Aku memang orang miskin. Semua orang sering kali menghinaku. Karena aku tinggal di gubug yang reyot dan sudah tak punya orang tua. Aku hidup sebatang kara. Tak punya sanak saudara. Kerjaku hanya membantu orang lain mengerjakan pekerjaan rumah tangganya. Panggil saja aku, Tina.
Setiap hari, aku selalu bekerja di rumah majikanku, Tuan Reyhan. Beliau adalah seorang presiden direktur di salah satu perusahaan di kota X ini.
Bagaimana aq bisa diterima?? Yaa...karena pada saat itu beliau sedang kekurangan orang dalam mengurus pekerjaan rumahnya. Dan aku, mendaftarkan diri disana.
Usiaku masih terhitung muda, sekarang aku baru berusia 20 tahun. Aku hidup sendiri karena ayah dan ibuku sudah meninggal saat kecelakaan dua tahun yang lalu, saat aku baru lulus Sekolah Menengah Atas. Rumah yang aku tinggali sekarang adalah satu-satunya peninggalan mereka. Dan sejak beberapa hari setelah hari itu pula, aku mulai bekerja di rumah Tuan Reyhan.
_________________######________________
Pagi hari setiap jam 6 pagi aku harus menyiapkan sarapan untuk Tuan Reyhan. Apa yang beliau sukapun, aku sudah mulai hafal dan faham.
"Tok.. tok.. tok..! Tuan, sarapan sudah siap." , ucapku setelah mengetuk pintu kamar beliau.
"Baiklah, aku segera kesana." , jawab Tuanku itu.
Tuan Reyhan memang sudah berkepala tiga, usianya 30 tahun, tapi dia memiliki tampang pria berumur 20 tahunan. Begitu tampan. Hanya saja, sikap dinginnya yang bagaikan es itu, membuat siapapun yang menatap ke arahnya merasa kedinginan.
Bahkan aku sendiripun merasa seperti itu. Beliau adalah orang yang sangat keras kepala, egois dan juga sangat emosian. Yah,, tapi selama hampir 2 tahun aku bekerja disini, aku belum pernah melihatnya tersenyum lebar.
Aku selalu bermimpi, andai saja aku bisa punya suami yang kaya dan tampan seperti Tuan Reyhan ini. Tapi bukan yang sikapnya dingin seperti ini. Ya setidaknya yang penyayang sama istrinya kelak, hehe.. Tapi mimpi hanyalah mimpi.. Mana mungkin bisa jadi kenyataan. Tuan Reyhan tak mungkin mau sama aku yang sebatang kara dan miskin ini. Yah,, meskipun menurutku, aku masih tak kalah cantik sama artis-artis yang sering nongol di televisi. (Narsis sedikit bolehlah yaa... Hehehe.. ^_^ )
Sudah hampir tengah malam, dan Tuan Reyhan baru saja pulang dari kerjaannya. Mungkin beliau banyak kerjaan, lembur sampai tengah malam begini. Aku yang sudah begitu mengantuk membukakan pintu lebar-lebar sambil menundukan pandangan, takut aku akan terpikat oleh ketampanannya.
"Ya, Tuhan... Andai saja kamu suamiku, saat pulang begini aku akan bisa langsung memelukmu..", ucapku dalam hati.
Aku masih tertunduk sambil memegang gagang pintu. Dan Tuan Reyhan mengagetkanku dengan suaranya.
"Tina, cepat tutup pintunya! "
Seketika lamunanku buyar olehnya.
"Eh, oh,, baik Tuan!"
Aku bergegas menutup pintu dan melangkahkan kaki dengan cepat menyusul Tuan Reyhan. Aku berhenti melangkah ketika beliau menghentikan langkahnya di depanku.
"Kamu buntutin aku, mau ikut aku masuk, hah?!" , tanyanya padaku dengan raut wajahnya yang dingin itu.
Tanpa sengaja aku mendongak, menatap wajah Tuanku yang tampan itu. Begitu tampan, sampai membuat aku lupa bahwa dia adalah majikanku yang harus aku hormati.
"Uda puas liatin aku??", tanyanya lagi padaku.
Aku kembali terdiam. Dan kembali menundukkan kepalaku, "Tidak tuan, mohon maafkan saya."
Tuan Reyhan berbalik dan masuk ke dalam kamarnya. Aku menghela napas panjang. Untung saja aq tidak diberi hukuman sama beliau. Kalau tidak, habislah sudah... Tak tau lagi aku harus bekerja dimana lagi.
"Hoaaahm.... Aku sudah ngantuk. Tuan sudah pergi tidur, aku juga baiknya pergi tidur malam ini, sudah terlalu malam. Besok aku masih harus bangun pagi-pagi lagi.", ucapku dalam hati sambil beranjak ke tempat tidurku.
###
Keesokan paginya ....
"Tina, hari ini kamu ikut saya. "
"Kemana Tuanku?? "
"Ketemu sama orang tuaku. "
Baru saja aku bangun tidur, tapi aku seperti ketiban rejeki durian runtuh. Tiba-tiba mau diajakin tuan Reyhan ketemu sama kedua orang tuanya.
