Perasaan dan Hati memang terlihat satu tapi tak selamanya bersatu. Seperti kisahku kali ini, aku adalah ibu rumah tangga yang notabennya seorang pekerja, ibu sekaligus istri dari suamiku yang baik. tapi perlahan-lahan sikap suamiku mulai posesif terhadapku. entah apapun yang aku lakukan menurutnya selalu salah.
Sore itu waktu suamiku pulang dari kerja dia melihatku begitu acuh, mungkin karena pekerjaannya di kantor yang ada masalah, atau memang karena aku. Waktu itu dia tiba-tiba saja marah dan mengatakan bahwa aku tidak lagi menarik baginya karena tubuhku yang terlalu gendut. Memang sejak aku selesai melahhirkan aku semakin hari semakin gendut meski itu juga tidak aku inginkan.
Aku hanya bisa diam dan sedikit menggodanya dengan kata yang mengalihkan kemarahannya. “memang aku kayak badak ya?” tanyaku padanya, “gajah” sautnya, aku hanya menyimpan itu dengan hati yang perih, tapi perasaanku tetaplah tidak bisa marah padanya entah kenapa, aku tidak bisa memberi alasan yang logis.
Hari demi hari aku lalui bukan bertambah baik melainkan sebaliknya malah aku yang semakin menjauh dari suamiku, entah kenapa mungkin perasaan dan hatiku yang tak menentu, memang sesekali suamiku bersikap sopan dan baik sekali padaku, tapi hati ini tidak bisa dibohongi kalau aku masih menyimpan rasa yang tidak enak dengan ucapannya yang mengejekku gendut dan tidak menarik lagi.
Aku tetaplah aku yang dulu meski penampilaku berubah jauh dari sebelum aku menikah dan bertampilan modis, sedikit seksi dan menarik, dibanding dengan sekarang yang seperti ini, apalagi setelah melahirkan tubuhku tidak bisa dikendalikan jika makan apapun itu. Ya hal yang aku takutkan itu akhirnya terjadi, cinta yang hanya dilandasi dengan apapun yang hanya bisa dilihat saja itu tidak cukup, butuh kedewasaan yang legowo agar bisa menerima kekurangan pasangan dengan apa adanya.
Tapi aku tetaplah aku yang dulu tanpa kurang mencintai suamiku apa adanya, meski hati dan perasaan ini tidak bersatu, setidaknya aku masih mempertahankan hubungan ini demi buah hati yang kita punya, entah sampai kapan.
Cerpen Karangan: Muzatdah Blog / Facebook: Nur Mahmudah Ali
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 14 September 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com