Menjelang isya joni bocah 11 tahun kelas 6 sd menghabiskan waktu seperti biasa bermain domino dengan teman temannya asyik dengan dunianya sendiri layaknya bocah pada umumnya. Malam itu sang ibu mencari joni diminta untuk membelikan rokok di warung seberang jalan dan joni pun bergegas meninggalkan teman temanya untuk pergi ke warung.
Ibu joni adalah seorang perokok berat dia ditinggal sang suami pergi keluar negeri tidak ada kabar selama seumur joni menurut informasi yang terdengar dari tetangga yang sama sama menjadi tki ayah joni sudah mempunyai wanita lain di malaysia katanya. Dan sang ibu pun sudah tidak peduli dengan kabar sang suami karena sering menelepon tapi tidak ada jawaban entah ganti nomor atau diblokir dan tidak ada kiriman uang dari sang suami selama dia pergi.
Untuk membiayai kehidupan sehari hari sang ibu berjualan gorengan dan kopi didekat alun alun kota dari sore jam 4 sampai jam 11 malam tapi malam itu sang ibu tidak berjualan dikarenakan ada kebakaran didekat alun alun mengakibatkan ruko ruko terbakar dan juga warung kopi sang ibu ikut terbakar. Dan malam itu ibu menghabiskan malam dengan merokok dan ngopi sambil berimajinasi mempunyai keluarga yang bahagia lengkap dan tercukupi secara lahir maupun batin. Namanya orang dewasa yang sudah menikah dan pernah merasakan hidup dengan seorang lelaki sang ibu sering mendambakan hidup damai bahagia seperti kehidupan tetangga tetangganya yang terlihat setiap sore di pelataran rumah. Tapi itu semua sepertinya hanya impian saja dia hidup dengan bayangan masa depan dan imajinya saja.
Sebenarnya sang ibu mempunyai pacar yang seumuran dengannya dia duda anak dua ditinggal mati istrinya karena kanker rahim. Tapi hubungan itu harus dirahasiakan dari anaknya karena joni tidak suka ibunya dekat dengan lelaki lain selain ayahnya walaupun joni hanya tau wajah sang ayah dari foto pernikahan orangtuanya karena sang ayah pergi dari umur joni 1 tahun.
Malam minggu joni minta izin menginap di rumah temannya untuk bermain ps game consol yang mana semua anak dan dewasa suka memainkannya. Sang ibu mengizinkan, karena ibu joni ini adalah ibu yang santai dia jarang melarang anaknya untuk ngapain aja kecuali mencuri, mencopet dan jadi g*y. Sang ibu membebaskan apapun itu sebabnya joni jarang belajar dan hanya bermain dan bermain. Nilai sekolah joni pun jeblok rata rata 6 tapi tetap naik kelas.
Tiada soal tentang hal itu toh jadi juara kelas atau tidak bukan jaminan kelak sukses banyak uang, seperti aburizal bakrie pikir ibu. Sore itu pun joni pergi ke rumah temannya tepat pukul 5 sore. Dia sudah standby di rumah arizal untuk sama sama menyewa ps di tempat mas agus dengan modal patungan 10 ribu satu orang. Mereka berangkat ke rental ps itu dan ternyata ps habis disewakan dan pada akhirnya mereka memutuskan untuk menyewa minggu depannya saja. Joni pun menjadi malas untuk bermalam minggu dan akhirnya memutuskan untuk pulang saja meninggalkan arizal dia lebih suka di rumah membaca buku kuno sendirian, dan dia pun bergegas pulang.
