Hari demi hari telah berganti. Tahun demi tahun pun berlalu semuanya tetap saja sama tiada yang berubah. Pekarangan rumah, jalan-jalan pedesaan dan juga perasaan cinta terhadap seorang gadis yang sudah resmi menjadi tunanganku meski dipilih orangtua.
Aku tidak tahu bagaimana keadaannya sekarang, sebab kita hanya bertemu bila lebaran idul Fitri.dan selepas itu tidak pernah bertatap muka dan berbicara dan bahkan kontak handphonenya tidak punya. Sungguh, tunangan pilihan orangtua lebih sulit sebab tidak ada cinta sebelumnya. Beda dengan tunangan yang dipilih sendiri. Tiap hari pasti jumpa baik di dunia nyata maupun Maya.
Aku kebingungan, bak orang yang sedang mencari-cari orang hilang. Antara resah, senang dan cinta bercampur aduk di dalam pikiran. “Ah, mengapa aku dijodohkan dengannya. Malah aku ga tau lagi dia suka atau tidak terhadap ini” ucapku kesal sendiri.
Mencoba lagi untuk mencari tahu tentang dia. Lalu aku mengambil handphone yang ada di meja dekat kasur. Jari jemari menyentuh monitor hp yang menyala dan mulai berselancar di akun Facebook, Instagram, dan tiktok. Setelah dari akun Facebook aku mampir di IG dan mengetik nama tunangan aku “Dewi Sinta Yuliana”. Ternyata dia juga main Instagram lalu aku follow sebab akunnya diprivate. Pikiran aku pun mulai mencari-cari lagi setelah di Instagram. Langsung jari jemari bergegas ke beranda tiktok dan mengetik namanya juga. Ternyata benar dia juga bermain tiktok tapi sayang tidak ada video yang diunggah di akunnya.
“Private banget orangnya, aku suka cewek kayak gini emang. Tipe aku banget” Tersenyum sendiri seperti orang yang kesurupan. Mungkin, jika ada di kerumunan orang aku telah diduga mengalami gangguan jiwa(ODGJ). Sebab cengengesan sendirian sambil menatap handphone.
Rasa ingin tahu aku menjadi-jadi. Lalu aku coba klik siapa saja orang yang ia ikuti di akunnya. Cuma beberapa orang yang ia ikuti. Terus aku coba baca satu persatu nama orang yang dia ikuti Deg, ternyata ada hal yang mengganjal setelah semuanya terlahap habis aku baca nama-nama orang itu. Cuma ada satu nama yang bukan perempuan, nama itu “Kelvin”.
Timbullah beberapa pertanyaan di benakku. Apakah mungkin dia pacarnya? Apa teman akrab? Lalu aku coba mencari-cari lagi. Ternyata di salah satu video yang dia suka. Tunangan aku meng-ngesteg Kelvin. “Oh, ternyata selama ini dia punya pacar. Pantes kalau bertemu dengan aku dingin (Cuek)”.
Selepas tahu bahwa tunanganku punya pacar. Hatiku terasa nyeri. Namun, aku coba untuk tidak menghiraukannya. Lalu aku menatap dinding langit yang semakin aku tatap malah bukan dinding yang aku lihat melainkan wajah cantiknya. “Ahhh, sadar, sadar, sadar, aku bukan yang ia harapkan”. Ucap aku kesal sambil memukul-mukulkan bantal ke wajah.
“Angkasa, kamu tidak apa-apa, nak. Kok dari tadi ada suara bising di kamar kamu”. Ucap mamaku dari luar pintu. “Tidak apa-apa kok, mah. Angkasa cuma main game online kalah Mulu ni”. Ucap ku berbohong. “Jangan game Mulu, ayo keluar waktunya makan siang”. “Iya, mah. Angkasa keluar bentar lagi”. Lalu aku beranjak dari kamar dan bergegas pergi ke meja makan yang sudah ada aneka makanan masakan mama.
“Waah, mama masaknya banyak banget. Ada acara ya mah?”. Tanya ku “Tidak ada acara kok, cuma ini sebagai hadiah untuk kamu. Karena, sudah dapat nilai yang bagus”. Ucap mama penuh haru. “Makasih, ma” seraya memeluk.
