Aku dan sahabatku yang bernama Alvaro. Hari minggu ini aku dan Alvaro akan berpisah dikarenakan ia ditugaskan untuk bekerja di luar negeri selama beberapa saat. walau pun beberapa saat menurutku itu sangat lama.
“Kamu yang baik di rumah, jaga makan, jangan bagadang,” kata Alvaro. “Iya, kamu juga hati hati di sana,” kataku. “Iya,” kata Alvaro. “Kamu pergi berapa lama??” kataku. “Aku pergi beberapa bulan, mungkin 4 bulan,” kata Alvaro. “Cepat pulang, aku pasti akan sangat merindukanmu,” kataku, dengan raut wajah ingin menangis. “Iyaa,” kata Alvaro. “Kalau sudah sampai jangan lupa kabari aku,” kataku. “Iya iya dasar bawel,” kata Alvaro. “Aku mau antar kamu ke bandara boleh,” kataku. “Boleh, apasih yang engga buat sahabatku ini,” kata Alvaro.
Setelah sampai di bandara kami pergi membeli camilan sambil menunggu keberangkatan pesawat. 10 menit kemudian kemudian pesawat dengan nomer pernerbangan Alvaro telah dipanggil. ia memelukku dan aku menangis dalam pelukannya, inilah nanti yang akan aku rindukan darinya, pelukan hangatnyalah yang salalu bisa membuatku tenang. Sambil memelukku iya berkata “Aku cuma pergi sebentar kok,” kata Alvaro. “Iya,” kataku sambil tersedu sedu. “Jangan nangis dong nanti cantiknya hilang loh.” kata Alvaro. “…”
Hari hari kami lewati dengan mengirm pesan ataupun videocall Hingga Beberapa bulan kemudian Tepat disaat besok adalah hari ulang tahunku, aku menelepon Alvaro “Kelvin?” kataku. “Iya, ada apa?” kata Alvaro. “Kamu pulang kapan?” kataku. “Mungkin bulan depan,” kata Alvaro. “Oo, kamu tidak lupakan hari ini hari apa?” kataku “Hari ini hari minggu kan,” kata Alvaro pura pura tidak tahu. “Bukan ih..” kataku. “Hari Guru?” kata Alvaro. “BUKAN,” kataku. “Iya iya hari ini hari ulang tahunmu kan,” kata Alvaro. “Hm,” kataku. “Jangan ngambek dong,” kata Alvaro. “…”
“Maaf ya aku tidak bisa menemanimu merayakan ulang tahun,” kata Alvaro. “Hm,” kataku. “Aku kembali kerja dulu ya,” kata Alvaro. “Iya,” kataku.
Sebenarnya aku sedikit sedih kareka Alvaro tidak bisa datang ke acara ulang tahunku besok. Tapi pada saat tengah malam tepatnya jam 12.20 dinihari ada kurir paket yang mengantarkan kue dan beberapa hadiah. Dalam kue itu terdapat tulisan “Selamat Ulang Tahun Cantik” di dalam kue itu juga ada sepucuk surat berisikan “Maaf ya aku tidak bisa hadir di acara ulang tahunmu, tapi mungkin aku yang pertama mengirim hadiah kepadamu hehehe?, aku sebenarnya juga sedih karena tidak bisa hadir keacara ulang tahunmu. Aku doakan supaya kamu sehat selalu, jadi anak yang berbakti pada orang tua dan bisa mencapai mimpi mimpimu. Aku titip salam untuk bibi ya. Bye bye cantik sampai bertemu lagi” dari Alvaro
Aku tertawa setelah membaca sepucuk surat dari Alvaro “bisa bisanya ia percaya diri bahwa ia yang mengirim kado terlebih dahulu hehehe, tapi memang benar sih dia yang paling pertama” sebelum aku membuka kado aku mendapat beberapa chat dari sahabatku yang lain.
GRUB BEBAN KELUARGA “Wah selamt ulang tahun sahabatku semoga doamu terkabul ya,” Vellia. “Selamat ulang tahun ya Lani semoga sehat selalu, panjang umur,” Nadie. “Selamat ulang tahun lani,” Rafael. “Selaman ulang tahun semoga sukses selalu,” Marvel. “Selamat ulang tahun cantik,” Marvin. Dan masih banyak pesan lagi. Tetapi ada satu pesan yang mengalihkanku dari pesan pesan lain
SI PALING RENDEM ALVARO “Udah sampai kue dan kadonya,” “Iya sudah,” “Udah dibuka?” “Kuenya udah tapi kadonya belum,” “Kenapa belum dibuka?” “Tadi ada pesan dari anak anak lainnya,” “Ini mau dibuka,” “Yaudah buka aja,”
Setelah mendapat pesan itu aku membuka kado satu persatu. Kado pertama isinya tas yang sangat kuinginkan dari dulu, kado kedua isinya komputer, kado ketiga berisikan sepatu, kado keempat isinya gelas yang sangat lucu, dan kado kado lainnya isinya pernak pernik lainnya.
