Mentari masih berwarna kuning mendayu dayu diantara celah jendela kamarku, tentu itu membuatku semangat untuk memulai rutinitasku sebagai mahasiswi di sebuah universitas ternama di Indonesia.
Tiba tiba bunyi alarmku menyentak telingaku seolah mengingatkan untuk segera beranjak dari tempat tidurku. Hari ini sebenarnya aku merasa malas melakukan aktifitas apapun karena masih terngiang ngiang semalam perdebatan panas dengan laki laki yang sekarang kusebut mantan. Entah itu keputusan yang tepat atau hanya akan membuatku galau sepanjang hari.
Aku pun lekas duduk yang mematikan alarm di meja. Dan segera menuju kamar mandi. Samar samar kudengar bunyi ringtone hpku tapi kemudian aku bersikap maa bodoh siapapun itu.
“angela… ayo sarapan dulu!” sapa ibuku sembari mengetok pintu kamar Aku tak menjawab itu dan pura-pura tidak mendengarnya, sungguh malas sekali aku sarapan namun ibuku selalu saja memintaku untuk makan bersama sama. “kalau makan terus kapan aku diet, dengan berat badan segini aja teman-temanku memanggilku gajah, kalau makan terus bisa bisa aku dipanggil tirex….” bisikku dalam hati
Aku sengaja berlama lama di kamar mandi sambil bernyanyi lagu lagu sepotong sepotong karena memang aku tak hafal semuanya hanya mendengar sekilas di tiktok.
Tak berapa lama aku mendengar ponselku berdering lagi, membuatku kesal karenanya. Akupun segera melihat dari siapa panggilan itu. Dan ternyata mantan meminta maaf atas perkataannya semalam. Ahh aku sudah muak memberinya kesempatan berkali kali untuk tidak membercandai aku masalah berat badanku. Aku pikir sendiri lebih baik daripada dijadikan bahan lelucon.
“Angela… sarapan dulu nak.” Pinta ibu pelan di depan pintu kamarku “gak buk, angela lagi diet, nanti siang aja makannya.” Nah mulai donk, emak emak cerewet begini begitu kalau aku gak sarapan. Padahal aku bosan disindir gajah. Aku pun segera bergegas ke kampus samping rumahku, sementara ibuku membuka kedai kecil kecilan yang selalu ramai karena harganya yang murah untuk setingkat anak kos kosan.
Baru aku melangkah di depan rumah tiba tiba dewi teman kuliahku yang juga ngekos di rumahku memanggil manggil namaku, dengan langkah tergesa gesa mendekatiku. “la, kamu bubaran lagi sama GG? Semalam dia curhat ke aku kalau dia nyesel banget diputusin kamu.” “iya dew, capek dibikin lelucon terus, ini juga aku diet emang badan segini kemauan aku kan gak. Kalau nongkrong sama teman temannya dikata katain sama genknya juga. Jadi bete males banget. Emang cowok Cuma dia doank.” Jawabku kesal “terus… mau ganti lagi ke musim ke tiga?” tanya dewi bingung “emang aku harus gitu punya pacar? Musim hujan gak nemu musim panas gak nemu juga apa harus datengin musim salju. Berarti harus OTEWE jauh gitu?” “iyalah kamu bilang pingin banget ke norwegia atau alaska gitu.” “nah nah nah ketemuanya sama beruang putih donk?” “hahaha.. cocok.” Balas dewi sambil tertawa
Dewi memang mood boosterku pagi ini. Karena dia tahu aku seleraku memang bukan lokal tapi bule sih. Karena itu aku gak bener bener suka pacaran, lagian rata rata pacarku menghina fisikku yang gendut dan membanding bandingkan dengan cewek lain.
Cerpen Karangan: Ariyani Magenta Blog: ariyanimagenta.blogspot.com