Fenly menatap sekililing sudah lama berusaha move on dari mantan yang meninggal akhirnya ia bertemu dengan seseorang mirip seseorang di masa lalu.
“Mirip Anala.” ujar Fenly merasa sedih. “Dia siapa?” tanya Fiki menatap seorang gadis menawarkan dagangan pada pengguna jalan. “Dia Titin nak sudah sering anak itu nongkrong di sini jualan, hm kalau boleh tau kalian siapa sering banget di fly over ini?” Bapak tua sol sepatu selalu memperhatikan Fenly. “Sih Fenly punya kenangan manis di fly-over ini.” jawabnya santai. Nama mantannya sangat bertolak belakang dengan gadis itu.
Suatu hari jadwal manggung di mulai Fenly tidak konsentrasi memilih keluar dari ruangan tenda berjalan sebentar. Tidak sengaja menabrak seseorang. “Maafin Titin nggak sengaja.” “Kamu Titin yang jualan di fly over?” “Hm.” jawab Titin santai. Gadis berambut pendek itu menatap datar Fenly. Muka memang begitu apalagi kenalan dengan orang baru dikenal, belum terlalu akrab.
“Ricky ngapain lo di sini?” Terkejut Ricky menepuk bahu Fenly menatap wajah Titin. “Mirip seseorang, hm… siapa ya?” “Gue cabut mau ke toilet dulu bye.” Menetralkan debaran Fenly segera pergi. Ricky memborong dagangan Titin kemudian tersenyum manis.
Layaknya panggeran hati siap memberikan cinta yang begitu sempurna. Namun apalah daya Titin cuma gadis biasa, bermimpi menjadi ratu bukan kastanya.
“Makasih gue permisi dulu!” Gaya tomboy Titin berbeda sama Alena bola mata mereka memang mirip, tapi hati juga lain. “Tunggu…” “Boleh minta Instagram kamu?” “Aku…” Membuka ponsel Instagram masih aktif cuma promosi cerita di salah satu aplikasi. Tidak pernah memposting foto atau video kecuali tentang idolanya. “Kamu tau UN1TY?” “Gak aku gak follow dia siapa ya?” “Ya udah gak perlu tau.” Setelah mengecek Instragram notifikasi masuk. Kaget karena baru mengetahui jika UN1TY adalah boyband baru kurang update apa coba dia?
Diantara semua member Titin paling suka menatap wajah Fiki bisa dibilang dia bisa semua orang mungkin. Setelah berkenalan sama Ricky hati Titin tertambat pada mereka. Namun Fenly begitu misterius susah dijangkau. Dan kini menyatakan kalau orang tersebut terkesan, sombong, dari gayanya hanya menebak saja. Hari demi hari berlalu Ricky selalu mengirimkan DM hingga di mana fan-meeting digelar di salah satu tempat di kota Jakarta.
Titin datang memakai dress kiriman Ricky sebenarnya malas kesana tapi Ricky mewanti akan diberi kejutan spesial. Sampai di sana mata tertuju pada Fenly. “Alana…” Berlari Fenly memeluk Alana. Cowok berambut coklat menatap iris mata Titin. Tampak kurang segar. Lalu bertanya, “kamu kurang tidur?” “Semalam begadang nonton K-Pop sama UN1Ty ternyata keren dulu gue sukanya cuma sama Siwon, sekarang ada kalian jujur yang gue bisa dulu kalo I-Pop Kiki Alwin tapi dah bubar XO-IX.” jawaban jujur dari Titin semakin menambah rasa ingin tahu.
Buyaran mereka terhenti kala seseorang menarik menjauh dari Fenly. Ada simbol tersimpan di hati, baru kali ini getaran aneh merasuk. Bahkan sama Ricky biasa saja dan Fiki.
UN1Ty sukses membawa lagu terbaru Baby-baby dan bermain di salah satu sinetron terkenal Djs sebagai cameo. Sepulang fan-meeting Titin bertemu Fenly belum pulang tidak bersama member lain kenapa?
“Kok gak bareng Ricky? Bukannya kalian dekat.” Selidik Fenly. “Gue bilang pulang bareng teman, gue sengaja soalnya gue… gue… gak mau ngerepotin Ricky.” “Oh.” Cuma jawaban kecil keluar dari bibir Fenly.
