Desember 2021 tepat pada tanggal 15 aku yang lama menanti seorang kekasih pujaan hatiku untuk mendapatkan restu orangtuaku akhirnya disetujui juga.
Malam sebelum maghrib tiba aku memohon kepada bapak untuk merestui pernikahanku yang tidak lain bersama kekasihku sendiri dan ikhlaskan kami pergi untuk merantau agar orangtuaku sendiri tidak bisa melihatku hidup dengan kekasihku. bapak berkata “jangan pergi merantau wahai anakku, aku tidak akan mau kamu jauh dariku karena kamu anak perempuan satu-satunya di keluarga ini. nikahlah nak bapak meridhoi kalian berdua.” dengan air mata yang berlinang maka kami berpelukan dangan rasa damai dan hati yang amat gembira.
“semoga ridho bapak dan emak bisa mengantarkan aku dan kekasihku untuk membina keluarga yang sakinah mawadah warohmah. Aamiin.” “besok kekasihmu biarkan ketemu bapak dan ditentukan tanggal nikah kalian berdua”. kata bapak
Waktu pertemuan itu pun datang tepat tanggal 17 Desember 2021 bak hati ini mencair atau membeku tanpa arah takut bukan main ketika beliau berdua bertemu kembali. “wahai anak calon mantuku nikah kalian tanggalnya minta habib saja karena beliau guru kalian berdua yang lebih mashur dari pada bapak”. Kekasihku yang gemetaran juga hanya bisa bilang “enggeh, kulo manut mawon”.
Aku bahagia sekali bak bahagianya aku dilahirkan oleh orangtuaku ketika di dunia ini. karena Aku percaya Allah SWT tidak akan menguji kekuatan hambaNya melampaui kekuatan. dan Allah SWT menunjukan Rahman dan Rahimnya kepadaku hari itu. Aku dan kekasihku hanya bisa berdoa dan terus mengucap syukur atas Rizki yang Allah SWT beri kepada kami tentang kesenangan dan kemudahan.
Tidak begitu lama tepatnya tanggal 21 Januari 2022 aku dan kekasihku dipanggil oleh Habib untuk ditanya keseriusanku tentang pernikahan dan kesediaanku tentang jalinan yang akan aku pertanggung jawabkan berdua dengan kekasihku dihadapan Alllah SWT kelak.
Habib Ngendikan “apa kamu siap?”. Aku “InsyaAllah Siap”. Habib ngendikan “sesok nikah tanggal 30 Januari 2022 disini saja sambil bareng aqiqohnya Ananda InsyaAllah Habib Jufri rawuh”. Aku dan kekasihku hanya menunduk dan malu-malu sambil menjawab “enggeh”. Habib Ngendikan “Dikuade pakai kuade ini apa kuade nyewo liyo, rias kaleh bajue salin piro”. Aku hanya bisa menjawab “niki mawon, 1 mawon saline”.
Terselip doa dibalik doa yang ada pada benakku semoga pernikahanku ini menjadikanku kuat dan hanya mencari nikmat akhirat yang dijanjikan ALLAH SWT. Aamiin.
Cerpen Karangan: Nur Mahmudah Blog / Facebook: Nur Mhamudah Ali
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 1 Februari 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com