Hari ini adalah hari pertamaku masuk di kampus, aku tidak lagi punya motivasi untuk menjalani hidupku sejak hari kepergian ibuku. Tetapi, setelahku pikir-pikir lagi, ini bukanlah yang ibuku inginkan. Jadi, aku memutuskan untuk kembali setelah 2 tahun mengurung diri di rumah. Aku kembali ke New York untuk kesekian kalinya dan untuk memasuki Kampus terbaik yang ada di sana, di sisi lain, aku juga disini karena Rinfu. Yap, dia itu sahabat masa kecilku.
Aku sedang asik merenung sambil berjalan mengelilingi kampus, namun tiba-tiba ada seorang gadis berambut pirang berlari ke arahku sambil berkata: “Hoi Tatsuya! Sejak kapan kamu mendarat di New York?!” Tanya gadis itu. “Apa kamu juga membawa oleh-oleh untukku?” Imbuhnya. “Maaf Rin, tapi aku cuma bawa cemilan favoritmu,” Jawabku sambil menyerahkan kantong yang berisi cemilan favorit Rinfu.
Tiba-tiba Rinfu pun terdiam sejenak. Aku pun berpikir apakah dia tidak menyukai oleh-oleh yang kubawakan untuknya? “Wah!! Cemilan favoritku~” Ucap Rinfu dengan nada terkejut. “Udah lama.. banget aku gak makan cemilan dari Jepang, semenjak aku pindah ke New York gara-gara pekerjaan orangtuaku,” Imbuh Rinfu sambil menggembungkan pipinya. “Nah.. sekarang Tatsuya ikut Rinfu bentar ya~” Imbuhnya lagi sambil menarik tanganku. “E-eh?!.. bentar, kita mau kemana?” Tanyaku tetapi Rinfu mengabaikan pertanyaaanku.
Lalu kami berdua pun mendekati 2 orang gadis yang berdiri di sebelah loker. Aku merasa sedikit canggung karena sudah lama aku tidak berinteraksi dengan orang lain selama 2 tahun terakhir.
“Eiyo Guys! Kenalin ini Tatsuya temen masa kecilku sekaligus sahabatku,” Seru Rinfu. “Tatsuya, Kenalin mereka berdua temen-temenku. Sherly dan Clara,” Imbuhnya. “Salken ya Tatsuya,” Ucap Clara dengan nada ceria. “Salken…,” Imbuh Sherly dengan nada agak datar. “Ah… Salken juga,” Jawabku dengan nada agak canggung. “Ugh… seketika suasana berubah menjadi canggung karena tidak ada topik yang dibahas,” ucapku dalam hati.
“Oh iya!” seru Rinfu membuatku sedikit kaget karena lamunan sementaraku. “aku mau lanjut keliling kampus sama Tatsuya dulu ya,” ucap Rinfu guna untuk menghancurkan suasana kecanggungan. “ah, oke” Sahut kedua teman Rinfu.
Lalu tiba-tiba Rinfu menarik lengan bajuku lagi sambil melangkah cepat meninggalkan teman-temannya. “Hey.. Tatsuya, aku merasa kalau kamu merasa sedikit tidak nyaman karena kecanggungan tadi jadi ku mencari cara untuk pergi ke tempat lain” ucap Rinfu dengan nada lirih. Aku tidak menyangka bahwa Rinfu mengetahui apa yang sedangku pikirkan. “Ayo kita keliling taman kampus dulu!” ucap Rinfu dengan nada bersemangat sambil merangkul lengan kananku.
Aku selalu berpikir kenapa tiba-tiba jantungku berdegup kencang setiap Rinfu berada di dekatku, meski kelakuan ceroboh dan jailnya sangat membuatku kesal tidak tau kenapa aku sangat menyukainya…, apakah ini yang dinamakan sebagai perasaan “Cinta”?.
Seketika aku merasa ada seseorang yang memanggilku. “Hey, Tatsuya apa kau mendengarkanku??” Panggilan Rinfu sekali lagi seketika membuyarkan lamunanku, lalu ku menyahut panggilannya “A-apa Rin?” ucapku dengan nada sedikit kaget. “Kamu bilang apa tadi?” imbuhku sambil menggaruk-garuk kepala. Rinfu menggembungkan pipinya sambil berkata dengan nada tidak ramah “Lupakah aja”. Aku pun menarik napas panjang untuk menjernihkan pikiran dan menghilangkan rasa gugupku. “It’s okay, I can do this..” Gumamku. Lalu aku memberanikan diri untuk menepuk pundak Rinfu sambil berkata, “Hei, kau mau pulang bareng nanti saat jam pelajaran-” “Mau kok” Sela Rinfu. Jawaban Rinfu membuatku bengong untuk sementara waktu karena aku sempat berpikir bahwa ajakanku bakal ditolak olehnya, namun jawabannya tidak sesuai dengan ekspetasiku. Aku pun memberanikan diri untuk menanyakannya sekali lagi. Tetapi jawabannya tetap sama, akhirnya kami berjanji akan pulang bareng saat jam pelajaran di kampus berakhir.
Aku menunggu Rinfu diluar gerbang kampus sambil mendengarkan lagu-lagu favoritku menggunakan earphone. “Baaaaa~!!” Kejut Rinfu sambil memelukku dari belakang. Reaksiku kagetku membuat Rinfu puas karena dapat mengejutkanku yang tenggelam dalam pikiranku. “hei… kau mengejutkanku,” ucapku sambil melepas earphone yang ada di telingaku. “Hehehe.. Maaf, habisnya Tatsu asik dengan pikiranmu sendiri sambil mendengarkan musik,” Jawab Rinfu.
Kami pun pulang ke rumah bersama-sama. Namun, ditengah perjalanan aku merasa seperti ada seseorang yang mengikuti kami.., aku pun menoleh ke belakang dan melihat kanan kiri sehingga membuat Rinfu heran. “Tatsu?, ada apa??” Tanya Rinfu. “hm, bukan apa-apa kok, Yuk lanjut jalan,” Ucapku untuk menghilangkan perasaan heran Rinfu.
Kami pun melanjutkan langkah kami, lalu aku mengantarkan Rinfu sampai di depan rumahnya. Rinfu melambai-lambaikan tangannya sambil berkata, “Tatsu, besok pulang bareng lagi ya!~”. Aku membalas lambaian tangannya, dan kembali melanjutkan langkahku menuju rumah sembari berpikir keras. “Apa tadi Cuma perasaanku saja? Atau memang seseorang sedang mengikuti kami dari belakang?”. “Udahlah mungkin itu Cuma halusinasiku saja,” aku menggelengkan kepalaku untuk menjernihkan pikiranku. Saat sampai di rumah aku pun beristirahat dengan tenang karena kecapekan .
Namun, seorang gadis melihatku masuk ke rumah sembari bergumam, “Tatsuya… Apa kamu benar-benar melupakanku..?”
Cerpen Karangan: Adelia Dyah Wicahyono, SMPN 1 Puri Blog / Facebook: @Kaedelia_Chan SMPN 1 Puri