Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah salah satu mata kuliah sebagai persyaratan untuk melaju ketahap Proposal dan Skripsi. Biasanya dalam pelaksanaan PKL dibentuk tim kerja atau kelompok-kelompok untuk mempermudah dalam koordinasi kerja.
Namanya PKL itu pasti ada yang namanya baper baperan. Apalagi dalam satu kelompok itu ada yang saling jatuh cinta satu sama lain. Perasaan itu muncul tiba-tiba dan selalu jatuh pada momen yang tepat. Sarla bersama 3 temannya, tengah menjalankan PKL di Kabupaten seberang dalam jangka waktu dua bulan. Mereka berjumlah 3 orang perempuan dan 1 laki-laki. Keempat mahasiswa/i itu berasal dari kampus ternama di Pulau Flores-Kota Ruteng. Mereka sebelumnya saling kenal satu sama lain, karena memang dalam pelaksanaan PKL tahun ini hanya satu prodi. Jadinya mereka mudah akrab di lokasi PKL.
Sarla adalah gadis desa yang berparas cantik nan rupawan, kulit seputih salju, hidung pesek namun enak dipandang, rambut panjang selalu membawa aura kecantikannya. Pokoknya ia terpesona dengan penampilannya yang begitu cantik. Bahkan di lokasi PKL anak-anak muda selalu mengicarinya. Namun, tidak seperti wanita lain yang mudah jatuh cinta, tetapi ia tetap pada pendiriannya. Jujur, mungkin yang paling cantik diatara 2 temannya di lokasi PKL, hanyalah Sarla. Bukan mengurangi teman-teman yang lainnya. Cantik sih iya, namun kecantikan Sarla di desa itu tiada duanya.
Selama menjalani PKL, Ardo selalu didampingi oleh ketiga temannya, apalagi dalam kelompok itu dia sendiri saja laki-laki. Namun dari ketiga temannya itu, yang paling membuat Ardo terpesona adalah Sarla. Begitupun sebaliknya, Sarla selalu mencari perhatian dari Ardo. Sebab, Sarla sangat suka dengan penampilan Ardo yang tidak kalah ganteng dengan pacaranya di Kota Ruteng. Kedua rupanya, saling jatuh cinta. Namun tidak ada nyali, siapa yang duluan mengungkapkannya.
Suasana di lokasi PKL tampaknya begitu nyaman bagi mereka. Sarla, sudah mulai menaruh hati pada laki-laki itu. Bahkan setiap kali ada kegiatan di lokasi PKL mereka selalu bersama. Ketika mereka berdua tampil didepan orang banyak untuk melakukan penyuluhan, tiba-tiba teman-temannya berkomentar “Wah cocok sekali kalian, cie-cie sudah jadian aja kali”.
Gilanya, Sarla tahu Ardo sudah punya pacar di Ruteng. Sebaliknya, Ardo tahu pacarnya Sarla di Ruteng teman dekatnya. Tentunya, ini bukan perkara yang mudah bagi mereka berdua. Akan tetapi, persoalan itu sebenarnya bukan menjadi penghalang antara perasaan keduanya di lokasi PKL. Urusan tentang rasa memang tidak bisa dihalangi, selagi itu nyaman, ya jalani saja. Biarpun kita kuat dan berkomitmen untuk tidak melakukan demikian, pasti saja akan tetap berpaling. Ini di lokasi PKL guys, tidak main-main.
Dari situ, mereka berdua sering bertukar cerita. Menjadi teman curhat rahasia, saling mengirim pesan Whatsapp, dan ketika ada waktu mereka dua biasa bertemu. Karena terlalu sering bercerita dan mengenal kepribadian masing-masing, perasaan antara keduanya itu luntur perlahan. Semua berganti dengan rasa nyaman dan kasih sayang.
Cinlok atau cinta lokasi adalah sebuah virus mematikan yang sering terjadi di kehidupan mahasiswa PKL. Ya, tidak jauh berbeda dengan Virus Corona yang mematikan itu.
