Siang itu aku masih scroll layar handphoneku dengan fokus. Padahal ada beberapa pekerjaan rumah yang menunggu untuk diselesaikan.
“Lian! Jemurannya cepat diangkat, nak. Nanti keburu hujan,” teriak ibuku dari dapur. “Iya, bu. Sebentar lagi,” jawabku. Tapi ibu keburu bawa centong sayurnya ke arahku jadi aku cepat-cepat lari ke belakang rumah.
Selesai mengangkat jemuran aku kembali ke ruang keluarga. Ada 1 pesan facebook muncul di layar handphoneku. Sambil tersenyum malu-malu aku balas pesan itu.
Beberapa hari yang lalu aku tidak sengaja menemukan akun facebook seseorang yang aku suka ketika SMP. Aku senang banget jadi kukirim permintaan pertemanan, dan diterimanya. Setelah itu aku rutin mengirim pesan padanya. Meskipun dibalas pendek-pendek tapi itu sudah bikin senang hatiku.
Namanya Ardan. Umurnya 2 tahun lebih tua dari umurku. Dia kakak tingkatku ketika SMP. Aku suka padanya karena, tentu aja tampan. Siapa sih, yang tidak suka cowok tampan? Kuberitahu satu hal. Selama satu tahun kami masih 1 sekolah, aku selalu mengintipnya dari balik jendela belakang kelasku. Dia hampir setiap hari lewat di situ kalau pergi ke kantin. Tidak bisa dibilang mengintip sih, karena dia pun mungkin tahu aku melakukan itu setiap hari. Begitu juga teman-temannya yang bersama-sama dengannya.
Setidaknya hampir semua teman sekelasku tahu aku suka padanya. Bahkan ada salah satu temanku bilang begini, “Udah gila, ya, kamu?” sambil tertawa. Aku tidak peduli.
Dia lulus SMP berbarengan dengan aku naik ke kelas 8 dan dia tidak sekolah di daerah yang sama. Itu 10 tahun yang lalu. Jadi selama itu aku tak tahu kabarnya.
Sebelum dia lulus, aku tahu dia berulang tahun ke 15. Aku memberinya kado lewat salah seorang kakak tingkat. Sebuah buku kumpulan lagu-lagu pop yang sedang tren kala itu. Aneh, memang. Tapi apa sih, yang bisa dipikirkan anak seumuranku ketika seseorang yang disukainya berulangtahun?
Kali ini aku ingin menunjukkan bahwa aku benar-benar suka padanya. Tapi aku tidak berani menemuinya. Jadi aku hanya menghubunginya lewat media sosial.
Dia meresponku dengan cukup baik di awal aku mengirim pesan padanya. Dia mengucapkan terima kasih atas kado yang dulu kuberi padanya.
Aku senang, tapi cukup ragu buat melanjutkan mendekatinya. Jadi kuputuskan hanya membicarakan hal-hal ringan. Itu pun tidak selalu berujung bagus untukku. Seharusnya sejak saat itu aku memutuskan mengakhiri komunikasi yang kubuat dengannya. Tapi dasar aku, memilih melanjutkannya sampai tak tahu kapan.
Hari ini, setelah aku kembali dari mengangkat jemuran di belakang rumah, aku senang mendapat balasan chat darinya lagi. Aku meminta nomor whatsappnya. Kemajuan yang bagus, kan?
Secara tiba-tiba dia bertanya, “Kamu suka aku karena apa?” “Kamu tampan,” “Kenapa aku yang kamu suka?” “Nggak tahu,” Aku memutuskan menjawab dulu semua pertanyaannya sebelum menemukan sesuatu yang bisa kutanyakan.
“Bener suka aku?” “Iya,” aku mulai gemas dia tanya begitu. Senyum-senyum pula sampai ditegur ibu. “Cinta, nggak?” Senyumku hilang seketika. “Nggak tahu,” jawabku. Dan percakapan berhenti untuk hari itu.
Cinta? Cinta adalah ketika kamu benar-benar yakin akan seseorang yang kamu pilih. Dan aku nggak mengalami itu untuk dia. Sudah kubilang, kan. Kami berbeda keyakinan. Aku sedih dan merasa harus meminta maaf padanya, tapi tak kulakukan.
Setelah hari itu aku kembali menghubunginya lewat whatsapp. Hanya pesan biasa. Kupikir kami masih bisa berteman. Memang terkadang aku terbawa perasaan karena dia masih mau membalas pesanku. Aku pun masih suka melihat storynya di medsosnya. Rasanya bahagia biarpun aku tahu dia tak akan tergapai.
Tak lama setelah hari itu, aku mengirim pesan bernada bercanda ke dia. Dan dia marah. Dia mengancam akan memblokir nomorku. Mungkin dia terganggu dengan kata-kata “Selamat sore, masa depan,” Iya, aku tahu itu tak pantas. Sepertinya dia benar-benar kesal. Mungkin juga karena dia tak suka padaku. Aku tak bisa lagi bercanda dengannya.
Kamu adalah sosok yang tidak tergapai, makin tidak tergapai karena kecerobohanku. Maaf.
Cerpen Karangan: PercyOla Seseorang yang memiliki channel youtube Hanangin Penyuka kpop sejak 2011
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 1 September 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com