Siang ini, Ibu Meta sudah sibuk menyiapkan diri untuk pergi ke pengajian. Seraya bersiap, ia melihat anaknya sedang menonton music video di handphone-nya sambil tertawa sesekali.
“Meta, ikut ibu yuk ke pengajian di mushollah. Kebetulan ada kajian ilmu tajwid-nya, daripada kamu diem aja di rumah” ajak sang ibu “Hm? Gak dulu deh, daripada kesana, mending aku di rumah aja, adem gini. Disana juga paling cuma duduk ngedengerin doang, males, bu” ujar Meta menolak ajakan ibunya “Kamu ini, diajak berbuat baik kok susah. Yaudahlah, kalau gitu ibu pergi sendiri aja, ibu sudah masak, nanti panasin lagi aja ya, Meta. Ibu nanti pulangnya…” “Iya iya, Meta apal bu. Kayak baru sekali ditinggal ibu ngaji aja” Meta memotong ucapan ibunya yang belum selesai “Hmm, yaudah kalau begitu. Ibu pergi dulu ya sayang, assalammualaikum” kata sang ibu “Iya bu, waalaikumussalam” balas Meta singkat
Tak lama setelah ibunya pergi, Neen, teman Meta menelepon Meta dan mengajaknya pergi ke luar. “Cuy, main yuk! Gue bete banget nih di rumah. Ibu gue nyuruh bersih-bersih rumah mulu, males gue” ajak Neen “Gas. Mau kemana nih kita? Gue juga gabut banget di rumah, ibu gue baru aja pergi. Ke mall aja kali kita ya?” sahut Meta “Ayuk, nge-mall aja kita! Tapi masa berdua doang? Hmm… Gue ajak pacar gue sama temen-temennya aja kali ya?” ujar Neen “Boleh deh, makin rame kan makin seru. Kita ketemuan dimana nih btw?” tanya Meta “Lu siap-siap dulu aja, Ta. Nanti langsung gue jemput ke rumah lu. Dandan yang cantik ya bestie” canda Neen “Hahahah, oke. Gue tunggu ya, see you Neen!” tutup Meta
Meta memilih baju yang akan digunakan, dan akhirnya ia memutuskan untuk mengenakan blus dan rok mini yang tingginya di atas lutut. Ia juga berdandan cantik dan bersiap pergi bersama teman-temannya. Tak lama menunggu, akhirnya Neen sudah datang untuk menjemputnya. Ada Neen, Mild, dan dua laki-laki yang merupakan teman dari Mild, pacar Neen. “Ayuk, nunggu apa lagi? Lu boncengan sama temen gue ya, namanya Javier. Itu, dia yang pakai jaket item sama helm full face” jelas Neen
Meta segera mendekati Javier dan menaiki motornya, kemudian mereka langsung pergi untuk bersenang-senang. Di perjalanan, mereka berkenalan dengan singkat. “Hai, lu Javier ya? Gue Meta, salam kenal ya!” ucap Meta dengan ramah “Oh iya, salam kenal juga. Ngomong-ngomong, lu yakin pake baju kayak gini? Hati-hati kalo “diterkam” orang lho. Gue udah ngingetin ya” Javier mengingatkan Meta “Hah? Apaan sih Jav, lebay amat. Udah biasa kali cewek sekarang pake baju begini. Lu aja yang norak!” sahut Meta dengan kesal. Javier hanya menghela napas, mendengar jawaban dari Meta
Sesampainya di mall, mereka langsung pergi ke tempat karaoke. Mereka bernyanyi dengan riang sambil sesekali tertawa karena ulah yang dibuat oleh Javier, Mild dan juga Bjorka. Tak lupa, mereka juga memesan makanan dan minuman beralkohol. Hampir semua teman-temannya mabuk, kecuali Meta dan Javier.
