Malam itu aku bermimpi bertemu denganmu; sosok yang saat ini aku rindukan.
Entah mengapa saat berada di alam mimpi itu, aku merasa bahwa kita dekat, sangat dekat, padahal bertemu saja belum pernah; kamu tahu bahwa aku ada di dunia ini saja tidak. Bagaimana bisa aku merasa kedekatan itu nyata. Bisa di bilang bahwa cintaku adalah cinta sepihak, karena cuma aku yang merasakan cinta itu dan kamu tidak.
Hari di mana kamu memutuskan untuk beristirahat sebentar dari kesibukan kamu.
Aku tak menyangka bahwa itu akan datang sekarang. Cepat atau lambat keputusan untuk beristirahat itu bakalan datang, tapi kenapa sekarang? Bahkan aku belum mempersiapkan semuanya.
Di mimpi itu kamu tersenyum ke arahku, seolah-olah hari esok kamu akan kembali ke pelukanku.
Kita berdua berjalan menelusuri jalanan kosong di sore hari sambil menikmati langit senja yang tak ingin berganti posisi dengan sang malam. Kita tertawa di bahwa sinar bintang Sirius yang menari-nari dengan anggun.
Bersamamu aku merasa kehangatan yang memudar kembali hidup.
Tak ingin terbangun saat kita tengah bersama, tak ingin berpisah denganmu, ingin rasanya terus bersamamu walau hanya lewat mimpi.
Aku terbangun dengan pipi yang basah. Dan tanpaku sadari hari itu aku benar-benar merindukanmu, Yedam.
Cerpen Karangan: Nadwad