Bukankah kita tahu bahwa kesempurnaan hanya milik sang pencipta. Setidaknya itu yang ada di pikiran orang lain, selain sumbu. Sumbu yang ceroboh telah jatuh cinta pada milis yang sempurna. Wajah yang cantik, perilaku yang baik, dan otak yang cerdas. Semua dimiliki oleh gadis bernama milis.
Sumbu yang ceroboh tidak mendapatkan setitik hitam kekurangan dalam diri milis. Semua sempurna. Tapi sungguh, bukankah semua manusia punya kekurangan. Lalu, kenapa sumbu begitu menyempurnakan seorang milis?
Tentu saja cinta. Hanya cinta penyebabnya. Ketika jatuh cinta, maka seseorang tidak akan melihat hitam yang ada pada putih. Hingga suatu hari, sumbu memberanikan diri dan menyatakan cintanya pada milis. Sumbu sudah tidak bisa menahan luapan perasaan yang ada di dadanya, kerinduan yang selalu menghantuinya setiap malam, dan kecemburuan yang kerap menghampirinya tatkala melihat gadis pujaannya dekat dengan pria lain.
Hatinya luluh lantak ketika mendengar penolakan milis yang tegas. Menandakan bahwa gadis itu sungguh tidak menginginkannya. Sebetulnya sumbu tidak terlalu terkejut dengan hal itu, lagipula mana mungkin wanita sesempurna milis mau menjadi kekasih seorang pria biasa sepertinya ini. Tak pula tampan, tak pula bergelimang harta, juga tidak pintar. Mustahil bukan.
Sumbu menerima penolakan milis dengan lapang dada, namun hati tetap tidak bisa dibohongi. Sumbu tetap merasa patah hati. Setiap malam dirinya selalu dirundung kerinduan yang mendalam terhadap gadis sempurna itu. Kerap juga merasa cemburu buta melihat gadis itu tersenyum ramah pada pria selain dirinya.
Patah hati membuat sumbu sakit secara fisik maupun batin. Dan hanya kedatangan juga penerimaan gadis itu obatnya. Namun ia tahu betul itu hal yang sangat mustahil ia dapatkan.
Pagi harinya, sumbu memutuskan untuk berjalan-jalan sambil menghirup udara pagi yang segar. Matanya menatap tajam punggung seorang gadis yang amat sangat dikenalnya. Sumbu melangkah mendekati gadis itu, dan menyentuh pelan bahunya.
“bang!” Sumbu dapat melihat dengan jelas, ekspresi terkejut bercampur kesal yang ditujukan milis pada dirinya. Sumbu tersenyum kecut, milis pasti benci dengannya. “Ada apa?” “tidak ada bang.”
Ingin rasanya sumbu mengutarakan perasaannya pada milis, untuk kedua kalinya. Namun sumbu tidak ingin semakin memperburuk hubungan mereka. Baru saja sumbu akan berbicara, gadis itu sudah berjalan menjauhinya, bahkan tanpa sepatah kata. Entah kenapa, sekarang sumbu meragukan kesempurnaan seorang milis.
Malam ini, sumbu mendatangi sebuah acara jamuan makan malam. Acaranya tidak besar, hanya dihadiri oleh kerabat dekat tuan rumah. Seperti pria di sampingnya ini merupakan sepupunya, Abraham.
“Saya dengar, Abang melamar milis.” Sumbu hanya tersenyum kecil, lalu mengambil sepotong semangka di atas meja.
“apakah diterima?” “Saya tidak melamar. Jangan salah paham.” Abraham mengangguk. Sumbu kembali mengambil sepotong buah, kali ini pepaya. Kemudian lanjut berbicara. “Lagipula, mana mungkin gadis sesempurna itu akan menerima saya.”
Abraham menepuk pelan pundak sumbu dengan jantan. “tidak ada manusia yang sempurna bang. Milis pasti punya kekurangan.” “Entahlah.”
Setelah dirasa cukup malam, sumbu pamit pulang pada seluruh kerabatnya termasuk tuan rumah. Selama perjalanan pulang, sumbu kembali menimbang-nimbang usul Abraham. Pria itu menyarankan sumbu agar mengirimkan surat pada milis. Tidak ada salahnya mencoba bukan.
Sumbu pun mengirimkan surat untuk milis, berisi permintaan maaf, dan undangan makan siang. Namun sudah satu bulan berlalu tidak ia dapatkan surat balasan ataupun kunjungan hangat dari milis.
Merasa tidak ada harapan, sumbu berencana menemui Abraham lagi, untuk mendapatkan saran yang lebih bagus. Di teras rumahnya, amplop dan surat kabar tergeletak begitu berantakan. Sumbu tidak keluar rumah selama satu bulan, mungkin karena itu amplop dan surat kabarnya tidak tersentuh. Sumbu mengambil semua tumpukan tersebut. Namun, ada satu hal yang menarik perhatiannya. Yaitu sebuah undangan berwarna merah muda.
Alangkah terkejutnya sumbu ketika melihat undangan pernikahan tersebut. (Milis & Jo). Begitulah tulisannya. Sumbu tahu betul pria yang akan segera menikahi milis. Pria itu tidak bertampang rupawan. Namun, pria ini begitu bergelimang harta.
Sumbu tersenyum kecut. Ia mengurungkan niatnya untuk menemui Abraham, karena ia baru sadar akan satu hal. Bahwa manusia tidak ada yang sempurna, dan milis tidak sempurna.
Cerpen Karangan: Galuh Sekar Wangi Blog / Facebook: Galuh Sekar halo. perkenalkan, nama saya Galuh. saya sudah 17 tahun, dan ini pertama kali mengirim cerpen ke media online. karena biasanya semua cerpen yang saya tulis hanya untuk senang-senang, dan sekarang saya beranikan diri untuk di masukkan ke media online. Berharap agar di terbitkan. salam saya. Terima kasih
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 13 Agustus 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com