Gadis bernama Dara berjalan menuju kelasnya. Dia harus melewati koridor sekolah sehingga tak lepas dari pandangan siswa siswi SMA Bahari. Yeahh, dia gadis tomboy tapi justru itu dia hatinya lebih peduli terhadap orang lain. Dia memiliki watak cuek jadi dia tak mengindahkan pandangan teman temannya. Yah sebenarnya dia itu cantik manis tapi sayang gaya tomboynya merubah segalanya. Eh tapi tetep cantik hehehe.
Dia ikut ekskul pencak silat, jadi dia menguasai ilmu bela diri. Oiya Dara sepertinya juga tidak begitu tertarik soal cinta. Mungkin karena gaya tomboynya.
Bel istirahat berbunyi itulah yang dinantikan para siswa. Semuanya langsung menghamburkan diri keluar kelas. Begitu juga dengan Dara yang hendak ke kantin. “Lis, ke kantin yuk perut gue udah keroncongan nih.” Dara memasang muka memelas tapi justru tampangnya nyebelin. Biasanya Lista memang kadang alesan gak kekantin yaitu malas. Biasanya cuma nitip doang. “Ehm gue males, nitip ajalah sama loe.” “Yaelah gue ngajak loe karna gue minta temenin malah nitip ke gue.” “Yaudah dehh.” Lista akhirnya mengalah yaa kasian doang sih sama Dara. “Tapi traktir yaa.” Senyum Lista mengembang. “Yah payah cuma minta ditemeni pake acara traktir segala emang gue gudang duit apa?” “Okelah.” “Hehehe gitu dong.”
Pas di kantin Dara kelihatan asyik makan, mungkin lapar kali. “Eh bro itu cewek tomboy cantik juga yaa.” “Oh Dara menurut gue sih iya tapi gak juga yah.” “Elo mah kan udah punya cewek Bim.” “Bisa aja loe.” Itulah obrolan iseng cowok cowok populer di sekolahan. Tapi Dara yang cuek gak pernah peduli sama cowok kece yang tak lain kakak kelasnya itu. Jadi dia tidak tahu siapa cowok populer. Dan cowok tadi kayanya juga belum begitu banyak mengetahui soal Dara. Ya mereka belum pernah berpapasan muka. Yah gimana mau ketemu mereka tidak seangkatan dan tidak saling kenal. Baru kali ini cowok yang bernama Alan melihat cewek tomboy tapi menurutnya cantik itu.
Selepas bel pulang sekolah Dara masih menunggu jemputannya. Dan dari kejauhan terlihat Alan mengobrol dengan temannya Bima. “Eh gue mau nganterin cewek gue dulu ya.” “Ok.” “Eh bro itu cewe tomboy di kantin tadi iya kan bro?” “Iya kayanya Bim.” “Yaudah loe duluan aja sono entar cewek loe keburu diambil orang.” “Sialan loe Al.”
—
“Belum pulang, nungguin siapa?” “Ehh iya.” Dara gelagapan karena terkejut tiba tiba ada yang datang gitu aja. Sialan ni orang main kagetin aja. Batin Dara. “Lah loe sendiri ngapain kenapa kesini nunggu jemputan juga?” “Enak aja gue cowok ngapain nunggu jemputan.” “Jangan sok kece dulu kale didepan gue. Gue aja belum kenal ama loe.” “Yaudah kenalin gue Alan loe Dara kan?”. “Kok loe tau darimana?” “Tau lah loe itu populer karna loe tomboy.” “Heh, biarin, awas aja loe!” Alan tersenyum dan meminta pin bb Dara. Dara yang pura pura kesal tidak mau memberinya. “Please Dara kasih dong gue janji gak akan usil lagi.” “Oke.”
Ponsel Dara tiba tiba berdering. Nomor tak dikenal. “Halo Dara ini Alan.” “Ohh oke.” “Kok cuma gitu doang sih.” Dara tak langsung menjawabnya.Dara mematikan ponselnya dan ia merebahkan tubuhnya kekasur dan tak lama terlelap.
Pagi cuaca cerah seorang gadis tengah bersiap siap untuk pergi sekolah. Yaa, hari ini adalah hari pertama ia masuk sekolah barunya. Ia pindah sekolah karena dapat beasiswa di sekolah barunya. “Ma, aku berangkat dulu ya.” “Ya sayang hati hati ya.”