Sesampainya di depan rumah joni mendapati sepasang sandal lelaki di depan rumahnya dan dia pun diam diam masuk tanpa mengetuk pintu dan didekatinya pintu kamar sang ibu ada suara lelaki. Dan dia pun mengintip karena rumah joni dalamnya hanya sekat sekat triplek yang sudah bolong bolong sehingga mudah untuk mengintipnya dari luar dan “Badalah” dilihatnya sang ibu sedang memijat punggung lelaki dewasa yang mana itu bukan ayahnya lalu dia mendobrak pintu. Ibu dan pacarnya kaget, lalu ibu bertanya “Katanya kamu mau menginap di rumah teman kenapa pulang?” tanya ibu. Joni pun tidak menjawab hanya diam sambil melotot dan 5 detik kemudian joni bertanya “Monyet tua ini siapa buu..!” seru joni dengan nada tinggi. Sang ibu pun menjelaskan bahwasanya dia adalah pacar ibunya. Tapi joni masih tidak terima jika ibunya menjalin hubungan dengan lelaki lain selain ayahnya. Joni pun menangis pergi ke dapur lalu mencuci piring.
5 tahun berselang joni beranjak remaja sekarang duduk dikelas 2 sma. Dia bersekolah di sma sangat tidak favorit hanya sekolah buangan bagi kaum kaum kusam malas sekolah tapi ingin mendapatkan ijazah SLTA. Joni menjadi murid yang menyebalkan dia rajin sekolah tapi hanya fokus menggoda cewek yang mana itu gurunya sendiri ibu breva yang cantik dan montok. Tidak ada rumus phytagoras diotaknya dia hanya fokus bangun pagi berangkat sekolah dan selalu ingin pulang saat pelajaran matematika. Karena dia benci ilmu pasti karena dia sadar di dunia ini tidak ada yang pasti semuanya berubah secara linear mengikuti keadaan dan lingkungan. Makanya dia sangat suka pelajaran ilmu sosial dan sejenisnya yang mana yang paling penting tidak ada matematika.
Joni tumbuh dilingkungan yang sangat menjunjung tinggi budaya ketimuran. Dimana ditempatnya hanya mereka yang pintar saat sekolah dan menjadi PNS disaat kerja yang mendapat derajat tinggi ditempatnya. Begitulah realitas hidup di daerah joni. Joni tidak mengikutinya dia tumbuh dan hidup semaunya dia melakukan apapun yang dia suka asal tidak merugikan orang lain. Maka dari itu joni tidak pernah mendapat penghargaan dan piala piala seperti mereka yang maniak pengakuan dan penghargaan, joni benar benar sampah menurut orang orang disekitarnya dia hanya hidup dengan impian masa depan yang entah sampai kapan akan terwujud.
Tapi joni bukan seorang pemalas dia sangat semangat untuk tidur dan bermimpi. Karena joni sangat suka berimajinasi dan dia benci reality dia tumbuh menjadi pemuda yang sangat mendewakan imajiner daripada kenyataan. Oleh karena itu semenjak beranjak remaja jarang bermain lebih suka di rumah membaca buku buku kuno yang dia dapatkan dari lemari sang kakek. Karena kakek joni seorang cerdas dia adalah salah satu tokoh berpengaruh di daerahnya kala itu, makanya dia memiliki buku biografi orang orang hebat seperti bung karno, nehru, castro dan hebat hebat lainnya. Masih tersimpan rapi di lemari besar milik almarhum kakeknya. Dia sangat suka membaca buku kuno dari pada membaca buku sekolah. Yang mana itu sebenarnya bisa membuat dia jadi pintar di sekolah jika memilih membaca buku sekolah. Daripada membaca buku kuno yang jelas tidak akan ada pertanyaan tentang hal itu di mata pelajaran sekolah. Dia menjadi anak yang sangat introvert dan pemikir tapi sangat bodoh di sekolah menelisik nilai raport yang diberikan guru, joni tergolong 5 besar dari belakang. Dia sering dipanggil guru BK karena sering berkelahi dan buat onar di sekolah. Dia sangat introvert dirumah tapi liar di sekolah. Sang ibu sampai malu dan bosan dipanggil ke sekolah joni benar benar menjadi seorang yang busuk dan menyebalkan dalam kehidupan sehari hari dimasa remaja ini.
