Hari ini aku sudah siap siap untuk berangkat sekolah. Tas sudah kugendong di punggung. Aku menunggu tetangga sekaligus sahabatku dari kecil. Namanya Rinov. Kami selalu berangkat bersama, dan beruntungnya Rinov sudah mempunyai motor, jadinya kami tidak perlu naik angkot seperti tahun sebelumnya.
“Ribka!”. Rinov sudah datang, aku langsung menaiki jok belakang di motornya. “Yuk cepetan! Nanti telat!” Ucapku. Rinov langsung melajukan motornya.
Kami sudah dekat bagaikan saudara. Orangtua kami bersahabat, jadi maklum saja kami juga dekat. Dia bagaikan kakakku dan aku bagaikan adiknya, meskipun umur kami hanya terpaut beberapa bulan saja. Rinov adalah tempat curhat yang tepat, aku selalu mencurahkan perasaanku padanya. Semua rahasiaku dia juga tahu, karena aku percaya dia orang yang baik. Berapa mantanku, siapa pacarku, dan rahasia kecil lainnya Rinov tahu. Dia benar benar kakak yang sempurna. Lebih tepatnya kakak, beda ayah beda ibu yang sempurna.
Malam ini, perasaanku benar benar hancur. Rendy, dia memutuskanku secara sepihak. Tanpa ada alasan, dia memutuskanku melalui telefon. “Kita putus!” Ucapnya penuh tenaga, air mataku segera meluncur. “Tapi kenapa? Selama ini kita baik baik aja nggak ada masalah.” Ucapku sesenggukan. “Aku udah bosan sama kamu! Kamu terlalu posesif, nggak mikirin aku!” Ucap Rendy lalu menutup sambungan telefon. Aku menangis mendengarnya. Bukankah selama ini dia yang posesif?, aku selalu menuruti kemauannyaa. Tidak boleh ini, tidak boleh itu. Jangan kesini, jangan kesitu. Bukankah dia yang seperti itu?. Kenapa dia malah memutarbalikkan fakta?.
Aku segera menelefon Rinov. Aku butuh dia sekarang. “Nov, kamu ke kamarku sekarang!” Ucapku dengan suara serak. “Iya Rib..” ucap Rinov tanpa bertele tele.
Beberapa menit kemudian, Rinov datang ke kamarku. Mendekatiku di kursi didekat jendela kamar. “Kamu kenapa Rib..?” Tanya Rinov. Aku tergugu, menangis. Rinov merangkul bahuku, lalu memelukku. Disaat seperti inilah dia selalu berhasil menenangkanku.
“Rendy, dia putusin aku..” ucapku sesenggukan. Rinov menghela nafas perlahan. “Dari dulu, aku memang tidak setuju kamu sama dia.” Ucap Rinov. “Aku bodoh Nov..” ucapku. Rinov mempererat pelukannya padaku. “Tenang aja, ada aku.. kamu bisa cerita apapun sama aku. Aku bakalan dengerin..” ucap Rinov mengelus punggungku. Rinov memang selalu ada untukku. Aku beruntung memiliki sahabat seperti dia. “Kamu selalu ada buatku Nov..” ucapku setelah Rinov melepas pelukannya. “Aku akan selalu ada untukmu..” ucap Rinov. Aku menghapus airmata di pipi.
“Mulai sekarang, kamu harus berhati hati dalam memilih pacar. Kamu harus memilih seseorang yang selalu ada untukmu, yang rela meninggalkan semuanya demi membantu kamu. Demi menemanimu.” Ucap Rinov menatap mataku. “Apa ada cowok seperti itu?” Tanyaku, jujur aku rasa tidak akan pernah ada cowok seperti itu di dunia ini. “Ada. Dan cowok itu ada di hadapanmu sekarang.” Ucap Rinov. Aku menatap Rinov, terkejut. Mengapa Rinov mengatakan hal itu?. Apa maksudnya?, aku sungguh tidak mengerti.
“Kamu..” ucapku lirih. “Aku Rib.. yang selalu ada untukmu. Tapi kamu memilih mereka yang jelas jelas hanya menyakitimu. Kehadiaranku selama ini tertutupi oleh mereka semua yang telah menjadi mantanmu. Kamu tidak sadar memang, karena kamu terlalu sibuk dengan mereka. Hingga tanpa sadar kamu membuatku memiliki perasaan ini.” Ucap Rinov. Aku terkejut. “Tapi.. kita kan.. sahabatan..” ucapku. “Apa salah jika seorang sahabat memiliki perasaan lebih?. Sahabat juga manusia Rib. Dia bisa merasakan jatuh cinta sama seperti manusia lainnya.” Ucap Rinov.
“Aku harap kamu bisa memikirkan ini semua baik baik. Dan tahu persis mana yang seharusnya kamu pilih.” Ucap Rinov tersenyum lembut.
“Yasudah, kamu tidur gih.. sudah malam” ucap Rinov lalu mengacak acak poniku seperti yang selalu ia lakukan selama ini.
Cerpen Karangan: Seli Oktavia
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 8 September 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com