—
“Daraaa, gue ada berita baru lho.” “Hemm.” “Ihh kau menyebalkan, hari ini kita kedatangan murid baru katanya di kelas kita.” “Oh ya, yaudah memang kenapa apa urusannya denganku?” “Hah kau ini dikasih tau malah kaya gitu.” “Urusannya sih gak ada cuma katanya dia cewek berarti bisa jadi temen kita kan?” “Iya, udah ah bahasnya gue cape.”
Dara memang bener bener cuek banget tapi kayanya Lista bisa memaklumi sikap temennya itu. Tiba tiba ada cowok mendekati mereka yang tak lain tak bukan adalah Alan. Seperti kemarin tanpa basa basi dia menghampiri Dara. “Woyy ngelamun loe, ngelamunin gue ya?” Katanya sok PD. Walaupun baru kenalan kemarin Alan merasa akrab dengan Dara. “Apaaa, enak aja kepedean loe!” “Makanya jangan ngelamun, eh katanya kelas loe ada murid baru ya cewek lagi.” “Emang kenapa, gue suruh comblangin gitu, gak akan!” “Gak kok, lagian udah ada cewek yang ngisi hati gue.” “Dia ceweknya nyebelin tapi nyenengin, cuek gak pekaan dan yang gue suka dia tuh beda dari yang lain.” kata Alan sambil tersenyum. DEG. Entahlah hati Dara sedikit mengganjal. Tapi Dara buru buru menepis perasaannya itu. “Oh terus loe ngapain kesini.” “Nggak papa kan cuma pengin ngobrol aja sama loe.” “Ohh.” Dara sebenarnya sudah malas melayani obrolan dengan Alan. Entah sejak Alan mengatakan hatinya sudah diisi oleh cewek lain ia merasa bete.
Bel masuk berbunyi, saatnya siswa SMA Bahari masuk kelas. Wali kelas Dara masuk membawa gadis cantik yang tak lain siswi baru. Semua terkejut begitu juga Dara. Tapi kelihatannya dia tidak tomboy seperti Dara. Bagaimana dia mirip denganku. Batin Dara. Gadis itu juga tertegun karena ada yang mirip dengannya.
“Anak anak kita kedatangan murid baru. Silahkan kamu perkenalkan diri nak.” “Baik bu. Teman teman perkenalkan saya Dira. Semoga kalian semua bisa berteman dengan saya.” “Nah Dira silahkan kamu duduk di kursi kosong belakang Dara.” “Baik bu.”
“Hai, kenalin gue Dara loe Dira yaa?” “Iya, tapi kita kok mirip ya, nama juga wajah kita mirip.” “Tapi sikap kalian beda, Dara mah tomboy dan loe gak.” Lista nyelonong ngomong. Dara memelotot kesal kearah Lista. Dira tersenyum tipis menanggapi ocehan Lista.
—
“Dira, istirahat bareng yuk.” “Ayo.” “Lis ikut kagak nih bareng temen baru.” “Iya dehh yuk.” Mereka bertiga berjalan menuju kantin. Di sepanjang koridor mereka tak lepas dari pandangan anak anak lain. Mungkin karena murid baru itu mirip sama Dara. Mereka terlihat berbisik bisik entah yang mereka bicarakan tapi seperti sedikit menyindir Dara.
Di kantin mereka bertiga menunggu pesanan. Terlihat dikantin sedikit heboh karena murid baru mirip Dara. Tapi ada yang sempet bikin nyolot. “Mirip sih mirip tapi watak beda Dara tuh cewek tomboy.” Jelas Dara marah tapi akhirnya ia hanya diam. Kenapa watak tomboy jadi bahan ejekan. Bukannya tak masalah dan sama sekali tidak merugikan mereka. “Eh jaga omongan loe.” Sambar seseorang tak lain Alan. Dara terkejut dengan perkataan Alan yang membelanya. Alan melempar senyum ke arahnya. Dara membalas senyuman itu. Alan menghampiri meja Dara dan duduk di sebelahnya. “Ra, loe gak papa kan.” “Iya gak papa kok udah biasa.” “Eh ini kenalin murid baru namanya Dira. Dan ini kenalin Alan.” “Kok mirip ama loe Ra?” “Gak tau.” Alan memerhatikan Dira sekilas. Batinnya mengatakan mereka seperti kembar. Sedangkan Dira menatap Alan. Perasaannya dag dig dug.Seperti ada rasa cinta.
