Sore itu, Lido mermenung sendiri. Mata Lido menikmati senja yang penuh dengan warna dan begitu indah. Sayup-sayup angin seolah membelainya sebagai pendukung dari keindahan senja. Daun yang melambai menandakan adanya angin sore yang sejuk, angin yang sejuk meniup wajah Lido, ya Lido anak kelas 2 SMA (Sekolah Menengah Atas), Lido merupakan anak yang sangat ambisius dalam melakukan segalanya.
Seperti biasa Lido baru pulang dari sekolah. Sepulangnya dari sekolah Ia pergi ke lapangan untuk melihat teman-temannya bermain bola. dia mulai melihat temannya bermain sepak bola dan sembari mempelajari bermain bola karena ia memiliki cita-cita sebagai pemain sepak bola. “Sebenernya aku juga ingin bermain bersama mereka, cuman jangan deh aku takut diejek mereka, mending aku memperhatikan taktik bermain mereka.” Ujar Lido.
Waktu terus berjalan, Lido tetap memperhatikan permainan bola tersebut. Hari mulai gelap, azan maghrib pun mulai berbunyi, sudah waktunya Lido kembali kerumah. Sesampainya di rumah, Lido menyapa Ibunya “Shallom bu….” salam Lido “Shallom nak, tumben pulang sore, ada kelas tambahan kah?” Tanya ibu “Hehehe maaf bu, aku tadi menyaksikan temanku bermain bola” jawab Lido “Ya sudah baiklah, kamu bersihkan badan dan ibu, siapkan segelas tes hangat” Ujar ibu. Lido Menikmati segelas teh hangat di malam yang sejuk, sambil mengerjakan tugas matematika tadi. Suasana malam semakin dingin, membuat Lido mengantuk. “HOUHHHHH” Lido menguap. “Tugas matematikaku sudah selesai, waktunya aku tidur.”
Pagi hari Lido disambut dengan Indahnya kicauan burung dan angin yang sejuk. Dedaunan yang melambai indah seolah olah tersenyum pada Lido, mata yang tadinya tertutup menjadi terbuka lebar dan semangat untuk bersekolah. Lido mulai mandi, dan menyiapkan peralatan sekolah lainnya. Ternyata Lido terlalu lama bersiap-siap hingga waktu sudah menunjukan pukul 06.35, “haduhh, gimana ini sudah jam seginii, 10 menit lagi bel berbunyi”- ucap Lido.
Lido bergegas menuju sekolah menggunakan sepeda, sampai-sampai Lido lupa memakan sarapan yang sudah disiapkan Ibunya. Sesampainya di sekolah Lido dihukum oleh guru untuk hormat bendera di tengah lapangan sampai jam pertama selesai, “yahhhh, gimana ini jam pertamakan ulangan matematika, sia sia aku belajar sampai larut malam.” – kesal Lido.
Wajah Lido terlihat pucat. Diterik mentari datanglah gadis berparas cantik dan baik hati, dia temen deket Lido. “nape lu pucet kayak gitu si, pasti belum sarapan, ketauan si.” Ujar Senja. “Ya udah si maaf senja, lo bayangin gue aja berangkat jam 06.35, gimana mau sarapan.” Jawab Lido “Ya udah ayo kekatin dari pada lama-lama, kasian juga lo udah pucet.” Ujar Senja mengajak Lido kekantin. “Tapi gue ga bawa duit.” Jawab Lido. “Ya elah do, lo kayak kagak tau gue, ya gue jajanin lah, secara gue kan temen lo yang cantik dan baik hati.” Canda Senja. “Iya deh iya, terserah.” Ujar Lido.
Dan akhirnya mereka pun ke kantin dan memesan makanan di kantin. “Lo mau pesen apa do?” Tanya Senja. “Ngikut lo aja.” Ujar Lido “Ya udah… Bu saya pesen nasi goreng dua ya buat saya sama temen saya.” Ucap Senja sambil memesan makanan yang sudah dipilih. “Lah ini temennya toh neng, saya pikir tadi pacarnya, keliatan cocok soalnya, ya udah neng saya buatkan pesanannya ya” Ujar ibu ibu kantin.
Pesanannya pun jadi dan mereka makan bersama, mereka makan sambil membicarakan soal matematika. “Haduh matematika susah banget, mana tadi kayaknya ada yang salah itung, lo bisa tadi matematika?” Tanya Senja. “Lo lupa gue dihukum atau ngejek gue ga ikut ulangan si.” Kesal Lido. “Oh iya lupa, sumpah tadi soalnya susah, sampe gue ga sadar lo ga ada.” Ujar Senja. “Agak bikin takut ya, kayaknya tuh soal susah banget, gimana nasib gue.” Jawab Lido. “Ya elah, lo kan pinter do ngapain takut.” Ujar Senja. “Udah mau bel, masuk kelas aja yu.” Lido mengajak Senja ke kelas.
