Seorang gadis membekap mulutnya, kala melihat banyak pria bersenjata tengah menyerang seorang pria muda. Ini bukan kali pertama bagi Aleandra melihat adegan sadis tersebut.
"Seru nih, ga boleh dilewatin," gumam Alea.
Sebelumnya Alea akan berlari, tapi tidak dengan sekarang. Jujur saja Alea itu gadis yang keponya tingkat maksimal. Terlebih lagi, pria muda itu tampan dan hebat.
Mencari posisi aman, Alea menonton tanpa niat membantu. Adegan yang dilihatnya ini, sama seperti adegan di novel mafia yang pernah ia baca.
Sementara pria muda yang dilihat Alea itu, tampak susah mengimbangi serangan lawan. Lima lawan satu?, ayolah ini pertarungan yang tidak seimbang.
bughh
Sebuah pukulan, melayang kepipi kirinya. Uh, sh*t bisa - bisanya mereka merusak wajah tampanku. Geram pria itu.
Tak sengaja, mata pria itu menangkap mata Alea yang sedang menonton dengan khusyuk. Alea tersentak kaget, sementara pria itu, tanpa aba - aba melemparkan sebuah belati. Tidak mengenai Alea, namun tepat menancap di tanah.
"Untung ga kena," lirih Alea, mengusap dadanya.
Sementara lima pria itu, masih menghajar pria muda tadi dengan brutal. Alea bimbang, apakah ini kode untuk meminta bantuan?. Alea memang bisa beladiri, tapi jika melawan lima pria itu?, apa ia sanggup.
Alea ingin beranjak pergi, namun, melihat mata tajam pria muda itu ia jadi mengurungkannya. Seakan mata pria itu berkata 'Wajahmu sudahku tandain' Alea bergidik melihatnya.
Dengan mengendap - endap, Alea berjalan pelan menghampiri lima pria untuk menyerang dari belakang. Namun sebelum itu terjadi, seorang pria menyadari kehadirannya terlebih dahulu.
"Wah gadis kecil ini, ingin menjadi pahlawan kesiangan," ujar pria itu mulai menyerang Alea.
"Tapi hari sudah malam paman, bukankah harusnya pahlawan malam," balas Alea. Pria itu kewalahan, kala Alea menyerang dengan brutal.
"Woii, bantuin" panggil pria itu pada teman - temannya. Mereka yang sebelumnya tak sadar akan kehadiran Alea 'pun kaget. Melihat para pria itu lengah, pria muda tadi meraih belatinya yang terpental. Dan terjadilah pertarungan dua, lawan lima.
Alea dengan mudah membalas serangan dua pria sekaligus. Sementara pria muda tadi tampak tersenyum tipis, pertarungan mereka imbang sekarang.
bughh
Alea meninju wajah pria yang hendak menyerangnya.
"Ini untuk paman yang sok kuat,"
bughh
Selanjutnya Alea menendang perut pria tersebut. "Ini untuk paman yang manggil aku gadis kecil," serangan Alea berakhir kala memukul perut pria tersebut bertubi - tubi. Kelompok lawan tampak terdesak, satu persatu dari mereka memilih pergi.
Sementara Alea tak sadar dan masih menghajar pria yang sudah terkapar.
"Hey hentikan, kau bisa membuatnya mati," barulah Alea tersadar kala pria muda itu berbicara.
"Ke arah mana mereka pergi?," Alea bertanya, namun pria itu hanya menunjuk kedepan. Dengan segera, Alea menyeret pria yang sudah pingsan akibat pukulan nya ke arah yang ditunjuk pria muda tadi.
"Apa yang akan kau lakukan?," tanya pria itu bingung. Alea melirik, sekarang ia tak tertarik lagi dengan wajah tampan pria itu. "Mereka tak setia kawan, bisa - bisanya meninggalkan teman mereka sendiri," balas Alea melanjutkan aktivitasnya.
Saat sampai di persimpangan, Alea meletakkan pria tersebut dan menyandarkan nya ditiang. Gadis itu menghirup nafas kasar sebelum akhirnya
"WOIII TEMAN KALIAN NIHH, JAN DITINGGALIN"
Pria muda itu terlonjak, kala Alea berteriak. Sungguh gadis yang menarik pikirnya.
"Hidupmu tak akan aman setelah ini," kata pria itu menepuk bahu Alea pelan. Dan barulah ia sadar, resiko yang ia terima akibat membantu pria dihadapannya.
" anda 'kan sudah saya bantuin, nah sekarang anda yang harus bantuin saya," Alea nyengir, berharap bisa meluluhkan pria di hadapannya.
"Asal kau selalu berada dipengawasanku," balas pria itu membuat Alea berjingkrak senang. Lagi pula, ia hanya hidup sendiri di dunia ini. 'Tak ada salahnya 'kan jika ia menerima?.
"Perkenalkan namaku Aleandra, dan namamu?," Alea membukuk 'kan badannya ala bangsawan. Membuat pria itu terkekeh geli.
"Alvaro, dan aku ketua mafia Black Devil,"
_____
____
___
__
_
Dan cerita ini diakhiri dengan wajah Alea yang cengo.