—
“Ra pulang bareng yuk gue anter.” “Eh gak usah gue bisa naik angkutan kok.” Dara merasakan ada getaran cinta. Apakah ini cinta? Entahlah. Dia merasakan ada yang beda. Alan lama-lama perhatian dengannya . Tiba tiba ada yang menepuk pundak Dara. Dia Dira. Bagi Dara ini kesempatan alasan baginya untuk menolak tawaran Alan. “Dara pulang bareng yuk.” “Ehmm, ayuk ajah.” “Maaf Lan gue bareng ama Dira yaa, besok aja bisa gak?” “Emm, oke dehh tapi bener besok ya gue tunggu.” “Ok.”
—
“Raa,Alan itu pacar loe yaa.” Tanya Dira. Sebenarnya hatinya agak kecewa. “Gak kok cuma temen tapi gak tau lah.” Hati Dira sedikit lega. Masih ada harapan. “Terus dia udah punya cewek belum? ” “Belum kayanya, kamu suka ya sama Alan sampe segitunya tanya soal Alan?” Dara curiga dengan Dira. “Emm, tapi jangan kasih tau siapa siapa ya. Iya gue kaya ada rasa sama dia.” Hati Dara sakit mendengar jawaban Dira. Tapi apalah dia tak akan mempersoalkan itu. Dara mendesah perlahan menahan rasa sakit itu.
Dira ingin minta bantuan Dara. Ya macam comblangin dia dengan Alan. “Eh, Ra kalo gue minta bantuan lo gimana kenalin gue ke dia bisa kan, loe kan temen deketnya. “Dara merenung sejenak. Ia tak ingin mengecewakan teman barunya itu. Hanya mengenalkan saja masa tak mau. “Ok gue coba dulu yaa.”
Dira mengetuk pintu rumahnya dan mengucapkan salam pada ibunya. “Sayang udah pulang gimana tadi sekolahnya.” “Enak ma aku punya temen baru. Oh ya ma kok di sekolah ada yang mirip denganku ma.” “Siapa dia sayang?” “Namanya Dara ma.” Mama Dira terkejut tapi buru buru menutupi keterkejutannya. “Oh gitu ya sayang. Mungkin hanya kebetulan saja, iya kan?” “Iya kali ma.”
Ya mama Dira kaget mendengar nama Dara. Tanpa diketahui sebenarnya Dara dan Dira mereka kembar. Dulu orangtua Dara dan Dira bercerai karena tak dapat restu orangtua mereka. Dan mereka sepakat merawat salah satu anak mereka yang kebetulan kembar. Dara ikut ayahnya dan Dira ikut ibunya.
Dara harus kecewa mendengar kejujuran Dira yang mencintai Alan. “Apakah aku harus mempermasalahkan ini. Tidak kan. Aku harus menepis rasa ini untuk Alan. Lagi pula aku tomboy Alan tidak mungkin menyukaiku. Alan pasti menyukai orang lain seperti yang ia katakan waktu itu.” “Oh ya aku harus tetap mengenalkan Dira pada Alan.”
Dara sedang bersiap siap berangkat sekolah. Tiba tiba ayahnya menghampirinya. “Sayang, ada temenmu itu didepan njemput kamu.” “Siapa pa?” “Pacar loe kali dia cowok soalnya.” “Ha, sejak kapan gue punya pacar pa temen kali.” “Yah gak tau coba liat sendiri sono kasian dia nunggu kamu dari tadi.” “Siip pa.”
Bunyi klakson mengagetkan Dara sehingga Dara buru buru keluar dan menghampiri mobil itu. “Alan loe kok njemput gue sih?” “Gak boleh ya, loe gengsi bareng gue?” “Bukan gitu maksud gue Lan tapi entar cewek loe marah.” “Gak kok tenang aja, cemburu ya loe?” “Gak lah ngapain cemburu.” Didalam mobil mereka banyak bercanda. “Oh ya gue mau ngenalin loe ke seseorang mau gak Lan? ” “Emang siapa?” “Pokoknya dia cewek.” “Lah emang buat apa kok loe mau ngenalin dia ke gue?” “Entar loe tau sendiri.” “Okelah.”
Alan menghela napas. Bagaimana Dara mau mengenalkan dirinya dengan cewek lain padahal Alan sendiri menyukai Dara. Apakah Dara tidak peka terhadapnya jika dirinya menyukainya? Apakah Dara tidak ada rasa cinta untuknya? Itulah pertanyaan pertanyaan yang muncul di benak Alan.
Cerpen Karangan: Chatalina Salsabila Zahratunisa