Ada beberapa hal yang pantas untuk dilihat saja, bukan untuk dimiliki. Bukan karena merasa pesimis karena tidak bisa membuatnya nyaman. Hanya saja, semua itu cukup membuatku bahagia walaupun hanya mencintai dan mengagumi dalam diam.
Kata orang mencintai dalam diam itu sulit, tapi kurasa tidak. Karena yang sulit itu, meyakinkan hati ini jika dia bukan milikmu. Kata orang rindu itu terkadang menyulitkan, tapi kurasa tidak juga. Aku belajar dari rindu dan mengiklaskan jika melepaskannya tidak mudah dan jika rindu itu datang, aku hanya berdoa semoga rasa rindu itu hilang.
Berapa banyak tulisan yang aku buat dan semuanya menceritakan dirimu. Berapa banyak rangkaian kata untuk aku buat menjadi kalimat dan semuanya hanya tentang dirimu. Dan jika kamu tau semua itu, apakah kamu akan marah kepadaku? Semoga saja tidak. Karena terkadang aku lelah bersikap biasa saja saat didekatmu padahal hati ini ingin berteriak sekeras mungkin memanggil namamu. Namun, aku tidak bisa karena kamu bukan milikku dan kamu hanya bisa mengisi hatiku tanpa aku bisa menjadi milikmu. Aku sadar itu karena menggapai bintang di langit itu tidaklah mudah, sama seperti aku untuk menggapaimu.
Disaat aku merindukanmu, aku selalu menatap langit yang selalu membuat perasaan ini nyaman dan bahagia. Karena setiap aku menatap langit, aku membayangkan jika diatas sana ada lukisan wajah kamu.
Terkadang aku menangis diam melihatmu berbahagia bersama para teman wanitamu. Andaikan aku berada di posisi dia betapa bahagia perasaan ini. Aku rindu kenangan pertama kali kita bertemu dan kenangan dimana kita masih dekat walaupun tidak sedekat kamu dan teman-temanmu.
Terkadang aku menahan perasaan ini disaat aku tau jika kamu milik orang lain. Seseorang yang aku sayangi memiliki kekasih lain, walaupun perasaan ini sakit. Namun, rasa sayangku padamu melebihi rasa amarahku padamu. Semoga kamu tau itu.
Aku masih sangat ingat disaat setiap aku dan sahabatku melihatmu, dia selalu bilang jika senyumam kamu itu manis banget. Emang benar senyuman kamu itu membuat jantung ini berdetak lebih kencang dari biasanya.
Suatu ketika aku dan sahabatku bertemu denganmu seperti biasa. Sahabatku tersenyum sambil mengkode jika ada kamu. Dia sering bilang kalau ketemu kamu, “senyum dong.” Setelah mengucapkan kalimat itu, sahabatku tersenyum mamandangku dan aku langsung berfikir pasti dia akan berkata seperti biasa.
“Senyumannya manis banget si.” Aku menatap kearah kamu dan tersenyum kearah sahabatku, “ya iyalah dia emang manis, ganteng, soleh, pinter lagi.”
Secara tidak sengaja aku selalu memuji dirimu didepan sahabatku dan aku selalu membelamu didepan sahabatku ataukah temanku. Terkadang juga aku selalu menunjukkan sisi positif maupun negatif untuk menarik perhatianmu. Terkadang juga aku tidak sengaja memasukkan namamu disetiap doa. Karena aku yakin rencana Allah pasti lebih indah.
Dulu aku pernah mencoba melabuhkan perasaan ini kepada orang lain, tapi pada akhirnya aku gagal. Kesekian kalinya aku gagal untuk mencoba menyukai orang lain, bahkan sampai sekarang aku masih menyimpan perasan kepadamu yang belum tentu menyukai aku juga.
Maaf, karena aku terlalu berlebihan.
Aku tidak tau bagaimana lagi untuk bisa menghapus semua tentangmu. Setiap kali aku mencoba itu, disaat itu juga perasaan aku padamu semakin menjadi. Apalagi setiap malam aku selalu memimpikanmu. Aku juga sering menganggap orang-orang disekitar adalah kamu, entah karena perasaanku padamu ataukah rasa obsesiku semata.
Terkadang aku lelah dan marah pada diriku sendiri disaat aku tidak sengaja menganggap orang lain itu kamu. Rasanya setiap hari aku merasakan hal itu. Seakan-akan sosok dirimu selalu ada disampingku, walaupun aku tau itu hanya khalayal semataku saja sepertinya.
Apa kabar kamu sekarang? Sudah sekian lama kita tidak bertemu, untuk saling mengabari saja tidak. Aku rindu suara itu, senyuman itu, wajahnya itu, dan sikapnya itu. Kamu selalu menjadi bayang-bayang menghantui diriku dan kamu juga yang menjadi penyemangatku dikala aku menulis karangan.
Suatu ketika disaat kita bertemu, apakah perasaan ini masih tetap ada ataukah akan menghilang begitu saja? Sungguh aku berharap perasan itu lenyap dan aku akan bersikap biasa saja tanpa menyimpan perasaan sedikitpun padamu.
Satu tahun, dua tahun, bahkan tiga tahun sudah aku lewati dengan perasaan ini padamu. Kesekian kalinya juga aku selalu menahan rindu dan cemburu. Sekian kalinya aku bersikap biasa saja tanpa memperlihatkan jika aku menyukai dirimu, itu tidak mudah. Tapi aku percaya kita bisa dekat tanpa sebuah ikatan.
Jika dititik itu kita bisa bersatu, aku akan selalu menunggu sampai aku berada dititik itu. Jadi, sekarang aku harus berjuang untuk bisa sampai dititik dimana kita bersatu. Tunggu aku disana dan aku akan berjuang dan aku akan menunggu kamu untuk sampai dititik itu.
Cerpen Karangan: Usnah Nurdiana
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 26 Desember 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com