Bulan ini begitu hangat, sehangat pelukanmu ketika kau memilih aku untuk menjadi teman ceritamu, ya walupun cuma sebatas itu, tetapi itu lebih dari cukup.
Hey, lihatlah malam mendengar semua cerita kita, bulan juga tersenyum sepertinya. Ohh iyaa, ternyata ada ribuan bintang melihat aku dan kamu. Begitu hangat ucapanmu, ceritamu, bahkan senyumanmu. Sampai aku tak melihat ada gugusan bintang yang turut melengkapi kisah kita di malam bulan April 2021.
Sepertinya ini sudah menjadi sebuah kebiasaan, dimana kau sering memintaku menceritakan semua tentang hari ini, dan begitu pun sebaliknya. Seakan sudah menjadi menu spesial sebelum kita tertidur.
Sampai akhirnya. Hanya pada bintang aku bercerita. Kemana suara indahmu itu. Dimana orang yang selalu menceritakan kisah sedihnya dengan hati yang lembut. Ohh iyaa, Kamu memilih kembali dengan rumah lamamu. Seiring lagu April garapan fiersa besari melekat dengan kisahku.
Sedang apa yaa dia di sana? Apa kau mendengar ceritaku, hari ini begitu melelahkan buatku. Harus belajar bangkit dari segalanya. Aku juga seperti halnya manusia lain, aku bisa mengeluh, menangis dan bahkan kecewa. Kalau saja kamu tau, aku hanya berpura pura tegar selama ini. Bodoh sekali kan.
Malam ini tak secerah biasanya, dan udaranya begitu dingin. sedingin sikapmu yang sekarang, Teleponku mendadak panik.
Aku : Hallo Siapa ini? April: Ini aku.
Ohh ternyata si April. Kenapa dia? menangis? Bagaimana bisa?
Hampir saja aku menyebutmu karma, tapi bagaimana bisa aku memperlakukanmu seperti itu. Sedangkan suara lembutmu membuatku luluh, bahkan tangismu membuat bulan tak lagi sanggup menatapmu. Berlebihan sekali aku, haha ahh sudahlah. Siapa yang berani membuatmu menangis?.
Orang macam apa yang berani membuatmu terluka, bahkan untuk yang kedua kalinya. Sudahlah, kuatkan saja dirimu. Bukan berarti aku mengharapkanmu untuk kembali. Hidup ini sebuah pilihan. Setidaknya kamu sekarang sadar, jangan terlalu menaruh harapan kepada orang yang pernah membuat hatimu berantakan.
Mengapa kau memilih kembali. Sedangkan kau tau resikonya. Kau tau?. Bukan dia yang berhak menentukan kamu tersenyum atapun bahagia, bukan dia. Tetapi dirimu sendiri. Jangan terus menerus menghiasi harimu dengan kesedihan. Itu tidak baik untuk kesehatan, itu kalau kata dokter. Kalau kataku jaga saja hatimu, biarkan waktu yang memilih untuk kebahagiaanmu.
Terimakasih April, sudah menjadikan aku teman ceritamu, ya walaupun hanya sebatas itu. Ohh iyaa, Kalau sempat luangkan waktumu untuk mendengar lagu April itu. Atau mungkin kamu bisa memutarnya kapanpun kamu mau, ya… hanya sekedar mengingatku.
Selamat malam April, semoga kamu mengingat ceritanya.
Cerpen Karangan: Ferdian Dimas Blog / Facebook: Ferdian dimas