Sinar matahari pagi yang menyinari belahan bumi ditambah dengan kicauan burung yang menyenangkan hati. di hari itulah tepat dimana awal tahun kujalani dengan suasana yang baru. Namaku chaira biasa di panggil ara, aku adalah seorang siswi di salah satu SMP terfavorit di kotaku, aku berhasil masuk ke dalam sekolah tersebut dengan nilai yang lumayan lah bagiku. Pada awal masuk aku terkenal di dalam kelasku sebagai anak yang pendiam, pendiam?.. mungkin itu bagi orang yang baru saja mengenalku.
Waktu telah berlalu, hari demi hari kulalui dengan enjoy aku tak ada teman waktu itu tapi itu tak kuhiraukan. Tahun demi tahun berganti dan angkatan kelaspun ikut berganti, aku yang merasa baru saja mengenal temanku di kelas 7 smp sekarang uda mau lulus aja…
Yahh aku ara yang duduk di kelas 9, aku merasa bersyukur karna mendapatkan tempat di kelas unggulan di sekolahku. Aku tak begitu kenal dengan teman baru ku kali ini, aku mendapatkan kesempatan sebagai pengurus kelas pada waktu itu dan aku menjabat sebagai bendahara kelas… mau ga mau ya harus mengenali semua temanku, dan disitulah pertama kali aku mempunyai teman baru sebut saja dia adnan.
Aku yang menulis namanya di buku kas, tapi pada waktu itu tak pernah aku memperhatikannya. aku mengetahui namanya tapi tidak dengan orangnya hahaha.. lucu sekali waktu itu aku selalu menghiraukannya bahkan tak peduli dengan satu anak itu.
“mana si yang namanya adnan dia hari ini belum membayar kas loh”. tanyaku kepada temanku “sabar aja nanti juga dibayar itu kasnya”. jawab temanku
Hari telah berlalu aku mulai mencari tau mana dia, dari 14 laki-laki di kelasku hanya dia saja yang belum kukenal. “putri… mau tanya yang mana si yang namanya adnan?” tanyaku “itu lohh yang duduk di samping tembok.. di depan” jawabnya Dari situlah aku mulai mengenal adnan, aku sudah tau namanya dan orangnya juga, aku mulai tertarik kepadanya tetapi waktu itu aku tak mau mencari tau tentangnya pikirku dia kan satu sekelas denganku nanti juga bakal akrab sendiri.
Aku duduk secara berkelompok di dalam kelas dan ada yang namanya bergilir, jadi ya mau ga mau harus pindah tempat duduknya. Entah aku salah pilih atau apa aku duduk pas di depan adnan tapi aku selalu hiraukan dia dan ga mau tau apapun tentang dia waktu itu aku ikut dalam sebuah kelompok tari mewakili sekolah.
Di bulan agustus sekolahku mengadakan lomba mendekor kelas untuk hut-RI, aku tak bisa membantu teman-temanku karna aku sibuk latihan nari. Untung saja ada jeda libur latihan dan aku bisa membantu teman-teman untuk mendekor, dan disitu aku membantu adnan buat memasang tali di pojok kelas.
“ini loh talinya..” ucapku sambil memeberikan tali tersebut. Dia diam seribu bahasa tanpa seucap kata dia langsung menerima begitu saja. Hatiku masih biasa aja dengannya dan semua berjalan dengan lancar. Penampilan kelompok tari juga lancar aku merasa lega karna bisa memulai pembelajaran dengan normal tanpa ada panggilan
“untuk pendukung tari perwakilan dari sekolah silahkan berkumpul di lapangan upacara sekarang juga!” suara keras dari toa di sekolah
Seperti yang kubilang sebelumnya aku duduk menghadap adnan yaa… aku bisa melihat wajahnya dengan jelas sekarang. entah mungkin perasaanku saja atau gimana aku merasa bahwa dia sering melihatku tapi saat aku melihatnya ternyata dia memalingkan pandangannya dan posistif thingking aja mungkin perasaanku saja. eitss… tapi aku juga suka curi-curi pandang dengannya dan tanpa sengaja aku dan adnan melakukan eye contact yang cukup lama dan disaat itu entah mengapa aku tersenyum sendiri, apa aku mulai menyukainya? Sepertinya itu akan menjadi halusinasiku saja dia selalu mendapatkan juara di kelas dia anak yang ambis tak mungkin bisa suka denganku yang biasa-biasa saja pikirku pada waktu itu.
Dan malamnya aku melalukan sebuah kekeliruan dalam menghitung uang kas aku mengingat kalau adnan sudah membayar kas kepadaku dan ya tanpa pikir panjang aku menanyakan masalah itu kepada adnan melalui whatsapp. “adnan maaf menggangu, tadi sudah bayar kas belum?” “belum” jawabnya Dan itu adalah obrolan pertamaku dengannya. aku tak pernah mengobrol dengannya sekalipun saat kita bertemu di sekolah.
