Bulan itu merupakan bulan dimana mahasiswa akan menyelesaikan ujian akhir semester. Sedangkan pada bulan yang mendatang adalah hari yang jumlahnya Sembilan Puluh atau tiga bulan ke depan, mengharuskan Mario dan Maria menjalankan hubungan jarak jauh (LDR). Keduanya pun harus saling menunjukkan kesetiaan selama liburan di kampung masing-masing. Kesetiaan yang dimaksud adalah tidak hilangnya komunikasi untuk membangun kepercayaan dan menunjukkan kesetiaan antara keduanya.
Satu minggu pertama liburan, Mario dan Maria menjalin komunikasi yang baik. Di mana, Mario sebagai laki-laki menunjukkan kesetiaannya pada gadis pujaannya, yakni Mario yang selalu duluan menanyakan kabar ataupun aktivitas yang dilakukan Maria selama liburan lewat pesan Whatsapp ataupun telepon. Dengan ini keduanya yang biasa bertemu, duduk, bermanja dan bercerita di tempat biasanya tidaklah khawatir akan hubungan yang sudah terjalin lama.
Dua minggu kemudian komunikasi antara keduanya mulai nampak kacau, entahlah apa yang terjadi di antara Mario dan Maria?
“Kamu akhir-akhir ini tidak seperti biasanya. Jangan-jangan kamu sudah bosan sama aku”. Pesan Maria untuk Mario lewat Whatsapp, akan tetapi pesan yang dikirim hanya centang satu. Melihat pesan yang dikirim hanya centang satu, akhirnya Maria berpura-pura mengerjakan tugas untuk meminjam handphone milik ayahnya. Setelah dicek paket telpon ayahnya masih banyak, Maria pun tak sabar lagi untuk menghubungi Mario.
“Hallo Mario, kenapa kamu tidak online. Aku kirim pesan di kamu, tapi kok hanya centang satu. Kamu sibuk ya?”. Tanya Maria kepada Mario dengan suaranya yang pelan. “Maafin aku ya sayang, aku lupa kasih tau kamu kalau kuota internetku sudah habis”. Jawab Mario kepada Maria dengan suaranya yang sedikit ragu untuk melontarkan alasannya itu, karena merasa bersalah tidak memberi tahu Maria lewat Facebook mode gratis. “Ya sudah, tidak apa-apa sayang aku belikan kamu kuota internet ya”. Respon Maria kepada Mario. “Terima kasih sayang. Sebenarnya aku tidak enak sama kamu, tapi tidak apa-apalah sekali-sekali kamu yang belikan aku pulsa”. Sambung Mario dengan nada yang senang. “Iya tidak apa-apa beb, yang penting kita saling kabar dan komunikasi. Ya udah aku isiin kamu pulsa ya” Sambil pamit kepada Mario dan menutup teleponnya.
Satu bulan kemudian, keduanya pun kembali menjalin komunikasi yang baik, karena Mario sudah diisikan kuota internet satu bulan oleh Maria sehingga tidak ada kecurigaan diantara keduanya. Maria dan Mario pun saling tanya tentang aktivitas-aktivitas selama liburan serta saling mengingatkan untuk makan, tidur, minum, mandi, dan lain-lain yang membuat hubungan mereka baik sama seperti biasanya.
Dua bulan liburan berjalan, komunikasi antara keduanya pun mulai kacau, yakni munculnya saling curiga dikarenakan Mario terlalu lama membalas pesan Whatsappnya Maria. Maria pun jengkel dengan tingkah laku Mario dua bulan terakhir ini, lantas Mario juga jarang mengunggah foto dan video tik-toknya Maria di story Whatsappnya. Maria tidak tahu apa alasan Mario sehingga sikapnya mendadak berubah. Terjadilah percecokan diantara keduanya lewat percakapan di Whatsapp.
“Sudahlah, mengapa setiap hari kita selalu bertengkar? Apakah hubungan kita akan bertahan lama, atau memang kita harus bertengkar biar hubungan kita langgeng? Aku cape setiap hari ribut, tapi aku tidak pernah bosan sama kamu, aku hanya bosan sama sifat kamu yang keras kepala”. Ungkapan Mario kepada Maria kekasihnya lewat Whatsapp, karena Maria marah-marah dan menuduh Mario yang bukan-bukan. “Kamu pikir aku tidak cape, setiap hari bertengkar tidak jelas sama kamu? Kalau kamu ada yang baru omong dong ganteng, biar aku tidak berharap banyak dari kamu. Sumpah kamu itu banyak berubanya”. Balasan Maria kepada Mario kekasihnya dengan nada marah dan kecewa. “Terus kamu salahkan aku, seolah-olah aku benar-benar menduakan kamu? Jangan cari-cari masalah kah sayang, kan aku sudah sampaikan dari awal, cukup sudah ribut-ribut tidak jelas. Apa yang ada dalam pikiran kamu tidak sesuai, jadi jangan buat hubungan kita tidak langgeng hanya gara-gara kamu curiga yang bukan realitanya yang sebenarnya”. Balasan Mario dengan menggunakan pesan suara. Keduanya pun saling marah, mempersalahkan satu sama lain. Ngobrol di Whatsapp pun tidak dilanjutkan, karena situasinya menegangkan.
Keesokan harinya komunikasipun kembali dilanjutkan, dimana Maria merasa bersalah karena menuduh Mario yang bukan-bukan tanpa ada bukti. “Pagi Sayang, aku minta maaf soal kejadian tadi malam ya. Aku sayang sama kamu, kalau kamu tanya kenapa aku marah-marah dan selalu curiga sama kamu, karena aku sayang sama aku. Aku janji aku akan percaya sama kamu dan tolong ya, jangan buat aku kecewa”. Pesan Whatsapp Maria kepada Mario sekitar pukul 07.15.
Pesan Maria pun langsung centang biru dua. Hatinya senang, lantas Mario nampaknya sudah bangun dan membaca pesan yang dikirimnya. Mario pun menelepon Maria setelah membaca isi pesan dari kekasihnya itu. “Hallo Sayang, aku juga sayang sama kamu. Aku minta maaf ya soal yang tadi malam, kalau ada hal yang membuat kamu tidak senang dengan aku, sampaikan ya! Biar aku bisa merubah diri dan sampaikan itu dengan baik-baik” Ujar Mario untuk Maria lewat telepon Whatsapp. Keduanya pun mengobrol lama dan menjalin kembali komunikasi yang baik.
Tiga bulan kemudian, saatnya Mario dan Maria dipertemukan kembali di kampus. Akhirnya mereka telah menyelesaikan ujian hubungan jarak jauh, keduanya pun saling percaya bahwa langgengnya hubungan mesti membangun komunikasi yang baik.
Cerpen Karangan: Venansius Alfando Satrio Blog / Facebook: Alfando Satrio