Sudah sebulan lebih hubungan intens dijalani tidak bisa dipungkiri kalau rasa canggung masih terasa. Sikap romantis member perhatian Ricky lalu Zweitson mereka berebut dekat dengan Titin. Kalau Fenly begitu pendiam itulah sebabnya banyak tanya meliputi. Namun sulit terbongkar. Sampai di mana Fenly mengajak jalan. Bukan di restoran mewah tapi di kaki lima.
“Lo suka gado-gado kan?” tanya Fenly. “Iya kok tau sih, tapi semua makanan gue suka kok asal enak apalagi pizza tuh paling favorit.” “Kita pindah aja ya?” Fenly menarik pergi belum sempat memesan. Malah lari membawa ke tempat yang Titin sebut tadi.
Semua pengunjung ramai mengantri terpaksa Drive thru. Di dalam mobil senyuman terukir lebar Titin terlindungi oleh sosok Fenly. Malam panjang diisi makan berdua sembari memandang bintang malam. “Indah ya!” “Baru kali gue bisa senyum setelah Anala pergi.” “Ke mana?” “Ke surganya Allah.” Titin terkejut. Mulutnya terbuka lebar. Menghentikan obrolan penuh luka.
Sepulang dari sana mata sulit terpejam yang ada terganggu. Di hari berikut Fenly mengajak jalan lagi. Kali ini tampilan casual memakai kupluk kuning. “Titin gue suka sama lo gak ada janji yang bisa gue kasih, asal lo juga mencintai gue sepenuhnya.” “Gue mau Fenly hidup bersama lo.” ujar Titin merasa mantap pada keputusan. “Tapi kita backstreet ya kayaknya sih Ricky sama Zweitson suka sama lo,” Soal semua itu tentu Titin sudah mengetahuinya. “Ngomong biasa aja gak usah gue lo mulai sekarang aku kamu.” Tersenyum saling bergandengan.
Di satu sisi bahagia terus berjalan. Lanjut di mana kelabu hadir di saat semua terbongkar. Cinta indah bagaiakan cerita dongeng berakhir perih. Ricky marah besar menonjok muka Fenly. Mereka beradu argumen. Member lain juga kaget Sandy bahkan memperingati Fenly prefesional karena pacaran sama Titin waktu terbuang sia-sia. Sibuk pacaran lupa latihan. “Tapi guys gue cinta sama Titin, gue gak bisa putus dari dia titik gue out dari UN1Ty.” ucap Fenly marah membanting pintu studio dance musik.
Titin memutuskan Fenly dan mengatakan kalau boyband bagian dari belahan jiwa. Jangan sampai merusak akibat cinta itu bukan jaminan bahagia. Cinta bisa dicari tapi sahabat belum tentu.
Kepegian Titin pulang ke kampung halaman di Makassar menjadi terbaik sekarang rumah kosong Fenly menatap sedih gagang pintu.
“Kejar nak cinta sejati kamu, jangan cuma nangis.” Ibu menasehati. “Nanti telepon Bapak kalau sudah sampai ko di rumah lagi!” berlari sekencang mungkin macet mendera. Terpaksa berjalan kaki menyusuri jalanan berlari. Sesak napasnya memburu waktu. Sesampainya di rumah cuma kesunyian diterima hingga sebuah pelukan menariknya.
“Kamu tetap mau pergi?” “Aku kembali untuk kamu, aku sayang kamu mereka bilang sama aku untuk kembali memperjuangkan kamu.” “Beneran?” Ricky dan member lain menguping. Memperhatikan kami sedang bersama berdua. Lucu juga kalau diingat pertemuan berawal dari fly-over.
“Yang paling pertama di hatiku satu… yang jadi juara di hatiku satu…” Melakukan penampilan di atas panggung. Fenly membentuk tanda love pada tangan dan menatap ke arah sang kekasih.
Selesai
Cerpen Karangan: Hardianti Kahar Blog / Facebook: TitinKaharz Akun Wattpad: @titinstory Novel Toon: Titin Kahar
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 31 Juli 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com