lelaki itu pegang tanpa berbicara sedikit pun Di dalam kelas Juwita tidak bisa berhenti memikirkan orang yang tadi ia tak sengaja tabrak “yang tadi gue tabrak siapa ya kira kira, mukanya kayak ngga asing deh” batin. Juwita merasa seperti familiar dengan orang yang dia tabrak, tetapi ia kesulitan untung mengingatnya.
Bel pergantian jam pun berbunyi, ia segera memasukan bukunya ke dalam tas lalu turun menuju kantin. Di kantin ia melihat sosok yang ia tabrak tadi, Juwita masih memikirkan siapa orang itu. Juwita sangat familiar dengan muka lelaki itu. Juwita terlarut dalam pemikirannya sendiri, hingga tak sadar sedari tadi ia sedang melamun. Saat Juwita tersadar, sudah ada sosok pria itu. Sosok yang ia tabrak.
“Halo, kok bengong sih.” Suara itu membuat Juwita kaget dan langsung membuka matanya lebar yang tadi–nya sayu “Eh iya, hehe gapapa kok” Juwita menoleh dan mengkerutkan alisnya bingung berfikir keras siapakah lelaki tersebut “Loh Tama?” tanya Juwita, lelaki itu memang tidak asing di dalam pikirannya “lah lo kenal gue?” “Khaleel Biyaz Adhitama, kan? Orang yang selalu ngajak gua main siang bolong dulu” Tama tersipu malu mendengar perkataan Juwita tersebut, membuat ia tersenyum sedikit dan kupingnya me merah. “ih kenapa merah kupingnya hahaha, kita ketemu lagi ya akhirnya gue ga nyangka si kita bakal satu kampus” Juwita masih tidak percaya akan kejadian itu.
Tama, teman masa kecilnya dulu sekarang ia satu kampus dengannya Setelah pertemuan tidak di sengaja itu, mereka berdua menjadi bercerita tentang banyak hal yang mereka jalani selama ini, mulai hal kecil hingga hal yang sangat berpengaruh pada hidup mereka masing masing.
25 menit berlalu mereka terlalu asyik bercerita hingga tak sadar waktu sudah menunjukan pukul 8.30 pagi. Tama sesekali mengecek handphonenya selagi Juwita bercerita banyak, ia tidak sengaja mendapatkan notif dari temannya untuk segera ke atas karena kelas pertama segera dimulai. “bentar lagi kelas gua mau mulai Ju” “oh iya ga kerasa juga hahaha, yaudah deh kelas lu yang bener jangan bengong aja” goda Juwita “iye iye ah, duluan ya gua” Tama langsung berdiri dan meninggalkan kursi yang ia duduki tadi, ia segera memencet tombol lift untuk naik ke lantai atas dan segera memasuki kelasnya.
Cerpen Karangan: Faustina Alexis Cikal Tri Santoso Blog / Facebook: @ccikall_ Faustina Alexis Cikal Tri Santoso _ Smp Tarakanita 1 Jakarta