Untuk sebuah perjalanan hati yang tak mau menjadi tuntas, yang digambar tanpa sengaja oleh dua insan manusia, tetapi saya yakin bahwa tuhan menggambarnya dengan sengaja sekalipun tuhan tak pernah bercerita ia punya tangan atau tidak, saya tetap seyakin itu.
Mulanya sesuatu telah tercipta dari hati ke hati dengan hati hati dan penuh perhatian.
Tatkala kita tertarik memandangi segelas kopi di rumahmu, yang diputari beberapa semut hitam yang sibuk mencari gula. Hingga beberapa waktu telah berlalu satu persatu semut menjauh tanpa permisi, Sebab dikiranya kopi itu tanpa gula padahal senyummu telah merenggut manisnya.
Diantara juni dan juli ada kebodohan tercipta, tentang keinginanku untuk memilikimu seperti daun yang diterbangkan angin, tak pernah bertanya arah!!!
Sekalinya bertanya arah lisanmu malah menyalahkan waktu, dibilangnya saya datang terlambat, padahal siapa yang Mudah menaruh harap?
Harusnya ditegaskan sedari awal bahwa senyum yang membuat semut hitam kebingungan mencari gula itu telah menjadi milik orang lain. Dalam hal ini untuk mendapatkan jawaban tak harus dimulai dari pertanyaan. Harusnya dipertegas saja!
Dari meja kotak kita beranjak sepanjang jalan punggungmu menatap mataku seolah tak ada yang perlu dimintai kata maafnya.
Cerpen Karangan: Muhammad Nur Hidayat Adiyyin Blog / Facebook: Dayat Adiyyin