Aku monique Thalia biasa dipanggil Moniq, menyukai Ramadhan Al Kautsar, tapi sayang aku tidak mungkin bersatu dengannya, perbedaan kita cukup banyak ditelisik lebih jauh. Aku tau aku bisa mendapatkan dia dengan mudah kalau aku berusaha. Siapa tidak mau dengan aku seorang gadis cantik, kaya, memiliki segalanya? Tapi aku tidak bisa bersatu dengan dia sekali lagi aku menegaskan itu semua.
Sampai suatu ketika di sebuah kafe yang cukup terkenal. Aku duduk menyesap kopi menonton film dari WiFi yang terputar. Bahagia meracuni pikiran aku saat Rama benar-benar ada disisiku.
“Kamu sendirian saja mana Jason?” “Aku sudah putus dengannya dari lama dan aku sekarang jomblo.” “Oh begitu rupanya…” Mendengar kata itu aku langsung berteriak dalam hati. Bisa sedekat ini sama Ramadhan.
Akhirnya dari pertemuan itu kami intens bertemu. Sampai suatu hari aku bertemu lagi di salah satu kafe membicarakan tentang novel. Aku tahu Rama sangat suka buku dan buku yang di baca adalah tentang perbedaan agama. Disitu aku tersentuh lantas aku menangis terharu. Sudah saatnya aku move on dari perasaan gila ini.
Rama selalu membangkitkan gairah aku dalam menyukainya. Padahal aku berusaha menghindar setiap kali bertemu di kampus. Bahkan menyapa dia saja aku tahan. Tapi Rama selalu menyapaku.
Hari itu Rama bertemu aku, tiba-tiba adzan berkumandang. Ia meninggalkan aku sendirian di sini mematung. Rama memang tipe pria Sholeh. Aku kagum padanya. Mengubur cinta adalah suatu hal yang tak ingin aku lakukan. Maka dari itu aku bertekad kepada orangtua membicarakan ini saat makan malam.
“Aku mau pindah agama Bu, dari Kristen ke Islam aku bertekad mohon kalian berdua restuin aku.” “Tidak kamu harus tetap di Kristen?” “Kenapa Ibu Bapak larang aku? Aku juga baik selalu membanggakan kedua orangtua.”
Aku memilih kabur ke rumah teman aku Natalia. Disana aku menangis mencurahkan semuanya. Menurut Natalia aku harus bersabar tapi tetap saja menginginkan Rama menjadi milikku adalah keinginan terbesar walaupun harapan itu kecil. “Iya gue tau, tapi gue sangat amat ingin memperjuangkan cinta gue yang gak pasti ini.” “Ya itu te terserah lo sorry gue ke dapur dulu buat ambil cemilan.” Terdengar suara serak dari Natalia yang kelihatan haus. Aku masih diam mematung. Memikirkan semua ini membuat aku lelah. Sampai aku tertidur pulas dibalik bantal yang ada di hadapanku sekarang.
Besoknya di kampus aku berniat mengutarakan keinginan menikah dengan Rama. Tekadku sudah bulat semakin aku menahan rasanya tersiksa berpisah darinya untuk waktu lama. Aku tak sanggup meninggalkan cinta terlalu dalam ini.
“Ram… aku cinta kamu?” Aku menyentuh kerah kaus digunakannya. “Tapi Tuhan kita beda Monique,” Rama menyuruh aku melepasnya dengan sedikit kode. Aku mengangguk aku tahu aku belum boleh berada di area terlarang itu “Gak, aku bisa pindah agama.” Tegas aku menatap wajahnya penuh dalam. Aku yakin aku bisa pindah tanpa bantuan dari orangtuaku.
“Nabi -shallallâhu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Barangsiapa berpindah agama maka bunuhlah ia.” Kemudian sampailah itu kepada ‘Ali -‘alaihis salâm-, lantas beliau berkata: ‘Duhai (alangkah terpujinya) Ibnu ‘Abbas.’” “Iya makasih ceramahnya, aku suka walaupun gak paham.” jawab aku jujur. “Pindah itu bukan sekedar kamu masuk seenaknya, kamu harus bisa mempersiapkan itu, Islam itu berat kalau kita masuk ke sana belum lagi setiap hari menjalankan perintah Allah kamu gak akan kuat kalau gak bisa bertakwa.” Mendengar hal itu aku menangis. Ternyata Rama menolak aku.
Sembari berjalan ke koridor kampus aku menangis. Apakah aku dosa menentang semua dari orangtua? Hingga suatu hari aku bertemu Sam dan aku memutuskan menikah dengannya. Ini keputusan terbaik aku bersama orang lain.
Dia seiman denganku. Sedangkan Rama sudah bersama Jihan Az-Zahra dia cantik sekali Sholeh, ternyata benar bahwa cinta dalam diam menyimpannya lebih baik daripada terluka. Tapi kalau kita hanya diam tanpa berucap maka cinta itu akan semakin sakit, terimalah sakit hati dengan ikhlas maka semua akan menemukan jalan terbaik menuju indahnya cinta yang bahagia.
Selesai
Cerpen Karangan: Hardianti Kahar Blog / Facebook: TitinKaharz Nama Pendek: Titin Umur: 25 bentar lagi 26 Akun wattpad: titinstory dan yang lama @titinghey gak bisa login IG cek aja di cerpen sebelumnya ada kok di sana tapi yang Malaikat Pelindung oke kalau mau berkenalan membaca karyaku