Joni bulan depan sudah mau naik kelas 3. Dia sangat tidak bersemangat untuk belajar dia lebih suka bersenda gurau di kelas mengakibatkan ancaman dia akan tinggal kelas. Tapi joni tidak ambil pusing karena dia berpikir “Jika sekolah ini tidak buru buru meluluskan saya bukannya malah repot sendiri memelihara murid seperti saya? Yang mana hanya buat onar dan masalah sudah pasti saya akan dinaikkan dan diluluskan dan pergi dari sekolah ini” pikir joni demikian. Tapi ada beban di otak joni kalau dia meninggalkan sekolahan. Karena guru cantik dan montok yang mana sering digoda joni yang bernama ibu breva sangat benci dan selalu menaikkan alisnya saat melihat joni karena joni sering menggodanya dan mengajaknya bercanda ibu breva lebih suka anak yang berpakaian rapi dan lincah bermain bola basket. Di kelas IPA sangat banyak jenis anak seperti itu dan joni tidak demikian.
Joni tahun lalu pernah dihukum ibu breva disetrap 2 jam karena menggodanya menirukan gaya jalannya yang geal geol. Semenjak itulah ibu breva tambah benci kepada joni “Ini anak tidak berbakat pemalas tidak berguna pasti masa depan suram!” pikir ibu breva demikian. Itulah sebabnya joni ingin sekali cepat dewasa dan membuktikan buah pikiran ibu breva tidak benar dan kalau bisa segera menikahinya. Sungguh busuk sekali joni ini masih bisa mengharapkan hal itu kepada bu breva. Joni orangnya sangat optimistis dalam hal ini jadi jangan kaget.
Hari ini tanggal 6 mei hari ulang tahun ibu breva. Joni sudah menyiapkan kado dia rela tidak jajan sebulan demi bisa memberikan kado ulang tahun. Kado itu berisikan seperangkat pakaian karate dan gincu merek viva cosmetics. Yang mana joni tak tau ukuran baju ibu breva dia hanya mengira ngira saja. Tapi sepertinya tidak meleset dari angka itu melihat ukuran tubuh ibu breva yang sangat gempal berisi.
Bel istirahat berbunyi joni mengambil bungkusan kado dari tasnya. Terlihat kado itu berbentuk kotak biasa berwarna pink dan dililit pita warna kuning. Sungguh norak sekali, terlihat joni pun menghampiri guru tersayangnya itu yang mana sedang mengobrol dengan anak kelas ipa. Joni langsung mendekati dan berkata “Bu ini kado buat ibu.” spontan joni menghampiri berbicara. Ibu breva menjawab “Kado apa ini joni kok kamu tahu ibu ulang tahun?”. Joni membalas “Aku tau semua hal tentang ibu tapi satu yang tidak aku tau kenapa ibu sangat membenci aku jadi tolong terima saja kado ini bu dari murid anarkismu” pungkas joni lalu pergi. Bu breva pun menerima kado itu tanpa terimakasih lalu pergi menuju parkiran.
Ditaruhnya kado itu di dalam jok nmax miliknya tanpa rasa ingin cepat cepat membukanya. Sesampainya di rumah dia membuka kado itu dia memotong pita warna kuning dan membuka bungkusannya dan dia pun kaget dengan isinya “Apa apaan ini joni!” batinnya. Dan dicobanya pakaian karate itu dan ternyata benar pas ukurannya dengan lekuk tubuh ibu breva yang agak gempal tapi gemas. Baju karatenya berwarna pink stabilo seperti bungkus kadonya. Dia pun merasa senang tapi heran kenapa joni begitu perhatian dan tau ukuran pakaiannya. Karena ibu breva ini seorang janda muda belum punya anak ditinggal mati suaminya karena tertembak mati di lebanon karena ditugaskan perang disana. Dia menjadi janda terhormat dan masih setia dengan sang suami meskipun telah tiada. Dan tentu ibu breva ini sebenarnya butuh kasih sayang dan perhatian lebih dari lawan jenis. Dan ternyata perhatian itu datang dari seorang murid yang sangat dibencinya dan sejak saat itu dia berpikir lagi untuk membenci joni.