Mereka segera masuk ke kelas dan mulai pembelajaran. Pembelajaran kali ini adalah Bahasa Indonesia yaitu membuat cerpen. Lido merasa sangat susah dalam menemukan kata-kata yang cocok untuk cerpen, ya pada akhirnya Lido mengerjakan dengan sebisanya. Selesai Lido mengerjakan Cerpen, ia menyerahkan tugas itu kepada Ibu Guru, tak terasa waktu mengajar guru Bahasa Indonesia sudah habis. Pada saat jam olah raga, Pak Guru tak kunjung datang, akhir anak-anak memakai waktu tersebut untuk jamkos (jam kosong). Pada saat jam kos Neta bertanya-tanya kepada Lido.
“Gue tau lo sedih gara-gara ga ada olah raga kan, lo pasti pengen main bola kan?” Tanya Senja “Ya gitu deh.” Jawab Lido dengan kesal. “Oh.” Jawaban singkat Senja. “Ngapain si lo disini ganggu gue lagi main ama temen gue aja dah.” Jawab Lido Setelah itu Senja pergi meninggalkan Lido.
Lido pun bermain game online bersama temannya untuk mengisi waktu senggang tersebut. Disaat itu Senja membelikan makanan kesukaan Lido, untung menenangkan Lido yang sedang kesal. “Nih buat lo.” Ujar Senja sambil memberikan makanan kesukaan Lido. “Apaan si!” Marah Lido karena Senja mengganggu Lido bermain game online. “Ya udah maaf, itu makanannya gue taro diatas meja lo.” Ucap Senja dengan kesal san berjalan meninggalkan Lido.
Tak terasa sudah saatnya jam pulang, sebelum pulang Lido makan makanan yang diberikan oleh Senja. Sehabis makan Lido pun lanjut mengikuti ekskul band dihari kamis. “Lah Senja mana, harusnya ini udah jam ekskul band loh” kesal Lido “Apa gue chat dia aja ya, siapa tau dia lagi jajan.” Lido menanyakan Senja tentang keberadaannya dimana, melalui pesan otomatis, tetapi pesannya tidak terkirim. “Ya elah, gue chat ga bisa lagi.” Tanya Lido kebingungan.
“Emang gue apain dia sampe dia marah gitu, apa gue tanya Mia aja ya temen deket Senja.” Ucap Lido Lido pun berjalan dan mencari Mia. Akhirnya Lido dan Mia pun bertemu di plaza sekolah, Lido pun langsung menanyakan keberadaan Senja. “Mia lo liat Senja ada dimana ga?” Tanya Lido Muka Mia memerah dia salting (salah tingkah) tak terhingga, secara Mia menyukai Lido. “Hmm, ga tau kayaknya udah balik” jawab Mia “Oh oke makasi ya, lo ga ikut band?” Tanya Lido “Ini gue baru mau ke atas si.” Jawab Mia. “Ya udah ayo bareng ke atas.” Lido mengajak Mia ke ruang band.
Di ruang band Mia chat Senja. “Gue chat Senja aja kali ya, gue salting parah cuyyy” Mia mengirim pesan ke Senja, semuanya tentang kesaltingannya terhadap Lido diceritakan kepada Senja. Selesai band Lido menanyakan Mia “Gimana band kali ini seru kan?” “Iya seru banget” jawab Mia “Ya udah Mia, gue duluan ya, mau liat orang main futsal.” Ucap Lido. “Lah kok cuman liatin orang main, ga sekalian main aja?” Tanya Mia kebingungan. “Minder gue, mereka jago jago soalnya.” Jawab Lido dengan malu. “Ya ampun ngapain malu si, gapapa tau do, kan namanya juga sambil belajar, kalo lo dibully bilang gue aja.” Ucap Mia sembari memberi dukungan kepada dodo. “Makasi ya Mia.” – Lido
Sekitar jam 3 siang Lido sudah sampai ke lapangan, dan Lido sekarang memberanikan diri untuk bermain bersama mereka. “Wahh ternyata tidak seburuk itu.” Ucap Lido.
Hari mulai gelap, dan lagi lagi Lido pulang terlambat. “Shallom bu…” Salam Lido kepada ibunya. “Kenapa pulang sampai jam segini?” Tanya ibu. “Maaf bu, aku tadi keasikan bermain bola, sampai tidak melihat waktu” maaf Lido “Kamu bikin orang panik tau ga, besok besok kamu ga usah main bola lagi.” Marah ibu kepada Lido.
Badan Lido terasa sangat pegal, dia kelelahan sekali bermain bola. Akhirnya Lido tidur pada pukul 7 malam, biasanya ia tidur pada pukul 10 malam. Di pagi hari Lido merasa badannya agak sedikit enak. Dia berangkat ke sekolah dengan hati senang. Biasanya di sekolah Lido selalu disapa oleh Neta, entah kenapa Neta hanya lewat saja dan tidak mengangap Lido. “Dia masih marah sama gue?” Tanya Lido. Lido tidak terlalu memikirkan itu. Lido masuk ke kelas dan mulai belajar seperti biasanya.
Cerpen Karangan: Nehemia Renata, SMP Tarakanita 1.