Setelah habis makan. Aku pamit ke mama untuk pergi jalan-jalan. Bermain ke rumah teman yang lumayan jauh dari rumah. Aku ambil kunci motorku dan menungganginya dengan laju yang sedang. Namun, setelah jauh dari rumah laju sepeda motorku. Berada di fase cepat seperti orang-orang yang mengikuti lomba balapan saja.
1 jam kemudian aku telah sampai di rumah temanku itu. “Assalamualaikum, gema” “Waalaikum salam” sahut gema dari dalam. Seraya menghampiriku dan berjabat tangan dan menyuruh aku masuk ke dalam rumahnya. Tepatnya di kamarnya. “Wihh, bro kapan di renovasi ni kamar Lo” “Udah sebulan yang lalu, bro. Kamu aja yang jarang kesini” “Hheh, sibuk kuliah aku bro sekarang ” “Kalo udah sukses inget gua ya, temen sejawat Lo” “Pasti lah.. bro. Aku mau nanya sesuatu ni!” “Nanya aja” sambil main game “Kamu tahu ga orang sini yang namanya Kelvin” “Kelvin, Hem, tahu-tahu. Ngapain Lo cari-cari dia” “Ga papa bro cuma penasaran aja”. “Ga ada masalah kan sama dia kamu, dia orangnya soalnya jarang main dan juga broken home” ucapnya sambil menjelaskan. “Hem, kasian juga ya”. “Iya, bener ga ada masalah bro?”. “Engga, mending kita Mabar yok, bro!!”. ucapku mengelak.
Setelah pulang dari rumah temen. Aku tidak langsung pulang ke rumah melainkan pergi ke pelabuhan yang banyak orang berkunjung ketika sore hari. Ada yang cuma gabut, ada yang mancing, ada yang bersama pacarnya. Sampai di pelabuhan aku langsung memilih tempat yang biasanya aku tempati. Disana aku bisa melihat senja dan debur ombak juga angin yang berhembus ke tubuhku. “Subhanallah, indah banget ciptaan Allah”. ucapku kagum.
“Angkasa!!” Tiba-tiba aku mendengar suara dari belakang.mencoba mencari dimana sumber suara itu. Dan ternyata dia teman sewaktu masih SMP. “Ngapain kamu disini, galau ya?”. “Kamu, Linda kan”. Temen SMP aku dulu?”. Ucap aku sambil mencoba mengingat. “Iihh, sama temen sendiri hampir lupa. Untung kamu ingat kalo enggak udah aku tampar!”. Ucapnya cemberut. “Maaf, aku ga akan lupa terhadap kamu kok. Wajah kamu tuh tambah cantik. Jadi aku hampir lupa”. ucapku merayu. “Ihhhhh, kamu tuh gombal Mulu” sambil mencubit.
Sesudah bincang-bincang sama Linda dan menikmati senja bersama. Dia lalu membisikkan sesuatu ke telingaku “Aku mencintaimu”, dan menenggelamkan kepalanya ke bahuku. “Udah ga usah bercanda, Lin” ucapku “Aku beneran, angkasa!”. Ucap ia serius. “Maaf, aku sudah bertunangan”. Sambil pergi meninggalkan nya.
Sesampainya di rumah aku langsung menuju ke kamar. Menenggelamkan diri di bantal dan guling. Lalu menatap ke dinding kamar. Dan mengingat kejadian tadi di pelabuhan. “Maaf Linda, meski aku tahu kau mencintaiku. Tapi, aku tidak bisa sebab aku punya tunangan. Dan walaupun tunanganku selingkuh terhadap diriku tanpa sepengetahuanku. Aku tetap memilihnya, karena dia pilihan dari orangtuaku dan aku akan menantinya sampai ia memilihku. Semoga kamu mengerti”.
Penantian ini akan berkepanjangan. Alurnya akan terus berlanjut. Dan aku telah putuskan memilihmu dan biarkan Tuhan juga menyetujuinya. Sebab penantian ini tulus. Dan aku telah benar-benar mencintaimu. Meski orangtuaku yang memilihmu.
Cerpen Karangan: Feri Aprillah Blog / Facebook: Rypratamakosonglima Feri aprillah lelaki kelahiran Sumenep Madura. Alumnus MA Nasy’atul Mutaallimin Gapura. mahasiswa aktif di STKIP PGRI Sumenep.