Dan hari ini joni pulang sekolah merasa kesal dan patah. karena melihat ibu guru breva dijemput mobil oleh kekasih baru. Dia adalah polisi masih muda berpangkat sabhara yang sudah seminggu menjadi kekasihnya. Joni hanya menggerutu dan tidak habis pikir “Kenapa polisi itu memacari ibu breva bukannya polisi biasanya memacari perawat dan kenapa breva mau apa hebatnya dia dibanding aku?” joni terus menggerutu dengan rasa patah hancur dan malas hidup. Sebulan berlalu joni sudah mulai bisa merelakan gurunya dipacari orang lain. Tapi sudah beberapa hari ini ibu guru breva tidak berangkat mengajar. Dan ia melihat berita koran dan tv lokal tentang perampokan sepasang sepatu emas milik guru oleh 6 orang secara brutal. Dan ternyata itu rumah ibu breva. Joni pun murka dan ingin sekali mencari penjahat itu tapi mereka sudah diamankan pihak kepolisian sehari setelah kejadian.
Tapi joni masih tidak terima dan ingin sekali bertemu dengan mereka. Tapi menurut keterangan yang didapat dari penyelidikan kepolisian mereka ini adalah perampok amatir orang biasa yang dulu pernah dihina oleh kekasih breva sang polisi muda. Sehingga dendam dan melampiaskan kekesalannya kepada breva. Karena mereka kira breva adalah istrinya karena sering melihat mereka makan berdua di restoran, ternyata mereka sudah membuntuti selama seminggu untuk mencari titik lemah korban. Begitu menurut keterangan kepolisian. Dan mereka akhirnya ditahan kepolisian dengan dakwaan perampokan berencana.
Keadaan breva korban perampokan sangat memperihatinkan terkena mental dia menjadi sering ngelamun dan sulit diajak komunikasi sehingga dikeluarkan dari sekolah sudah tidak mengajar dan masih menjalani terapi dan selalu diawasi psikiater. Karena sepatu emas itu adalah warisan turun temurun dari kakeknya yang kelak akan diwariskan ke anak turun selanjutnya.
Dua minggu berlalu joni masih tidak terima dia berencana menemui perampok dipenjara dan ingin sekali menghabisi mereka. Dihari minggu yang tidak cerah hujan lebat joni berangkat ke kapolsek untuk menemui tersangka. Dengan alasan menjenguk sebagai keluarga tersangka. Sesampainya di kapolsek salah satu dari mereka menemui joni “Siapa dia aku tidak kenal” batin tersangka. Joni memperkenalkan diri “Saya joni murid ibu breva disma” perampok menjawab “Ada apa kamu kesini” tanya dia joni tidak menjawab dan banyak bicara langsung menembak kepala tersangka dengan pistol yang diselipkan dibalik selangkangannya yang lolos dari pemeriksaan sipir.
Setelah menembak joni lantas mengacungkan pistol ke sipir penjaga sel dan menyuruh untuk membukakan pintu sel pembatas antara dia dan korban dan akhirnya dengan terpaksa dibukakan sel itu oleh sipir dan joni menghampiri korbannya yang sudah tergeletak mati lalu dia ambil gunting kuku dari saku hoodienya lalu memotong kuku tersangka perampok yang mana sudah menjadi korban joni. Lalu joni memotong kuku bagian jempol kaki kanan dan kiri. Lalu ia memakan kuku bagian kanan dan menyisakan bagian kiri untuk dibawa ke ibu breva sebagai bukti membalaskan dendam kepada orang yang telah merampoknya.
Joni bergegas menemui breva di rumah yang mana dia masih dalam keadaan trauma dan sulit bicara joni menjenguk sebagai mantan murid yang ingin menemui mantan gurunya dengan membawa potongan kuku tersangka perampok yang mana sekarang sudah menjadi korban joni. Breva yang jarang bicara sejak kejadian itu tiba tiba tersenyum melihat kedatangan joni. Lalu joni bertanya “Bagaimana kabarnya bu?” Breva menjawab “Kamu kok kesini jon?” Joni menjawab “Memangnya kenapa bu tidak ada alasan untuk tidak kesini bukan?” dan joni menanyakan kabar pacarnya. Lalu breva menjawab “Dia pergi meninggalkan saya sejak kejadian itu dengan alasan demi keamanan saya jon” jawab breva lalu joni dalam hati berkata “Santun sekali polisi itu tidak merasa ada beban atau apapun!” batinnya.
