Hai januari, kukira kamu akan bawa bahagia di awal tahunku. Bahagia setelah akhirnya aku ikhlas melepas seseorang yang dulunya notifnya selalu aku tunggu. Akhir tahunku sudah kupenuhi dengan sendu dan riuh pilu, kupikir mungkin januariku akan penuh dengan tawa yang menderu. Kukira dia yang kusangka sudah lupa dan sudah baik-baik saja tanpa aku, ternyata dia kembali dengan mengguncang kebimbanganku.
Untuk kamu, iya kamu… Hai? kukira kamu sudah baik-baik saja tanpaku, ternyata tidak ya, kukira akupun juga baik-baik saja tanpamu ternyata, tidak juga. Aku hanya berusaha bahwa kehadiranmu tidak pernah terjadi agar aku bisa berjalan dengan hati lapang dan memulai hari yang baru lembaran yang baru tanpa ada namamu lagi dalam kisah ini. Sekarang aku sadar, bahwa kita hanyalah dua orang yang merindu namun harus terpisah oleh ego dan kebodohan masing-masing.
Untuk kamu, Waktu telah lama berlalu, tapi kenapa saat aku sudah mulai bangkit kamu kembali dengan alasan memperbaiki?, apa semua hal tampak sesederhana itu untuk sebuah perasaan? ibarat kata kamu tuh sholat shubuh yang kesiangan, sudah telat untuk disebut shubuh apalagi kamu sebenarnya udah bangun tapi sengaja mengulur waktu sampai akhirnya kamu sadar, bahwa kamu telah melewatkan waktu shubuh itu.
Aku perlu memberikanmu paham bahwa aku bukanlah perempuan yang dengan mudah memberikan sebuah kesempatan, karena menurutku setiap momen adalah kesempatan, dan sudah ribuan kesempatan itu kamu siakan. Seharusnya kamu memahami perasaanmu lebih awal, seharusnya kamu ngerti kalo kita ini satu tujuan, tapi sayangnya kamu sendiri yang memilih untuk berbeda tuju dengan aku. Sejak saat itu aku hanya perlu meyakinkan diriku bahwa bukan kamu yang ingin kuajak ke tujuan itu. Maka kubiarkan kamu dengan tujuanmu dan aku dengan tujuanku. Biarlah kita hanya sebatas mengenang karena kita tahu kita sudah beda arah tujuan.
Hai kamu, Dengarkan baik-baik ya… Hidup dan kisah kita ini bukan dunia permainan, dimana saat kita kalah kita bisa ngulang lagi. Kita hidup itu beriringan dengan waktu, dan waktu itu sifatnya berjalan bukan berhenti atau mengulang, kalo kamu tidak bisa menghargai setiap iringan waktu yang menyertaimu, jangan pernah berpikir buat kembali untuk mengulang.
Terimakasih untuk kamu, yang telah dengan sadar mengakui kebodohan dan maaf juga untuk kamu aku bukan orang yang sama saat pertama kali kamu menemukanku. Terimakasih juga berkat kehadiranmu januariku berhasil mendung dan terguncang badai. Tapi tak apa aku masih punya bulan-bulan lain yang mungkin menjanjikan pelangi, selamat tinggal dan selamat berjumpa di versi terbaik menurut takdir.
Cerpen Karangan: Kellaa Blog: Klakella1.blogspot.com mahasiswa manajemen yang ingin menyalurkan sedikit hobinya dalam menulis