Kenapa Keila dibilang sangat suka kopi dia sampai rela ke Kafe High Someday kafe bernuansa remaja dengan gaya modern style bertema Korea. Di sana ada barista tampan bernama Geraldo. Orang memanggilnya Gerald berkali-kali cewek itu patah hati cuma karena cowok yang selalu menolaknya. Membuatnya frustasi menerima cinta tapi Gerald menawarkan sensasi berbeda.
“Gue boleh gak tanya kenapa Kak Gerald masih jomblo?” “Ini pilihan Dek,” ucap Gerald dengan muka yang sangat imut mirip Cha Eun Woo. “Oh begitu Coffe latteku udah hampir jadi ya?” “Dikit lagi.” ucap Gerald memperlihatkan keahlian menaruh coffe di gelas dan membentuk
Suatu hari Keila bertemu Ajun ternyata Ajun sedang mengobrol di kafe ini. Masalahnya satu mereka tengah membicarakan tentang Keila dan itu membuat ia risih.
“Kenapa sih lo nolak primadona sekolah? Keila cantik, manis, imut kek Rose.” “Karena gue gak suka sama dia, dia bukan tipe gue anaknya childish, manja dan juga bego kek gak ada otak masa tahunya cuma Korea gak ada isinya ngapain pacaran sama orang yang kek kelinci lelet kalau jalan hahaha…” itu jawaban keluar dari mulut Ajun. Keila patah-hati membawa tasnya pergi beranjak untung Ajun tidak tahu kehadirannya di sini ia duduk paling jauh.
Gerald bisa mengerti perasaan seorang cewek kalau lagi dibicarakan. Padahal setahu Gerald Keila itu baik, cuma agak seperti anak kecil dari cara bicaranya.
Sudah ribuan tissue mendarat ke lantai benar-benar hari yang buruk untuk seorang Keila Hunadi. Benar cinta itu sangatlah membingungkan, menyebalkan tentunya tidak semua indah seperti drama Korea.
Sekarang Gerald tengah berjalan ke Ajun membawakan hot chocolatte dan juga maccha latte. Akhirnya segera menyiram ke wajah Ajun sampai Ajun komplain ke menejer hrd. “Dasar kafe gak bermutu, udah cabut.”
“Kenapa kamu siram dia?” tanya Pak David merasa ambigu. “Dia, sudah merendahkan cewek Bapak mau kafe kita rusak cuma karena mulut sampah dia,” ucap Gerald bertindak keras. “Maksud kamu?” “Nanti kafe kita tercemar lagi pula saya ingin melindungi kafe kita dari orang yang otaknya jorok.” Penjelasan Gerald dicerna baik oleh Pak David Suroso. “Oh begitu, maafin Bapak gak tau!” Langsung meminta maaf. Padahal sebenarnya tidak seperti itu, cuma saja kalimat tadi betul menyakiti seorang cewek sebaik Keila. Dia pengunjung setia kafe dan jarang bermulut kasar, hatinya lembut anaknya supel, dan menyenangkan, meski sedikit cerewet.
Di hari berikutnya… Keila datang ke kafe membawa muka kusut. Lagi-lagi ia patah hati tapi bukan sama Ajun melainkan Fadhil. Sudahlah mungkin saatnya untuk tidak mengenal cinta.
Gerald membawakan kopi favorit dari gadis itu tersenyum bahagia. Gerald selalu tahu favoritnya. Akhirnya menyeruput sampai habis cup kopi sudah habis. Gerald masih berdiri membawa nampan.
“Boleh tidak aku mencintai kamu, dan membuat kamu tidak menangis lagi cewek kayak kamu gak pantas dilukai?” “Maaf Kak Gerald gue belum bisa jawab, karena gue… bingung.” jawab cewek itu terlihat kikuk. “Baiklah aku siap nunggu, sepuluh tahun bahkan berhari-hari.” Gerald memberikan penawaran yang sangat bagus. Tapi hatinya masih belum siap mendapatkan luka. Sudah terlalu perih. Ia perlu beristirahat dari ini semua. “Nanti Kak Gerald bosen lagi,” balas Keila mengatakan dengan cepat. “Gak akan bosen dengan cewek yang maniak coffe latte, kakak sayang kamu.” Mencubit pipi manis dari Keila. Mukanya merah merona. Ternyata cinta sudah ada di depan mata, baru kali ini dibuat gugup oleh seorang barista tampan menawarkan sejuta keindahan cinta. Semoga saja tidak ada luka di dalamnya seperti sebelumya Keila lelah kalau harus terluka.
Selesai
Cerpen Karangan: Hardianti Kahar Blog / Facebook: TitinKaharz IG: titinghai25 Twitter: H Kaharz Nama panjang: Hardianti Kahar Nama pendek: Titin Umur: 25 Tahun Agama: Islam Akun wp: @titinstory (@titinghey) akun wp lama tidak bisa terbuka dan login jadi kalau mau berkunjung yang satunya aja Hobi: Menulis, membaca novel remaja, makan, nonton drakor, desain baju, nyanyi Cita-cita: Penulis terkenal mengisnpirasi