“Sudah bu tidak usah dibahas tentang dia” pungkas joni. Joni pun mengeluarkan potongan kuku yang dibawanya dan diserahkan kepada breva dengan berkata “Ini bu aku bawakan kehormatan ibu yang kemarin hilang direnggut manusia jahit eh.. Jahat itu” breva kaget! “Apa ini joni?” tanya breva “Ini adalah potongan kuku salah seorang yang merampok ibu potongan kuku kanan sudah saya makan ini menyisakan kuku bagian kiri apakah ibu berkenan memakannya sebagai bukti bahwa ibu sudah terbalaskan dendamnya?” jelas joni. Breva bertanya “Bagaimana kamu bisa melakukan semua ini?” Joni jawab “Ini semua atas dasar kehormatan ibu!” dan breva pun tidak banyak bertanya lagi lalu merebut potongan kuku itu lalu memasukkan ke mulutnya dengan penuh dendam dia mengunyah dan menelan potongan kuku itu sampai habis.
Tidak berselang lama joni diringkus polisi ditempat joni bersama breva dengan barang bukti pistol yang masih dibawa dan pemotong kuku yang tertinggal ditempat kejadian disel penjara tadi. Dengan tangan diborgol joni tersenyum melihat ibu gurunya.
Breva pun tidak bisa bicara dia hanya terdiam dan membisu melihat joni diringkus. Saat diinterogasi breva membisu dan tidak memberikan keterangan apapun mengenai perbuatan joni dia berpura pura gila dan akhirnya tidak dimintai keterangan lagi. Dan akhirnya joni didakwa pembunuhan berencana dengan ancaman penjara 20 tahun. Dengan senyum bangga dia tidak ada soal tentang hukumannya yang terpenting sudah membalaskan dendam breva dia rela dipenjara walaupun pada akhirnya dia sendiri yang menanggungnya. Joni dipenjara dengan umur masih muda dan berstatus pelajar dia menjadi kacung dipenjara disuruh memijat dan mengepel oleh para penghuni rutan yang sudah lama mendiami penjara sempit dan kumuh itu.
Dan singkat cerita 7 tahun berlalu. Hari ke hari joni melewati dipenjara dia sekarang sudah menjadi senior bahkan mengepalai kamar bagian di rutan itu sebagai orang yang disegani di rutan yang dihuninya karena disiplin dan ketegasannya. Dan sang ibu kandung pun sudah jarang menjenguk joni dia sudah menikah dan mempunyai anak lagi. Begitu pula dengan breva yang sudah lupa akan jasa joni dan mengapa joni dipenjara. Dan dia pun juga sudah menikah lagi tapi sudah menjanda lagi karena suaminya mati lagi tertabrak becak yang remnya blong. Dan sekarang breva menjadi janda anak satu yang terhormat lagi dan berjualan kopi klotok dan sengsu didepan rumahnya untuk memenuhi kebutuhannya sehari hari.
Dan kembali ke joni lagi, karena joni mengepalai kamar bagian dan menjadi orang yang disegani di rutan. Dia dipercaya bisa memimpin para napi untuk melakukan kegiatan bersih bersih dan membuat kerajinan tangan. Karena dipenjara mereka dilatih untuk membuat kerajinan tangan entah membatik melukis menulis menganyam melamun atau apapun yang berkegiatan positif.
Joni menjadi orang yang mengatur itu semua, karena dipercaya oleh pihak rutan untuk mengepalai bagian kerajinan dan kesenian dia mendapat dispensasi hukuman dan dia juga dipenjara sangat disiplin rajin dan berkontribusi makanya dia mendapat potongan masa tahanan menjadi 8 tahun penjara yang artinya setahun lagi joni bebas dengan umur sekarang 25 tahun dia akan bebas tahun depan diumur 26 tahun. Dan setelah bebas nanti joni berencana ingin menikahi janda anak satu yang bernama brevi adik breva.
Cerpen Karangan: Dayu Ronggo Darpito Blog / Facebook: @dayu ronggo darpito