Beberapa tahun setelah lomba itu Emily sedang bersiap-siap untuk pergi. Di halte bus dirinya menunggu tak terasa hari itu sedang hujan deras. Sembari menunggu bus Emily menatap bunga yang sedang ia pegang. Beberapa saat setelah menunggu Emily menaiki bus hingga ke tempat dia tuju, saat sudah tiba Emily turun dari bus lalu segera berjalan, hujan saat itu sudah mereda menjadi gerimis Emily tetap berjalan Emily tidak peduli bajunya basah karena dia sengaja melakukannya tidak membawa payung Emily sendiri adalah seseorang yang menyukai hujan, karena menurutnya hujan itu nyaman.
Emily saat ini sedang terdiam di depan sebuah batu nisan, di batu nisan itu tertulis nama ibunya benar ibunya sudah meninggal sedangkan ayahnya juga sudah meninggal, dirinya sekarang hanya tinggal bersama tante dan juga sepupu sekaligus sahabatnya May. Setelah menatap batu nisan itu Emily menaruh bunga yang ia bawa lalu pergi meninggalkan makam itu dan pulang.
Setibanya di rumah Emily disambut oleh Tante dan juga May yang khawatir karena melihat keadaan Emily yang basah kuyup karena hujan, karena itu Emily langsung segera mandi untuk berganti baju. Malam hari saat Emily ingin tidur May mengajak Emily untuk berbincang-bincang.
“Ly kamu tadi kemana?” “Tadi aku ke tempat Mama sama Papa” May terdiam dirinya tahu bahwa Emily sedang mengunjungi makam kedua orantuanya. “Kenapa gak bilang aku kan tadi bisa nemeni kamu” “Gapapa kok aku bisa sendiri” “Tapi Ly tadi kamu dicariin sama Bu Leira” “Oh ya?” May mengangguk “Kapan dia mau kesini lagi May?” tanya Emily “Besok” Emily terdiam, May pun tertawa kecil dan langsung segera tidur karena dia sudah lelah Emily pun juga ikut tertidur karena sudah malam.
Keesokan harinya May pergi bekerja sedangkan Tante pergi untuk mengunjungi seorang teman, Emily pun sendirian di rumah karena saat ini dirinya sedang sakit. Emily saat ini sedang berada di kamarnya sembari memainkan biola kesayangannya, setiap memainkan biola Emily selalu merasa tenang dan juga senang, setiap memainkan biola Emily selalu teringat akan semua kenangan yang menyenangkan yang pernah Emily alami.
Saat sedang memainkan biola Emily mendengar suatu ketukan pintu, Emily berpikir itu adalah Bu Leira tak menunggu lama Emily segera menuju ke pintu, saat membuka pintu Emily menemuka seorang pria asing yang terlihat seumuran dengan Emily tapi tetap saja pria itu adalah orang asing karena Emily memang belum pernah melihat ataupun bertemu dengan pria itu
“Emily bukan?” Kata pria itu. Emily mengangguk “Halo namaku Foga aku adalah anak dari Bu Leira” “Oh, ada perlu apa kesini?” Tanya Emily “Bu Leira alias ibuku memintamu untuk menemuinya segera” “Baiklah” Jawab Emily “Jika kau ingin bersiap-siap dulu silahkan, aku akan menunggu di mobilku dan yah kita akan pergi dengan mobilku apakah tidak apa-apa” “Ya tidak apa-apa”
Emily pun segera bersiap-siap, sembari itu dirinya sedang berusaha mengingat jika Bu Leira punya seorang anak, Bu Leira sendiri adalah pengajar biola Emily dan juga sahabat ibunya Emily tapi selama mengenal Bu Leira Emily mulai mengingat bahwa Bu Leira memang mempunyai anak yaitu seorang putra hanya saja waktu dulu Emily tidak pernah menemuinya karena waktu dulu Bu Leira bercerita bahwa anaknya sekolah di sebuah asrama yang jauh oleh karena itu Emily tidak pernah bertemu dengannya.
Saat sudah siap Emily segera menuju ke mobil itu dan mereka pergi ke rumah Bu Leira. Setibanya disana Fugo berada di depan Emily untuk mengunjungi rumah, di dalam rumah itu Emily menemui Bu Leira yang sedang mempersiapkan makan. “Halo Emily sudah lama sekali” “Iya sudah lama sekali, maaf sekali bu saya baru bisa kesini sekarang” Kata Emily “Tidak apa-apa”
Setelah itu Bu Leira mengajak Fugo dan Emily untuk makan malam, sesaat sudah makan malam Bu Leira mengajak Emily untuk berbincang sedangkan Fugo menuju ke kamarnya karena sedang ada pekerjaan yang harus dia selesaikan.
“Jadi Emily, apa rencana kamu sekarang” “Rencana apa Bu?” “Mungkin Rencana karir atau hubungan” “Entahlah, tapi beberapa minggu lagi aku akan kembali ke Vienna karena liburan akan berakhir” Jawab Emily “Berarti kamu masih menekuni hobimu ya” Emily mengangguk tersenyum “Sepertinya kau sangat menyayangi biola” “Sangat” Jawab Emily “Ly aku sangat yakin kedua orangtuamu terutama ibumu akan sangat bahagia mengetahui kau sudah sejauh ini” Emily terdiam sembari tersenyum.
