Gadis berambut panjang gelombang coklat, mengenakan gaun biasa berwarna biru terbalutkan mawar biru dan bandana mawar biru di kepalanya tengah menyanyi sambil menjahit pakaian.
Ya, dia adalah Erika, gadis miskin yang terpaksa bekerja sebagai penjahit untuk melunasi hutang orangtuanya. Padahal ia tidak menyukai pekerjaan tersebut dan bercita-cita sebagai penyanyi.
Erika sudah terbiasa menjalani hidup susah sejak kecil. Diumurnya 8 tahun, ia sudah mengerjakan semua pekerjaan rumah tempatnya menjahit. Semua uang yang ia hasilkan tidak pernah dimilikinya sebab ia memberi Madam Carp's.
Seperti biasa, ia bernyanyi di jalan kota, namun tiba-tiba ia melihat seorang gadis yang akan ditabrak. Erika berlari dan mendorong gadis itu tepat saat mobil klasik menabrak mereka berdua.
BUGH!!
Sang gadis membuka mata dengan perasaan kaget. Semua yang melihat merasa lega.
“Akhirnya Tuan Putri sadar,”.
Seorang wanita mengenakan mahkota menghampirinya,”Anda membuat kami semua sangat cemas, sudah 3 hari semenjak kecelakaan itu,”.
“Kecelakaan?” bingung sang gadis.
“Syukurlah tuan putri selamat, tapi sangat disayangkan, gadis yang menyelamatkan tuan putri meninggal. Pihak kerajaan memberinya kompensasi untuk mengenang jasanya dan sudah mengurus pemakamannya,”.
Beberapa hari kemudian setelah pulih, gadis itu menatap dirinya di cermin.
“Apa maksudnya ini? Aku transmigrasi ke tubuh tuan putri? Ini tidak benar, yang meninggal bukanlah diriku, tapi tuan putri sendiri. Pihak kerajaan tidak akan percaya hal ini, dan tidak ada yang akan peduli,”.
Anneliese, pemilik nama dari tubuh yang Erika transmigrasi, membuat gadis itu harus menerima kenyataan tersebut.
Hidupnya benar-benar berubah. Sebelum bangun, para pelayan sudah menyiapkan air hangat untuknya. Dimandikan dan dibantu memakai gaun, dilayani di meja makan dan setiap saat, serta sangat dihormati.
“Apakah seperti ini hidup sebagai seorang putri? Benar-benar menenangkan,”.
Erika tidak perlu mencemaskan kedua orangtuanya lagi. Gadis itu benar-benar sedih, saat menemui orangtuanya sebagai Putri Anneliese.
3 hari kemudian, Putri Anneliese menjalani pengukuran gaun untuk persiapan pernikahannya dengan seorang raja muda. Begitu banyak hadiah yang dikirimkan oleh raja muda.
Keesokan harinya, Raja muda tersebut mendatangi istana untuk bertemu Putri Anneliese. Tapi, sang ratu memberitahunya untuk menunggu sebentar.
Tanpa sadar, Raja muda itu mendengar suara nyanyian yang begitu merdu, membuatnya tiba di depan kamar mandi. Saat itu juga, ia tahu kalau sosok yang menyanyi itu tidak lain adalah Putri Anneliese. Ia kembali ke ruang tamu setelah menyadari gadis itu selesai mandi.
Ruang Tamu
“Maaf, karena Putri Anneliese sedikit lama,” kata sang ratu.
Saat itu juga Putri Anneliese muncul. Raja muda itu terkesima melihat gadis itu mengenakan gaun pink mewah, rambut panjang pirang yang ujungnya tersosis, serta mahkota kecil di kepalanya.
“Anneliese, dia adalah Raja Dominick tunanganmu, dia datang untuk bertemu dengan Anda,”.
Raja Dominick adalah raja muda yang memiliki ketampanan yang tidak perlu diragukan lagi. Semua orang tahu ia lelaki multitalent. Kerajaan memutuskan untuk menikahkan Putri Anneliese dan Raja Dominick untuk menyelamatkan kerajaan milik Putri Anneliese dari krisis perekonomian.
Erika dalam tubuh Anneliese sama terkesimanya Raja Dominick. Ia langsung jatuh hati kepada raja muda itu.
“Putri Anneliese, bisakah Anda meluangkan waktu?” tanya Raja Dominick mengulurkan tangan.
“Tentu saja, aku tidak pernah bisa menolak kepada sang raja,” jawab Putri Anneliese membalas uluran tangan.
Kedua pasangan itu berjalan keluar sambil ditatap oleh sang ratu.
Entah apakah ini adalah keberuntungan luar biasa, ia yang awalnya hanya gadis miskin, menjalani susahnya hidup langsung bertransmigrasi menjadi seorang putri kerajaan, memiliki kehidupan yang layak dan nyaman, bahkan sebentar lagi akan menikah dengan raja muda yang begitu tampan.
“Semua orang menganggap Erika meninggal dan Anneliese hidup, tapi kenyataannya terbalik. Kalau begitu, diriku di masa lalu, selamat tinggal Erika. Sekarang, identitasku sebagai Anneliese, selamat datang masa depanku,”.
Raja Dominick mengecup kedua tangan Putri Anneliese, dan keduanya saling menempelkan dahi bersamaan matahari mulai terbenam.