Kau menyukainya karena rupanya? Itu bukan cinta. Kau menyukainya karena hartanya? Itu bukan cinta. Kau menyukainya karena sikap baiknya? Itu masih bukan cinta. Kau menyukainya karena kecerdasannya, pemikirannya? Itu juga bukan cinta.
Lalu apa cinta?
Cinta adalah ketika kau “jatuh” saja tanpa tahu apa dan mengapa. Bahkan ketika ditanya, mungkin jawabanmu hanya menggeleng sejenak kemudian tertawa, seperti orang gila.
Kalau ditanya, “apa warna matanya?” Mungkin kau tidak tahu. Karena ketika kalian bersama, yang sibuk diperhatikan adalah apa yang dirasa, bukan apa yang dilihat dengan mata. Kadang mungkin kau masih keliru ketika dia menyatu di antara banyaknya manusia. Kau masih bingung dengan suara yang memanggilmu di kerumunan barisan upacara. Alih-alih si dia, ternyata guru BK. Kau lupa bawa topi karena sibuk membawa dia di hati.
Tapi kalau ditanya detail kecil yang biasa diremehkan orang, kau jadi yang paling tahu nomor satu. Seperti bagaimana ia mengikat tali sepatu, ketidaksukaannya pada tauge dalam soto, kerupuk untuk dimakan bersama kuah bakso, dan hal sepele lainnya. Kau tidak berusaha mengingatnya, kau hafal saja seiring banyaknya jumlah kebersamaan kalian.
Pokoknya bukan cinta kalau masih ada alasannya. Itu hanya kekaguman semata. Rasa itu pamrih. Menuntut untuk selalu begitu setiap saat setiap waktu. Sebab jika dia berubah, kesukaanmu buyar sudah. Jika dia tak sebaik yang kau kira, illfeel datang mendera.
Sementara cinta, ya kau menerima begitu saja apa adanya. Kemudian kalian bertumbuh bersama. Merubah apa yang tidak sesuai dan tidak seharusnya. Menciptakan dunia yang nyaman untuk ditinggali berdua. Tidak ada egoisme. Tidak ada tuntutan. Yang ada hanya berbagi dan rasa saling mengerti.
Konflik selalu terjadi. Tapi bukan berarti untuk mengakhiri. Melainkan memperbaiki kembali apa yang salah dalam diri. Kalian terbiasa berdiskusi untuk memotong duri, bukan mencabut akar sampai pohon cintanya mati.
Jatuh cinta itu indah sekali. Tuhan menciptakan sebuah nama untuk sejuta rasa di dalamnya. Ya sedih, gundah gulana, gelisah, kecewa. Ya senang, berbunga-bunga, bahagia. Satu paket komplit semua ada dalam cinta. Bukan cinta jika hanya menuntut bahagianya saja. Cinta juga berarti turut memahami luka sebagai bagian dari prosesnya. Tapi cinta pasti membuatmu menginginkan dia berbahagia, dia juga demikian. Dan kalian berakhir bahagia untuk satu kisah, dan kisah-kisah lainnya.
Cerpen Karangan: Wuri Wijaya Ningrum
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 28 Juli 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com