"Apakah aku akan jadi istri dari Tuan Reyhan?? Apakah aku akan hidup bersama dengannya??"
Pikiranku berkecamuk tak karuan. Banyak pertanyaan melintas di atas kepalaku. Tapi aq mencoba untuk tenang.
"Baik, tuan." , jawabku dengan senyum tipis tersungging di bibirku.
"Baiklah, nanti kau segera siap-siap. Jam 8 kita berangkat. "
Jam 8 pagi, sudah waktunya aku dan tuanku berangkat ke kota P.
Di tengah perjalanan, beliau berkata kepadaku.
"Tina, maaf kalau aku tiba-tiba mengajakmu untuk pergi bersamaku. Aku bingung, karena orang tuaku mendesakku untuk segera menikah. Dan aku, sekarang aku masih belum menemukan orang yang akan ku nikahi. Tapi kamu, karena kamu telah melayaniku selama hampir 2 tahun lamanya, aku fikir kamu akan sedikit banyak paham dan mengerti tentang aku sehari-harinya bagaimana. Jadi, ku pikir,, kamu mungkin bisa membantuku. ."
Aku terdiam. Masih bingung mau memulai kataku darimana. Setelah beberapa saat, aku mulai berfikir, dan membalas dengan jelas perkataannya tadi.
"Tuan, jika memang Tuan berkenan untuk saya membantu Tuan, saya akan dengan senang hati membantu. Karena selama ini Tuanlah yang membantu saya juga. Tuan yang sudah memberikan saya kesempatan untuk menjadi pelayan tuan, dan selain itu, saya hanya perlu tuan tau, kalau saya hanyalah seorang anak yatim piatu tanpa orang tua, tanpa sanak saudara. hanya sebatang kara... "
"Aku mengerti.. Tak perlu kamu risaukan, aku sudah tau itu semua. Hanya saja bersikaplah biasa saat bertemu mereka dan jangan lupa panggil aku Mas Reyhan saat kamu bicara dengan mereka. "
Keadaan kembali sunyi. Hanya terdengar deru mobil yang melaju semakin kencang.
###
"Pa, Ma, kenalin ini Tina. Orang yang mau aku kenalin ke papa mama. Dia gadis yatim piatu. Tapi aq knal sama dia uda hampir 2 tahun. Dan dia juga uda mengerti bagimana aq selama ini, benar kan, Tina??"
Sudah sampai di kediaman orang tua Tuan Reyhan, dan pertama kali yang dia bicarakan adalah mengenalkanku dengan orang tuanya itu. Aku tersenyum menatap kedua wajah orang tuanya itu.
"Oh, jadi kamu Tina. Sudah berapa lama kamu kenal sama Reyhan?"
Aku menatap Tuan Reyhan. Dia hanya memberikan anggukan kepadaku.
"Iya, Om, tante. Kenalkan, nama saya Tina. Tina Arsyilla. Saya yatim piatu om, tante. Ayah dan ibu saya sudah meninggal dua tahun yang lalu. Dan..."
Belum selesai aku bicara, Tuan Reyhan memotong.
"Pa, Ma, udah cukup kenalannya. Aku mau mengajak Tina keliling rumah sebentar. Biar dia tau kondisi disini. Ayo, Tin.." , ajaknya sambil menarik tanganku.
"Permisi om, tante..." , ucapku sambil mengikuti langkah kaki Tuan Reyhan itu.
Aku berjalan menelusuri sepanjang halaman rumah tuan Reyhan, oh tidak.. yang harusnya sudah aku panggil "Mas Reyhan" itu. Berhenti di tengah taman rumah, Mas Reyhan mengatakan sesuatu kepadaku.
"Tina, mungkin ini mendadak buat kita berdua. tapi aq sendiri juga bingung. Mulai hari ini, kamu akan jadi tunanganku, dan akan menjadi calon istriku. Kelak kamu tak boleh memanggilku dengan Tuan lagi. Aq terima kamu apa adanya. Dan semoga kamu berkenan dengan yang aq berikan sekarang.
Tina, maukah kau menikah denganku..???"
GUBRAAGGG..!!!!
Serasa di sambar petir.. kagetnya bukan maen. Bingung, senang, haru, dan semuanya campur aduk jadi satu. Aq mencubit lengan tanganku sendiri, "Aww...!" , ternyata ini bukan mimpi.
"Mau.. mau sekali mas...!!"
Aq berteriak kegirangan, dengan mataku yang sedikit berkaca-kaca menahan tangis karena bahagia.
Mimpi yang aku impi-impikan akhirnya bisa terwujud. Dua tahun penantianku, perjuanganku tidak sia-sia.
Aku yang sekarang memanglah masih Tina si pelayan..
Tapi aku di masa depan,, adalah Tina Istri sah Tuan Reyhan, Pengusaha muda yang paling sukses di kota X. Dan menjadi istri dari Boss muda terkaya.
Terimakasih Tuhan.. Kau berikan aku orang yang akan benar-benar menjagaku di sisa hidupku.
Aku akan menjaganya dan mencintainya sepenuh hatiku... Terimakasih Tuhan..
^_^
##Terimakasih telah membaca.. #