Keesokannya di dalam kelas dia menghapiriku dan mengasihkan uang sesuai percakapan tadi malam ku dengannya. Dan disitulah aku pertama kali ada ingin rasa untuk mengenalnya.. ya mungkin baru awal lahh. di saat jam pelajaran maupun pada saat istirahat aku selalu memperhatikannya tanpa sepengetahuannya, misiku untuk mengenalnya berhasil dan tak ada rasa ingin tau lagi dengannya.
Beberapa minggu kemudian, aku mendapatkan tugas kelompok dan tanpa sengaja aku satu kelompok dengan adnan. disitu mulailah dia yang menanyakan tentang tugas kelompok tersebut, aku yang mengenalnya dia adalah orang yang pemarah dan kurang sabar… jadi aku harus berhati-hati dengannya.
Saat di sekolah aku mendapatkan kabar bahwa adnan menyukaiku. itu bukan berita yang buruk bagiku tetapi, apa mungkin adnan menyukaiku? dia adalah anak yang ambis di kelas daan selalu mendapatkan juara kelas.. ga salah? sejujurnya aku ga pernah percaya dengan hal itu. tetapi teman-temaannya lah yang membuatku percaya. Saat jamkos temannya selalu menggodaku kalau adnan menyukaiku
“ga mungkin lahhh… aku aja baru kenal sama andan ga mungkin.” ucapku. “mungkin ajaaa…” jawab temanku.
Dari situ aku tak pernah menghiraukan berita itu, dan seminggu setelah aku mendapatkan berita itu aku mendengar bahwa ada teman sekelasku yang juga menyukai adnan. disitu aku mulai merasa lega karna mungkin adnan juga menyukainya, tapi mengapa perasaanku tak rela? apa aku juga mulai menyukainya?… dan aku tak tau tentang perasaanku sendiri.
Aku mulai memikirkannya setiap malam, masa iya sih aku suka adnan? Dan sepertinya aku menyukainya sihh. Aku selalu curi-curi pandang kepadanya tanpa kusadari dia juga begitu. dan di suatu malam aku mencoba bertanya kepadanya untuk memastikan saja kalau dia juga menyukai temanku atau tidak
“ehh.. denger-denger ada yang suka kamu lohh” “haa? masa sih ga mungkin” jawabnya “lohhh mungkin aja loh, kamu kan pinter siapa si yang ndak suka kamu” “oiya ada nggak sih orang yang kamu suka?” tanyaku. “ada kok, tapi kayaknyaa dia yang nggak suka aku” balasnya Dari situ aku berfikir wahhh.. ternyata ada aku kira adnan itu bukan tipe yang mau bucin gitu jadi ya pasti ga mau deket sama cewek.
“emang kenapa ra?” tanyanya “ndakk gapapa tanya aja, pasti beruntung si cewe yang kamu suka itu.. soalnya kamu itu sempurna bangett” “haaa? masa iya sih?” Dan ya singkat cerita aku suka sama adnan tanpa ada yang tau sampai akhirnya aku memberanikan diri untuk tanya kepadanya sekali lagi untuk ketepatan hatiku.
“siapa si cewe yang kamu suka.. boleh lah kasih tau kita kan teman” tanyaku “ingetin aku pulang sekolah besok yaaa.. bakal aku kasih tau” balasnya. Okee aku menunggu untuk hari besok dan ya keesokannya setelah pulang sekolah aku menanyakan hal itu lagi.
“jadii siapa nii?” tanyaku “jadii… kamu yang aku suka” balasnya Aku terdiam beberapa menit untuk memikirkan hal itu apa bener itu jawabannya dia? ga mungkin.. aku berfikir dia bercanda
“yahh bingung ya… maaf ya ra ga tau selanjutnya gimana.” “kalu gitu gantian ya.. kamu siapa?” balasnya beberapa menit “akan kupastikan cintamu tidak bertepuk sebelah tangan” balasku
Entah apa yang kurasakan pada saat itu aku merasa senang campur adukk aaaaa… tolongg dia juga menyukaiku dan ya sesuai yang kukatakan pada waktu itu, aku merasa bahwa akulah cewe beruntung yang disukai adnan. Aku menyuruhnya untuk perasaan ini rahasia saja tak ada yang tau.
Ternyata berita tersebut sudah banyak yang mengetahuinya, oke gapapa kita cuma deket aja sebatas teman. tapi pernyataan itu salah adnan menginginkan aku menjadi support sytemnya dan aku punya dia, dia punyaku. dia selalu memberikan semangat dan dia sangat suka memberi perhatian kecil lainnya. disini aku merasa sangat bahagia karna bisa mendapatkannya, beruntung itu aku yang bisa mendapatkan hatinya adnan.
Cerpen Karangan: Indah Rohmatin, SMPN 1 PURI Blog / Facebook: Indah Rohma