Lalu aku mengirim pesan kepada Alvaro. SI PALING RENDEM ALVARO “Alvaro,” “Iya kenapa?” “Apa ini semua tidak berlebihan?” “Tidak apa, bukannya itu semua yang kamu inginkan?” “Iya sih,” “Tapi itu semua terlalu berlebihan,” “Tidak apa apa,” “Makasih Alvaro,” “Hm,”
Setelah beberapa bulan Hari ini saatnya Alvaro pulang dari dinas diluar kota. Dan aku akan pergi ke bandara untuk menjemputnya. Sebelum berangkat kebandara aku mengirim pesan kapada Alvaro “Al,” “Iya,” “Kamu jadi menjemputku kan?” “Iya, ada apa kamu tanya begitu?” “Aku punya kejutan tunggu aku ya” “Iya” “Kamu mendarat sekitar jam berapa?” “Sekitar jam 10.00” “Baiklah” Sekarang sudah jam 09.30. Aku buru buru pergi ke bandara untuk menjemput Alvaro.
Di bandara Sebelum menunggu Alvaro aku menyempatkan waktu untuk membeli beberapa camilan dan minuman. Setelah membeli semua itu aku pergi kembali ke kursi tunggu. Aku menunggu beberapa jam tetapi pesawat yang ditumpangi Alvaro belum juga datang. Aku mulai khawatir.
Aku pun mengirim pesan kapada Alvaro “Al,” “Alvaro,” “Kamu baik baik aja kan?” “ALVARO” “Jawab Al” “Kamu baik baik aja kan?”
Karena pesan yang kukirim tak kunjung dijawab perasaanku mulai tak enak. Aku terus menghubungi nomor Alvaro tapi nihil tidak ada jawaban sama sekali. Hingga beberapa saat ada pemberitahuan dari pihak bandara bahwa pesawat yang ditumpangi Alvaro mengalami kerusakan pada sayap pesawat mendengar itu badanku lemas seketika untung saja ada sahabatku yang lain menolongku agar tidak terjatuh.
Beberapa sahabatku berusaha menenengkanku. “Tenanglah semua pasti baik baik saja,” ucap Marvel. “Aku yakin Al pasti baik baik saja,” kata Nadie. “Tenanglah Al pasti baik baik saja,” kata Marvin.
Hingga beberapa saat kemudian pihak bandara mengumumkan bahwa pesawat yang ditumpangi Alvaro berhasil mendarat walaupun sayap pesawat sebelah kanan terbakar. Mendengar itu aku langsung bergeges pergi ke tempat dimana Alvaro berada.
Sebelum pergi aku mendengar seseorang memenggilku. “Kirana” Suaranya persis seperti Alvaro refleks menoleh dan benar ternyata itu adalah Alvaro. Aku langsung berlari dan memeluknya “Al,” kataku. Aku memeluknya sambil menangis. Dan dia juga memelukku dengan hangat
“Aku rindu sama kamu,” Kata Alvaro. “Aku lebih rindu,” jawabku sambil sesegukan. “Kamu kemana saja kenapa telfon dan chatku tidak kamu balas atau angkat satupun,” kataku. “Maaf tadi di dalam pesawat ada goncangan dan hp ku hilang,” Kata Alvaro. “Baiklah, kamu tidak apa apa kan?” tanyaku sambil memutar mutar tubuh Alvaro. “Aku baik baik saja,” Kata Alvaro. Aku kembali memeluknya dan dia membalasnya dengan hangat, kami saling menyalurkan rasa rindu.
Setelah berpeluakan kami memutuskan untuk pulang ke rumah Alvaro. Setelah sampai di rumah Alvaro aku dan yang lainnya disambut oleh bunda dan ayah Alvaro. Sebelum masuk aku sempat memeluk bunda Alvaro. Setelah masuk aku dikejudkan dengan 2 kucing yang sangat aku inginkan di rumah Alvaro. Aku menoleh ke belakang dan saat aku menoleh ke belakang Alvaro tersenyum kepadaku dan dia mengatakan “Kucing itu untukmu,” kata Alvaro. “BENERAN?,” jawabku dengan semangat. “Iya, itu kado yang aku janjikan untukmu,” Kata Alvaro. “Terima kasih,” Kataku sambik memeluknya. Setelah mendapat hadiah itu aku merasa sangat senang.
Beberapa bulan setelah kejadian itu hubunganku dengannya semakin dekat. Dan sekarang Aku dan Alvaro sudah menjadi seorang kekasih.
~ END ~
Cerpen Karangan: Putri Kirana Arlani Blog / Facebook: @krnxrlni_ SMPN 1 PURI