“Eh, lu kok gak minum sih Ta, gak seru banget sih” ujar Neen sambil menenggak alkohol yang dia pegang “Gak deh, gue gak berani” tolak Meta dengan halus “Yaelah, paling juga cuma bentar ini efeknya” balas Mild yang juga dalam posisi mabuk Meta terus menolak ajakan yang diberi oleh Neen. Dilihatnya Javier juga tidak meminum alkohol yang tersaji, meskipun sudah ditawari berkali-kali oleh Bjorka, temannya dan Mild. Selagi Meta dan teman-temannya bersenang-senang, tiba-tiba ibunya menelepon. Sontak ia kaget dan pergi untuk mengangkat telepon dari ibunya.
“Assalammualaikum sayang, kamu dimana? Kok mau pergi gak bilang-bilang dulu? Kamu udah makan belum? Kapan pulangnya?” ujar sang ibu mengkhawatirkan anaknya “Waalaikumussalam. Iya bu, ini bentar lagi pulang. Tenang aja oke” balas Meta “Hmm… Hati-hati ya sayang. Zaman sekarang banyak kejahatan dimana-mana, jaga diri kamu, jangan pulang terlalu larut. Ibu tutup dulu kalo gitu ya, wassalammualaikum” pinta sang ibu “He’em, waalaikumussalam” Meta langsung menutup teleponnya
Ketika ingin kembali ke dalam ruang karaoke, dari kejauhan tampak lelaki berjalan mendekatinya, makin lama makin jelas. Ternyata lelaki itu adalah Bjorka. Bjorka mendekati Meta dengan keadaan masih setengah mabuk. Bjorka hanya diam memandangi Meta dari atas ke bawah. “Ka, lu kenapa kesini? Gue baru aja mau balik masuk lagi kok” tanya Meta memastikan Lagi-lagi, Bjorka hanya diam dan menatap Meta dengan tatapan berbeda “Kenapa sih, Ka? Ada yang aneh dari gue?” tanya Meta kebingungan BRAKK!
Tanpa megeluarkan sepatah katapun, Bjorka langsung mendorong Meta ke lantai. Meta meringis kesakitan. Satu tangan Bjorka menggenggam erat kedua tangan Meta, dan yang satunya lagi mulai menggerayangi tubuh Meta. “Pergi jauh-jauh dari gue, dasar bajingan!” ronta Meta sambil menendang lelaki itu sekuat tenaga “Ah sialan! Lu mau diem atau gue bunuh lu sekarang juga? Gue bawa pisau yang siap ngegorok leher lu sekarang juga!” ancam Bjorka di telinga Meta Meta hanya bisa menangis menerima keadaan yang ada, seraya berdo’a di dalam hatinya “Ya Allah, aku mohon kepada-Mu. Aku tahu, aku sudah berbuat dosa besar. Aku membentak ibu, aku menolak ajakannya untuk berbuat kebaikan. Aku mohon ampun ya Allah, tolong selamatkan aku. Aku berjanji akan menjadi pribadi yang lebih baik lagi, aku akan menjadi anak sholehah seperti kemauan ibu” lirih Meta dalam keadaan pasrah sambil menangis
Ketika Bjorka sedang melancarkan aksinya, tiba-tiba tendangan keras melayang tepat di kepala Bjorka dan membuatnya tersungkur. Genggaman Bjorka pada Meta pun terlepas dan ia pingsan karena tendangan yang diterimanya tadi. “Dasar cowok brengsek! Mesum lu sialan!” geram sosok lelaki yang telah menendang Bjorka tadi, yang ternyata adalah Javier
Melihat keadaan Meta yang sudah tidak karuan, ia langsung membalikkan badannya seraya melempar jaket ke arah Meta. “Cepetan benerin baju lu dulu, terus tutupin paha lu pake jaket gue” ucap Javier sambil memalingkan pandangannya Meta tersenyum tipis sambil tetap menangis, ia langsung menuruti perkataan Javier. Setelah selesai membetulkan pakaiannya, ia teringat do’a-nya tadi kepada Allah. Ia tiba-tiba menangis. Javier kaget melihat gadis di hadapannya menangis secara tiba-tiba.
Cerpen Karangan: Maura Afdalia Anwar Blog / Facebook: Maura Afdalia Anwar Maura Afdalia anwar, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka.
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 7 Februari 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com