Sudah 1 bulan mereka tengah menjalani PKL di desa tersebut, saatnya Ardo memberanikan diri mengungkapkan perasaannya. “Enu, aku tahu engkau sudah punya pacar dan engkau tahu juga, akupun demikian. Entahlah kenapa perasaan ini muncul dengan tiba-tiba. Sarla, sebenarnya aku sangat suka dengan kau dan aku ingin engkau jadi kekasihku”, ungkapnya Ardo dengan perasaan yang malu.
Tampaknya, Sarla sangat senang sekali mendengarkan ucapan laki-laki itu, apalagi teman-temannya sangat mendukung mereka berdua. “Nana Ardo, sebenarnya saya juga punya rasa yang sama dengan ite. Tetapi, bagaimana dengan situasi kita sekarang ini, yang dimana kita masing-masing sudah punya pacar. Ya sudahlah Nana Ardo, saya terima”, kata Sarla kepada Ardo
Mereka berdua resmi jadian dan berstatus pacaran. Layaknya mereka sebut pacaran kontrak selama di tempat PKL. Ardo, sangat sayang dan perhatian dengan Sarla, dia tidak mau ada apa-apa dengan kekasihnya itu di lokasi PKL. Ardo sudah mulai cuek dengan kekasi aslinya di Ruteng. Bahkan malas beri kabar kepada kekasihnya itu. Setiap kali kekasihnya dari Ruteng memberi kabar, namun ia sangat engan sekali membalasnya. Begitupun dengan Sarla.
Tak terasa pelaksanaan PKL mereka sudah genap 2 bulan. Saatnya mereka kembali ke kampus untuk untuk melanjutkan kuliah. Mereka pun pamit dari lokasi PKL tersebut dengan perasaan gembira, karena sudah menyelesaikan PKL di desa tersebut dengan menyimpan kenangan yang mereka lalui bersama warga di lokasi PKL. Perpisahan selalu meninggalkan luka, perpisahan juga selalu meninggalkan sejuta kenangan. Meskipun dalam perpisahan itu mengajarkan banyak hal, tetapi rasa rindu tak pernah pudar.
Dalam perjalanan pulang, Sarla dan Ardo satu tempat duduk di bus. Perjalanan Bajawa-Ruteng yang begitu jauh sambil menikmati pemandangan-pemandangan yang begitu indah di sepanjang perjalanan. Disela-sela itu, Ardo bertanya dengan Sarla “Enu, bagaimana sudah hubungan kita lanjut atau tidak? Saya pikir, kita sampai disini dulu”, kata Ardo.
“Nana Ardo, memang keputusan itu baik, tetapi bagaimana hubungan kita yang melebihi batas. Saya terlanjur nyaman dengan ite, perhatiannya ite dengan saya sungguh luar biasa. Dari sekian pacar aku sebelumnya, tidak pernah mendapatkan perhatian seperti ini. Nana, kalau memang itu keputusan ite, saya juga terima dengan baik. Kita kembali ke mode awal saja”, tutur Sarla.
“Iya Sarla, memang saya juga dilema dengan keputusan ini, tetapi saya belum bisa move on dengan pacar saya yang asli. Memang ini perkara yang sulit bagiku. Ini satu-satunya jalan keluar, kita kembali dengan kekasihnya kita masing-masing”, kata Ardo sambil menangis.
“Baik sudah Nana, terima kasih hubungan kontrak kita di Lokasi PKL selama ini”, ucapan Sarla sambil mengusap air matanya.
Hubungan Sarla dan Ardo di lokasi PKL, kini sudah putus kontrak. Saatnya mereka kembali ke mode awal yang dimana mereka berdua menata dan mempercantikkan kembali hubungan dengan kekasih aslinya mereka berdua.
Cerpen Karangan: Aventus Purnama Dep Blog / Facebook: Adventuz Dep Aventus Purnama Dep Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian UNIKA Santu Paulus Ruteng. Aktif menulis di berbagai media online, baik di media lokal, regional maupun nasional Pacar boleh satu, tetapi tulisan harus di perbanyakkan.