Pada waktu itu di sore menjelang senja seseorang laki laki berteduh di tempat halte bus, tidak ada orang yang berteduh selain dia pada waktu itu akan tetapi selang bebrapa menit ada seorang perempuan paras cantik yang ikut berteduh dan menegur laki laki tersebut sambari tersenyum lebar menghadap wajahnya dan laki laki itupun membalas dengan ramah sembari tersenyum.
Hujan pun semakin deras dan awan pun semakin gelap mereka pun masih berteduh, hingga malam pun tiba laki laki itupun duduk ditengah kursi panjang halte tersebut, berselang beberapa menit perempuan yang berparas cantik itu akhirnya pun duduk juga bersebelahan laki laki tersebut, hujanpun kian tak reda mereka pun diam menatap hujan yang semakin deras dan tidak ada pembicaraan satu sama lainnya.
Laki laki tersebut ingin memulai obrolannya tapi dia pun malu ingin berbicara kepada perempuan paras cantik itu, laki laki itu terus berusaha ingin mengobrol padahal sudah terkumpul keberaniannya ingin mengobrol selang beberapa menit hujan pun reda dan perempuan tersebut langsung bergerak lagi untuk pulang, pupus harapan laki laki tersebut, pada saat ingin bergerak dia melihat di tempang kursi panjang ada kartu identitas perempuan paras cantik tadi yang tertinggal, laki laki itupun mengambilnya dan membaca kartu tersebut.
Semangat pun kembali laki laki itu berniat ingin mengantar ke rumah perempuan paras cantik itu laki laki itupun terus berjalan mengikuti alamat yang ada di dalam kartu identitasnya, beberapa menit hampir satu jam laki laki itu berjalan akhirnya menemukan rumahnya, pada saat di depan rumah perempuan paras cantik itu nyali pun pudar ingin mengembalikan kartu itu laki laki itu terhenti di depan bel pagar rumahnya.
Laki laki itu malu dan terus berusaha ingin menekan bel pagar rumahnya setelah beberapa menit kemudian orang rumahpun keluar entah ayah atau ibu dari perempuan paras cantik itu dan ternyata yang keluar dari pintu itu ialah perempuan paras cantik itu ingin membuang sampah rumahnya.
Perempuan itu melihat ada laki laki di depan bel pagar rumahnya lalu dia pun bergerak mendekati pagar rumahnya dan melihat ternyata laki laki yang berteduh di halte tersebut, laki laki itupun berbicara ingin mengembalikan barang yang tertinggal sembari tersenyum ramah pada perempuan tersebut, perempuan itupun bergeleng kepala dan mengatakan tidak ada satupun barang tertinggal hingga laki laki tersebut menunjukkan barang yang tertinggal kepada perempuan paras cantik itu lalu perempuan itu mengambilnya dan melihat barang itu ternyata dia memang mengakui bahwa barang ini adalah miliknya.
Perempuan itu berbicara kepada laki laki tersebut dengan mengatakan bahwa dia tidak menyadari bahwa ada barang miliknya yang tertinggal dan tidak merasakan ada barang yang jatuh pada tasnya, sembari tertawa perempuan itu mengatakan kepada laki laki tersebut, dan laki laki tersebut pun tertawa juga diikuti oleh senyuman betapa bahagianya dia dipertemukan kedua kalinya pada perempuan paras cantik itu.
Perempuan itu pun memberi nomor handphone pribadinya kepada laki laki tersebut atas berterima kasihnya mau mengembalikan barang yang tertinggal miliknya, laki laki itu terkejut dan bingung mengapa perempuan itu memberinya nomor pribadinya.
Waktu pun semakin berjalan hampir menjelang tengah malam tidak ada satupun bintang di langit malam itu dan awan pun semakin gelap ingin kembali hujan lagi, laki laki itu menyapa perempuan paras cantik tersebut ingin segera balik ke rumahnya dan laki laki itu bergerak kembali ke arah jalan pulang ke rumahnya dengan hati yang sangat gembira, betapa bahagianya laki laki itu setelah laki laki itu sampai pada rumahnya, bergegas ingin ke kamarnya mengambil handphone miliknya dan ingin memasukkan nomor pribadi perempuan tersebut ke dalam handphone miliknya, setelah sudah memasukkannya laki laki itu bergegas ingin tidur dan berharap esok akan hujan lagi dan dipertemukan kembali pada halte tersebut.
Cerpen Karangan: Aditya Blog / Facebook: Adit