“Tampaknya kamu sudah berkenalan dengan Fugo?” Tanya Bu Leira. “Ah iya benar, aku baru pertama kali menemui dan kami sudah berkenalan” Jawab Emily “Baguslah, karena dari dulu Fugo ingin menemuimu” “Benarkah?” “Benar, kamu tidak tahu dulu Fugo pernah melihatmu menang di lomba” “Tidak” Bu Leira tertawa kecil sedangkan Emily terdiam dan bertanya di dalam hati penasaran akan sosok Fugo.
Emily pun pulang diantar Fugo. Saat di perjalanan Fugo dan Emily hanya diam. Lalu saat sudah tiba di rumah Emily pamit dengan Fugo.
Sepanjang malam Emily berusaha untuk tidur tapi dirinya tidak bisa tidur meski saat ini dirinya masih sakit karena demam dirinya masih kuat untuk bergadang, karena tidak bisa tidur Emily pun mengambil biolanya dan menuju ke loteng untuk memainkan biolanya tanpa membangunkan May dan juga tantenya. Saat sudah berada di loteng Emily memainkan Biolanya selama memainkan biolanya Emily berusaha mengingat hari dimana dirinya mengikuti lomba dan juga menang untuk pertama kalinya. Emily ingat saat dia sedang berlomba dirinya melihat kursi penonton disana memang ada Fugo melihat Emily lalu saat Emily sudah menang Emily melihat Fugo tersenyum ke arahnya dan langsung pergi dari sana menuju ke sebuah ruang Emily pun mengikuti Fugo disana dirinya hanya berdua dengan Fugo yang sedang memainkan piano. Emily pun kembali tersadar.
Beberapa minggu kemudian Emily sudah tiba di Vienna saat sedang menuju ke apartmennya Emily terkejut melihat ada Fugo yang sedang berdiri di depan pintu kamar sebelah kamar Emily. “Halo” Kata Emily “Halo juga” “Kamu Fugo kan?” Fugo tertawa kecil “Aku tidak tahu kamu juga disini, bagaimana kabar Bu Leira?” “Baik dan dia juga menitip salam untukmu Emily” “Terima kasih” Jawab Emily “Kalau begitu aku pamit” Kata Fugo Emily mengangguk, Fugo memasuki kamarnya setelah itu Emily juga masuk ke kamarnya.
Saat sedang ingin tidur Emily tidak menyangka bahwa Fugo sekarang menjadi tetangga Emily di apartmentnya. Sekarang pertanyaanya adalah kenapa Fugo ada disini?.
Keesokan harinya Emily menemui pembimbingnya saat sedang berbincang dengan pembimbingnya lagi-lagi Emily bertemu Fugo yang sedang berada disana. Melihat Fugo pembimbing Emily langsung mengenalkan Emily dan Fugo pembimbingnya berkata bahwa Emily dan Fugo harus bekerja sama untuk suatu acara yang dimana Emily sebagai pemain biola dan Fugo sebagai pemain piano.
Setelah Latihan Fugo dan Emily berjalan menuju ke apartmen mereka. “Jadi Emily” “Ya” “Menurutmu Biola dan Piano bisa menjadi musik yang indah?” “Bisa, kenapa bertanya seperti itu?” “Hanya saja” Kata Fugo Emily terdiam “Aku tidak yakin” “Tenang saja Fugo kita pasti bisa melakukannya” Kata Emily “Kau memang orang baik yah Emily, pantas saja ibuku selalu senang saat membicarakanmu” Terang Fugo “Benarkah aku tidak tahu”
“Emily boleh aku jujur sama kamu” “Tentu saja boleh” “Aku hanya ingin jujur mengenai perasaanku, bahwa aku sudah lama menyukaimu” Emily terdiam “Dan aku rasa aku ingin menikahimu” Emily tertawa “Ini serius karena kamu tahu sendiri kan umur kita sudah dewasa” “Ya ampun Fugo, kamu tahu tidak sebenarnya aku juga suka sama kamu” Jawab Emily “Syukurlah” “Tapi sekarang kita berjuang dulu yah untuk acara itu semangat” Emily pun berlari meninggalkan Fugo yang masih terdiam. Beberapa saat setelah itu Fugo pun mengejar Emily. Tampaknya setelah saling mengakui perasaan masing-masing Emily dan Fugo saling senang dan semakin semangat dalam menekuni hobinya masing-masing Emily yang hobi terhadap Biola sedangkan Fugo hobi terhadap Piano.
Dua minggu kemudian Emily dan Fugo mementaskan penampilan mereka yang membuat penonton senang karena permainan mereka yang indah percampuran antara suara biola dan piano membuat suara yang dihasilkan sangat indah. Di cerita kali ini menceritakan bagaimana Emily Nareya bertemu dengan Fugo sosok yang menjadi pasangan hidup, teman hidup, dan juga orang yang membuat suara biola Emily semakin indah dengan permainan pianonya.
Cerpen Karangan: Shofa Nur Annisa Deas Blog / Facebook: Shofa Deas Shofa Deas adalah nama pena dari Shofa Nur Annisa Deas. saat ini shofa sedang mencari tujuan dan arti dari hidup karena menurut dia hidup itu adalah sebuah cerita.
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 18 Maret 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com