Dari benda persegi panjang. Terpampang beberapa aplikasi yang bersolek berlomba memoles pesonanya dengan berbagai fungsi dan kegunaanya. Tanpa mau tahu bahwa mereka Menambah beban berat kerja ram processor. Mirip kitab tak bergerak, diam, pahit, pedih dan tergores sembilu waktu, lambat laun menjadi Usang.
Jariku menari di sepanjang layar monitor. Seolah sedang berlari di sepanjang jalan yang mendaki, mata setengah terpejam tapi mulut bergumam lirih, menyenandungkan sebait lirik lagu “all in want” Kalau boleh jujur itulah perasaan hati ini. lagi dan lagi Merangkai sketsa waktu akan kenangan saat itu.
“Bukan perpisahan yang membuatku terluka, tapi setiap kenangan yang tercipta menjadi cerita”
Begitu kata-kata “ajaib” seorang begawan sakit gila yang kemarin aku baca. Aku bukanlah seorang yang pandai merangkai kata, untuk sekedar mengungkapkan perasaan ini, yang aku bisa hanya mencoba berdamai dengan hati, dengan segala sakit, senang atau hanya untuk membohongi perasaan ini agar tidak kehilangan kewarasaanya
Disudut kamar tidurku yang akur dengan kapal pecah, sepasang origami kupu-kupu pemberianmu, menggodaku. Mengalirkan kamu kedalam anganku, perlahan dan tiba-tiba. Aku hanya tersenyum, karena senyum adalah senjata paling ampuh untuk menyembunyikan luka hati. tersenyumlah walau dunia tidak akan pernah tahu bahwa kita baik-baik saja.
Sudah berapa banyak waktuku tersita, unfaedah yang hakiki, hanya karena rasa ini masih tidak percaya. Kamu pergi tanpa kabar atau berita.
Aku belajar “hargailah sesorang selagi ia masih ada, atau kamu tidak akan pernah tahu rasanya kehilangan, ditinggalkan tanpa sepatah kata”
“Kayu Q, kamu kemana cah ayoe”. Batinku. Sambil kupandangi layar hpku berharap ada pemberitahuan balasan chat whatsapp. namun hanya layar kosong yang menatapku balik
Dan sekali lagi aku harus berdamai dengan hati, dan untuk kesekian kalinya aku membohongi perasaan ini Berharap besok, lusa, sebulan setahun atau entah kapanpun itu Aku akan tetap tersenyum, menunggu Bukan karena sedihku tapi karena bahagia yang tersisa Dan aku yakin
Suatu saat nanti Chatku tak hanya sekedar “layar kosong”
Cerpen Karangan: Bye Pejalan waktu